Senin, 07 Februari 2011

FF/ Love & Struggle/ chap 7

Fan Fiction
Author : Fizah Cassiopeia a.k.a Vieza jaemin Cassie a.k.a me
Title : Love and Struggle Part 7
Cast : Shin Ha Jin
Han hyo Ri
Kim Jaejoong
Shim Changmin
Kim Junsu
Jung Yunho
Park Yoochun
Kim Heechul
Kang Soo Hee [other cast nyusul]


Jaejoong POV [Background song Begin]
Aku berada di ruangan operasi. Aku tersenyum mengingat yeoja itu memberikan semangat kepadaku.
Flashback
”Oppa... Hwaitingg!!! Operasi tidak semenakutkan itu... walau nanti akan ada sensasi-sensasi yang membuat kakimu mungkin sakitnya sesakit seseorang yang dikuliti kulitnya” ucap Ha jin
”ahahaha... kamu mau memberi semangat apa mau menakut-nakutinya?” tanya yunho yang sedang berada di kamar 307.
”dua-duanya...”ucap yeoja itu nyengir.
End of Flashback
Aku sama sekali tidak takut operasi. Aku hanya takut akan meninggalkan rumah sakit ini.
”Hyung-ah.. aku akan segera membiusmu” ucap changmin.
”nde..” ucapku. Kemudian semuanya menjadi gelap.
End Jaejoong POV

Beberpa hari kemudian
Author POV
”chukkae... sekarang kamu sudah bisa berjalan. Mulai besok kamu sudah diperbolehkan pulang” ucap changmin.
”mwo!” Jaejoong terperanjat. Ia kaget. Seketika badannya membeku.
”kenapa... secepat ini...” batinnya. Dia sama sekali tidak merasa senang.
”changmin-ahh... apa aku tidak akan melakukan terapi lagi?”
”anii... sekarang kakimu sudah tidak apa-apa lagi... hyung-ahh.. kenapa kamu jadi tidak bersemangat seperti ini?”
”anii... Changmin-ahh.. gomawo...”ucapku seraya meninggalkan ruangan Changmin.
”ne...” Changmin tersenyum ramah. Kupaksakan sedikit senyumku.
End Author POV

Jaejoong POV
Arrgghh... aku benar-benar tidak ingin meninggalkan rumah sakit ini... aku berjalan sepanjang koridor. Ha jin-ahh... aku tidak ingin berpisah denganmu...
Aku mencari-cari sosok yeoja itu dan ternyata ia ada di balkon. Ia terlihat terbatuk-batuk. Aku pun beranjak kesana.
”ha jin-ahh... masuklah... malam ini begitu dingin...nanti kamu tambah batuk”ucapku.
”gwanchana... aku ingin menikmati udara malam... lagipula... aku sudah memakai ini...”ucapnya seraya mempamerkan selimut yang dipakainya. Aku terkekeh.
”wahhh... ada bintang merah...” serunya
”mana... mana...”ucapku
”itu...”
”Aishh... itu bukan bintang...” ucapku.
”mwo! jelas-jelas itu bintang... coba liat... kelap kelip...?” ucapnya lagi.
”aniyo... itu sama sekali bukan bintang”
”heh... aku tau... itu planet kan? Wah malam ini ada penampakan planet ternyata..”
”pabo... itu lampu pesawat terbang...”ucapku.
”huh? Joengmal.. tapi terlihat seperti benda langit... ”
“aissshh... ada-ada saja... kalau benda langit tidak akan bergerak kesana-kemari seperti itu...arraso” jelasku.
”owhh... benar juga...” ucapnya menggembungkan pipinya. Sungguh membuatku semakin gemas. Sekarang aku berdiri dekat dengannya.
”Ha jin-ahh... ”
”nde..”
”aku... aku... besok akan pulang...” ucapku. Ha jin terlihat terkejut. Ia terdiam sejenak. Dari ekspresinya ia terlihat kecewa.
”chukkae oppa... kamu sekarang sudah sembuh..” ucapnya tersenyum ke arahku. Aku tidak tau apa yang dipikirkannya.
[Background song my Everything CSJH]
”Ha jin-ahh... apa kamu senang aku akan pulang?” tanyaku.
”ne... ”
”waeyo..” aku menatapnya yang sedari tadi tidak memalingkan wajahnya sedikitpun dari langit-langit malam yang bertaburan bintang.
”hmmphh.... karena oppa tidak perlu susah-susah menggunakan kursi roda lagi... tidak susah-susah memakai tongkat lagi untuk berjalan... tidak susah-susah memakai gips lagi, dan... tidak susah-susah sekamar dengan yeoja sepertiku lagi” jelasnya panjang lebar seraya tersenyum. Tanpa pikir panjang aku segera merengkuh tubuhnya kepelukanku. Aku terharu mendengar kata-katanya.
”oppa...apa yang kamu lakukan..” ucapnya mencoba berontak.
”Ha jin-ahh... tolong izinkan aku memelukmu malam ini... ini malam terakhirku...” ucapku terus memeluknya. Ia terdiam. Tidak ada perlawanan lagi. Ia bahkan membalas pelukanku. Aku benar-benar bahagia saat ini... semoga nanti... aku ditakdirkan bersamanya.
”Ha jin-ahh...”
”ne...”
”aku... ”belum sempat aku mengutarakan perasaanku. Junsu datang ke kamar kami.
”Annyeong....!!!” tiba-tiba junsu datang. Sontak Ha jin melepaskan pelukanku. Aku tidak tau Junsu melihat kami atau tidak.
”Aaaa.... kalian.... mianhe... apa aku mengganggu kencannya..” ucap Junsu merasa bersalah. Ia melihat kami. Kulihat muka Ha jin merona. Aku hanya garuk-garuk kepala.
”Ya! Junsu-ah.. kenapa tidak mengetuk pintu dulu” ucapku.
”hyung-ahh... biasanyakan aku juga tidak mengetuk pintu... aku hanya ingin memberi suntikan ini kepada Ha jin. Changmin tiba-tiba memberikan suntikan tambahan ini...”ucap Junsu seraya menyuntikkan cairan kuning ke selang infus Ha jin.
”ehehehe... mianhe... lanjutkan saja kencannya...” goda Junsu.
”mwo! ka-kami... tidak...”Junsu memotong omongan Ha jin
”Aisshh... Ha jin-ahh, tidak usah malu-malu begitu... silakan dilanjutkan...” ucap Junsu tersenyum nakal. Ia kemudian berlalu meninggalkan aku dan Ha jin. Untuk beberapa saat aku dan Ha jin jadi canggung.
”oppa... aku tidur duluan ya...” ucapnya seraya berlalu meninggalkanku.
*****

