Kamis, 03 Februari 2011

FF/ Love & Struggle/ chap 1

Fan Fiction
Title : Love and Struggle Part 1
Author: Fizah Cassiopeia a.k.a me
Cast :
Shin Ha Jin
Han hyo Ri
Kim Jaejoong
Shim Changmin
Kim Junsu
Jung Yunho
Park Yoochun
Kim Heechul
Kang Soo Hee [other cast nyusul]


Annyeong…
Author balik lage dari peraduan *jiaahh*
Mianhe kalo ceritanya gaje…
Ff ini Cuma focus sama 1 couple… karena author lagi ngebet ama jaepa... hehe harap dimaklumi *bow 90 drajat*
Owhh…iya… sedikit banyaknya… cerita ini terinspirasi dari pengalaman author
Happy reading ^^

Background song : Begin, toki wo tomette, Tea for Two [ <3 TOHOSHINKI <3],,, My Everything [CSJH/ Tenjochiki] ,,, Holding Back The Tears & When we’ll be together [DBSK],,,

Jaejoong POV [background song Holding Back The Tears]
Malam ini…Pikiranku kalut. Aku terus mengendarai motorku. Kupacu kecepatannya hingga 150 km/jam. Hari ini hari sial bagiku. Umma dan appa lagi-lagi pergi setelah sebulan ke luar kota. Kenapa mereka harus selalu seperti itu? Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Hingga melupakanku. Anak semata wayang mereka.

Jessica, yeoja chinguku selingkuh dengan namja lain. Dasar yeoja kurang ajar. Sekarang aku begitu membencinya.Aku menyesal pernah menjalin hubungan dengannya.Dia tak jauh berbeda dengan mantanku yang lain.Apa kurangnya aku. Tampangnya saja yang baik, hatinya busuk ! Apa yeoja yang benar-benar baik sudah tidak ada lagi?
Tiba-tiba...Aku terperanjat. Ada Truk melintas di depanku.Semakin mendekat. Aku berteriak dan langsung membanting stang. Setelah itu semuanya gelap.


Ha Jin POV
Aku menatap ke luar jendela dari lantai 7. Pikiranku kosong. Sudah 3 hari aku berada di sini. Di sebuah rumah sakit di kota Seoul. Aku ingin pulang. Aku ingin kembali kuliah dan bekerja. Bukan terbaring lemah di sini. Aku divonis kena penyakit ISPA dan kanker paru-paru. Untungnya kanker paru-paruku masih stadium awal. Jadi masih ada harapan sembuh dengan menjalani serangkaian terapi. Aku tidak menyangka kedua penyakit ini bersarang dalam tubuhku. Sebenarnya Aku tidak terlalu mencemaskan penyakitku itu. Namun, yang jadi pikiranku sekarang adalah bagaimana cara membalas kebaikan Hyo Ri, sahabat terbaikku. Dia lah yang membawaku ke sini setelah menemukanku pingsan di toilet kampus. Dia juga yang membiayai semua perawatanku disini. Aku jadi tidak enak dengannya. Aku terlalu banyak merepotkannya. Pernah kucoba untuk keluar dari sini. Namun, lagi-lagi Hyo Ri melarangku. Dia menceramahiku habis-habisan. Dia anak keluarga yang kaya raya. Hyo Ri satu-satunya teman yang peduli denganku. Aku bersukur berteman dengan yeoja sebaik dia.
Aku adalah anak dari keluarga yang pas-pasan. Sangat pas-pasan malah.Aku tinggal di Pyongyang dengan appa tiriku. Beliau adalah kuli bangunan.Ummaku meninggal setelah beberapa bulan bercerai dengan appa kandungku. Waktu itu umurku 10 tahun. Padahal sebelum umma bercerai. Hidup kami begitu bahagia. Aku tidak mengerti sama sekali kenapa umma dan appa bercerai. Dan sekarang aku kuliah di sebuah universitas ternama di Seoul jurusan Psikologi. aku bersukur karena dapat beasiswa. Aku tidak hanya kuliah, aku juga bekerja sambilan. Pagi hari aku kuliah. Kemudian sore sampai malamnya aku jadi pelayan restoran. Dan terkadang aku juga menyempatkan diri membuat artikel dan mengirimnya ke redaksi. Dan untungnya aku dapat upah yang lumayan dari redaksi itu.
Bahkan sebelumnya aku pernah menjadi kuli rel kereta api dan harus menyamar menjadi namja. Aku benar-benar terpaksa melakukannya. Tapi aku menikmatinya. Yah... pengalaman hidup yang tak terlupakan. Aissshhh... Tiba-tiba dadaku sesak. Sakit sekali rasanya bernafas. Ada yang menusuk.
End of Ha Jin POV