Malam ini... aku tidak bisa tidur... mungkin karena malam terakhirku di sini. Ku lihat yeoja itu tertidur pulas. Aisshh... manisnya... aku jadi ingin tidur di sampingnya... mwo! apa yang kupikirkan... Pabo...
Aku mendekat ke kasur yeoja itu dan duduk disampingnya. Kupandangi wajahnya. Wajah yang begitu manis. Aku tidak bosan-bosan menatapnya. Aku jadi ingat bagaimana pertama kali bertemu dengannya. Waktu itu aku sangat emosional, dan tak disangka-sangka aku sekarang menyukainya... kalau jadi begini aku ingin terus dirawat di rumah sakit ini.
Aku membetulkan selimut yeoja itu. Aku membelai tangannya. Aku mendekatkan wajahku ke kupingnya. ”Ha jin-aa... sarangheyo..” bisikku membuatnya mengibas-ngibaskan tangannya ke telinga. Pabo... aku bukan nyamuk... aku benar-benar menyukai tingkahnya yang seperti itu. Aku menyukai semua yang ada pada dirinya... Untuk pertama kalinya, aku benar-benar jatuh cinta.
End of Jaejoong POV

Author POV
”Ha jin-ahh... hari ini Joongie pulang, jaga dirimu baik-baik ya..” ucap umma Jaejoong.
”ne...” ucap Ha jin seraya terus memperhatikan ahjumma itu mempersiapkan semua barang Jaejoong.
”ne... nanti kamu pasti akan merindukan Jaejoong” godaYunho.
”mwo!” Ha jin terkejut.
”Aisshh... benarkah itu Ha jin... kalau begitu nanti Joongie akan kusuruh sering-sering menjengukmu...” ucap umma Jaejoong.
”mwo!” Jaejoong terkejut. Yoochun yang mendengarnya hanya bisa cekikikan.
”Jaejoong-ahh... umma-mu gencar sekali menjodohkan kalian...” bisik Yoochun kepada Jaejoong. Sebenarnya Jaejoong senang.
”aniyo... tidak usah seperti itu...” ucap Ha jin sungkan.
”kamu tidak perlu sungkan... Jaejoong juga sama sekali tidak keberatan... ” goda Yoochun menyikut lengan Jaejoong.
”kalau Jaejoong keberatan, biar aku saja yang nanti sering-sering kemari...” Yunho memancing Jaejoong.
”mwo!” Jaejoong terkejut mendengar Yunho bicara seperti itu.
”kenapa jadi kamu yang semangat menjenguknya...” Jaejoong sedikit keberatan.
”aaaaa.... Joongie-ahh... kamu juga... dari tadi malu-malu seperti itu...” umma Jaejoong ikut bicara. Jaejoong hanya garukgaruk kepala. Yoochun dan Yunho cekikikan. Baru pertama kali mereka melihat seorang Jaejoong malu-malu seperti ini.
End Author POV

Seminggu kemudian [background song: Holding back the tears DBSK]
Ha jin POV
Lelah sekali rasanya habis diterapi.Kenapa aku merasa kondisiku kian memburuk? Kutatap kasur di sampingku. Aku merindukan Jaejoong oppa. Sekarang, aku benar-benar sendirian. Padahal baru saja Hyo ri menjengukku. Sejak kepulangan oppa. Aku benar-benar kehilangan semangatku. Aku memejamkan mataku. Dikepalaku bermunculan wajahnya.Oppa...kapan kamu menjengukku lagi.
Flashback
Siang itu, aku mengantuk dan tertidur lelap. Tiba-tiba saja ketika aku membuka mataku aku melihatnya duduk di sampingku. Ya... Jaejoong oppa.
”Omo...omo...” aku terkejut. Dia hanya terkekeh melihatku.
”apa kamu masih ingat denganku?” tanyanya.
”mana mungkin aku lupa... namja yang pernah terbaring di kasur itu...” ucapku seraya menunjuk kasurnya dulu.
”bagaimana keadaanmu sekarang... kuharap kamu cepat sembuh... aku ingin melihatmu di kampus...”ucapnya.
”huh?... aku baik-baik saja,,,nde... aku akan berusaha..” ucapku.
”Ha jin-ahh... mianhe, baru sekarang aku datang menjengukmu. Aku harus mengejar mata kuliahku yang tertinggal...”ucapnya.
”ne... gwanchana... tidak usah minta maaf seperti itu...”ucapku tersenyum.
“Ha jin-ahh... kenapa sekarang kamu tambah pucat?” ucapnya memperhatikan wajahku.
”aniyo... hanya sedikit kelelahan... hehe,,, oppa kenapa cara bicaramu berubah?” tanyaku asal,,, mengalihkan pembicaraan.
”memangnya kenapa? Aku tidak berubah... apa kamu merindukanku?” dia mulai menggodaku lagi.
”uhuk...uhuk...”aku terbatuk. Batuknya tersa sakit dari biasanya.
”apa kamu tidak apa-apa?” Jaejoong oppa mengkhawatirkanku. Ia mengelus pundakku.
”aniyo... ”ucapku seraya berjalan ke toilet dengan sempoyongan.
”Hati-hati...!!!” ucapnya menopang badanku. Aku bahagia saat itu.
”gomawo...” ucapku.
”apa perlu kutemani sampai ke dalam?” candanya. Aku hanya tersenyum. Mukaku tidak bisa merona seperti dulu lagi. Aku tidak tau kenapa. Tapi... saat ini, kondisiku tidak sestabil dulu lagi. Jaejoong oppa terlihat cemas melihatku yang tidak merespon guyonannya.
Aku menutup pintu toilet. Aku segera mencuci mukaku. Aku tidak enak badan hari ini. Dan lagi-lagi aku terbatuk-batuk. Batuk kali ini sakit sekali. Menusuk dadaku. Aigooo... aku kaget karena mulutku mengeluarkan sedikit darah segar. Ada apa ini. Aku takut. Segera kucuci tanganku. Aku bersukur, darahnya hanya sedikit. Saat aku membuka pintu toilet. Jaejoong oppa sudah berdiri di sana. Aku tersenyum. Aku senang karena dia mengkhawatirkanku. Dia kembali menopang tubuhku.
”Aisshhh... badanmu panas sekali...”ucapnya seraya merebahkanku ke kasur. Ia terlihat panik.
”mana perawatnya... Junsu-ahh !!!!” ia benar-benar panik.
”oppa... aku tidak apa-apa...”ucapku
”Aisshh... kamu demam, apanya yang tidak apa-apa” ucapnya seraya beranjak. Namun tangannya kugenggam. Aku mencegatnya ketika dia mau beranjak ingin memanggil perawat.
”oppa... jangan tinggalkan aku...”ucapku lirih. Jaejoong oppa kembali duduk di sampingku setelah mengompresku. Dia terus menggenggam tanganku.
”Ha jin-aa... sarangheyoo..” ucapnya lirih seraya mencium tanganku. Aku benar-benar terharu mendengarnya. Aku bahkan menitikkan air mataku.
“kumohon... bertahanlah...”ucapnya. Matanya mulai berkaca-kaca.
”pabo... oppa... kamu tidak boleh cengeng begitu...”ucapku menghiburnya.
”Ha jin-ahh... joengmal sarangheyo...”ucapnya lagi. Aku memejamkan mataku.
”oppa... aku tak pantas untukmu...”ucapku. Jaejoong oppa kaget mendengarku bicara seperti itu.
”anii... kamu tidak boleh bicara seperti itu... kalau kamu menolakku... aku tidak keberatan, tapi jangan bicara seperti itu lagi... Ha jin-aa... sarangheyo yongwonhi” ucapnya mengelus rambutku. Aku hanya bisa menitikkan air mataku.
”oppa... nado sarangheyo...” batinku.
End of Flashback
Aku benar-benar tidak pantas untuknya. Jaejoong oppa bisa mencari yang lebih baik dariku. Aku hanya seorang yeoja biasa yang penyakitan. Aku tidak mau kalau harus melihatnya sedih dengan kondisiku. Aku... aku... ingin dia bahagia... dengan yeoja lain... air mataku kembali jatuh. Aissshh... aku harus kuat.

TBC***






Tidak ada komentar:

Posting Komentar