Author POV
”Ha jin-ahh... bagaimana kondisi kamu?” tanya Junsu. Ia salah satu perawat laki-laki di rumah sakit ini. Dengan mudah Ha Jin berteman dengan beberapa perawat, termasuk Junsu. Seperti biasa, malam ini semua pasien diperiksa tekanan darahnya.
”Ne... sudah agak membaik” jawab Ha Jin berbohong.
”Joengmal? Bagus kalau begitu” lanjut Junsu tersenyum.
”apa aku sudah boleh pulang dalam waktu dekat ini?” tanya Ha jin semangat.
” yang menentukan bukan aku, tapi dokter muda yang kemarin. Kamu juga masih pucat. Jalani dulu perawatan di rumah ini, jangan berpikir untuk pulang dulu” ucap Junsu tersenyum. Junsu menensi Ha jin
”Aisssshhh... masih sama,, 100/50, banyak-banyaklah istirahat.” ucap Junsu prihatin.

********

Terlihat beberapa suster sibuk menyiapkan beberapa peralatan. Dokter muda Changmin juga tak kalah sibuk. Ada seseorang yang masuk rumah sakit. Seorang namja, ia masih tak sadarkan diri.Ia korban kecelakaan *reader pasti sudah bisa nebak* Karena banyak yang terkena wabah DBD akhir-akhir ini, kamar di rumah sakit ini sudah penuh, sehingga pasien baru itu sekamar dengan Ha jin. Kamar 307 yang lumayan luas.
”Ha Jin-ahh... kamu kedatangan teman baru” ucap Heechul menghampiri Ha jin
”Ne... kenapa dia sekamar denganku?” tanya Ha jin.
”kamar di rumah sakit ini sudah penuh, jadi terpaksa disini” potong Soo hee yang mendengar pembicaraan mereka. Mereka adalah perawat di sini.
”joengmal? Berarti banyak sekali orang-orang yang sakit” ucap Ha jin
”ne... akhir-akhir ini wabah DBD meluas” jawab Hee chul.
”Omona,,, coba liat pasien namja itu begitu tampan” seru soo hee.
Hee chul melotot ke arah soo hee, yup... hee chul adalah namja chingu soo hee. Soo hee terkekeh melihat ekspresi Hee chul.
“Ne… oppa… kamu masih jauh lebih tampan” puji soo hee kemudian. Ha jin hanya cekikikan melihat kedua sejoli ini.
”Ha jin-ah...” junsu yang sedari tadi sibuk memasang gips di kedua kaki namja itu menghampiri Ha jin.
” ne... ”
” pasien baru itu akan sekamar denganmu untuk waktu yang cukup lama” ucap Junsu.
”ne... gwanchana”
” namja itu adalah sunbaeku waktu SD, dan sekarang dia masih tak sadarkan diri, tulang kakinya retak karena mengalami benturan yang cukup kuat akibat kecelakaan” ucap Junsu dengan ekspresi sedih.
”kasihan sekali dia...” ucap Ha jin.
”untuk sementara dia belum bisa berjalan, tapi dengan operasi, kakinya masih bisa kembali” jelas Junsu.
”sukurlah...” tambah Ha jin.

*******

Paginya...
Author POV
”Andweeeeeeeeeeeeeeeeee !!!!” kakiku… kakiku… kenapa begini…tak bisa digerakkan… sakit sekali…” seru Jaejoong yang sudah sadar.
“Mwo !!! dimana akuu !!!” ucapnya panic setelah menyadari ia sekarang berada di ruangan yang asing. Ia mencoba mengingat kejadian kemaren. Ia mengalami kecelakaan.
“Omonaa!” Ha jin terkejut mendengar teriakan Jaejoong. Ia terbangun dari tidurnya.
Junsu dan Heechul yang mendengar teriakan Jaejoong langsung panic dan berlari ke kamar 307.
”Jaejoong-shhi, ada apa?” tanya Junsu dengan ekspresi sedikit panik.
”Ne... apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya heechul tak kalah panik.
”Kakiku... ada apa dengan kakiku...” seru Jaejoong panik. Heechul dan Junsu saling bertatapan. Apa yang harus mereka katakan. Apakah mereka harus terus terang.
”Junsu-ahh... ada apa dengan kakiku?” tanya Jaejoong membuyarkan lamunan mereka.
”mwo! Sunbae masih ingat aku? Aku kira sunbae sudah tidak mengenaliku lagi” ucap Junsu.
”Pabo... ya jelas aku masih ingat dengan kamu, bagaimanapun juga kita pernah satu geng waktu SD”
”owh... ne... aku senang sunbae tidak melupakannya” Junsu tersenyum.
”Junsu-ahh... kamu belum jawab pertanyaanku. Kenapa kakiku jadi begini?”
Heechul dan Junsu pun akhirnya memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.
”mwo!!!” Jaejoong tak percaya. Seketika tubuhnya menjadi lemah mendengar penjelasan mereka.
”jadi... sekarang...aku harus memakai kursi roda” ucap Jaejoong lirih. Tatapannya kosong.
End of Author POV

Ha Jin POV
Aku sangat terkejut mendengar teriakan namja itu. Aku langsung terbangun dari tidurku. Ingin rasanya aku memarahinya karena telah mengganggu tidurku. Tapi aku tidak boleh melakukannya. Rupanya ia sudah sadar. Ia terlihat sangat shock dengan kondisinya yang sekarang. Aku kasihan melihatnya.
End of Ha jin POV

Author POV
Sarapan untuk pasien pun datang. Ha jin segera menyantapnya. Namun tidak dengan Jaejoong. Ia masih merenungi nasibnya. Ha jin menyantap sarapannya seraya terus melihat ke arah Jaejoong dengan ekspresi kasihan.
Jaejoong melirik menu sarapan pagi itu.
”Aisshh... makanan apa ini?” keluh Jaejoong. Nafsu makannya hilang seketika.
”benar-benar sial aku hari ini” keluhnya lagi.
”makanlah sarapanmu” ucap Ha jin.
”walaupun sederhana, makanan itu bagus untuk kesehatan, makanlah... biar cepat sembuh” ucap Ha jin lembut seraya tersenyum.
Jaejoong menoleh ke arah Ha jin. Ia baru sadar ia tak sendiri di kamar ini.
”Ya... kamu kira dengan makan sarapan tidak bermutu seperti ini aku akan sembuh? Yang ada aku akan tambah sakit” ucap Jaejoong agak kasar. Ia masih emosi.
”menu sarapan itu sudah di siapkan oleh ahli gizi di rumah sakit ini sesuai dengan penyakit yang diderita pasiennya” jelas Ha jin sabar.
“ tau apa kamu mengenai penyakitku?” lagi-lagi Jaejoong emosional.
“ hmmmmhh...aku sudah tau, kamu korban kecelakaan lalu lintas... dan kakimu...”
Belum sempat Ha jin menyelesaikan perkataanya, Jaejoong memotongnya.
”jangan campuri urusanku !” bentak Jaejoong. Ha jin terkejut mendengar nada bicara Jaejoong.
”mianhe...” ucap Ha jin.
End of Author POV

Ha Jin POV
Galak sekali namja itu. Padahal aku hanya menyuruhnya memakan sarapannya. Menurutku menu sarapannya tidak buruk. Kenapa namja itu begitu mengeluhkannya.
End Ha Jin POV

Author POV
Satu jam lagi akan ada visit dokter (kunjungan dokter) yang akan memeriksa perkembangan kondisi pasien di rumah sakit ini.
”Aissshhh.... kamar macam apa ini? ACnya tidak berasa sama sekali” keluh Jaejoong.
”Kamu kepanasan? Kalau begitu akan kuturunkan suhunya” ucap Ha jin memencet remote AC. Suhu di ruangan itu menjadi 20 derajat. Sebenarnya saat itu Ha jin sudah kedinginan.
”Ya... ini masih panas” ucap Jaejoong.
”tapi ini masih pagi...”
” memangnya kenapa kalau pagi? Apa tidak boleh memakai AC?” protes Jaejoong.
”lebih baik tidak usah pakai AC. Udara di luar masih segar”
” kalau begitu kamu saja yang keluar”

TBC ***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar