Jumat, 11 Februari 2011

FF/ My Destiny/ chap 2

My 4th FanFiction
Author : Vizah Jaemin Cassie
Tittle : My Destiny chap 2
Cast :
-Member DBSK






-Lee Hyuk jae/ Eunhyuk


-Kim Hee Chul

-Park Ran Ran a.k.a Love Jaejoong

-Park Sin Mi a.k.a Yuran ‘eizu’ Hesty
-Park Hye jin a.k.a Yeitzha Cassiopeia
-Song Ji Yool
-Lee Yoo Rin
[other cast nyusul]



Changmin POV
Seperti biasa sehabis dari kampus aku mampir ke rumah yoochun hyung. Aku dan Yoochun hyung tidak berminat sama sekali ikut dengan hyung-hyung lainnya untuk menggoda yeoja-yeoja kampus. Yahh... mereka juga memakluminya.
Walau mereka seperti itu sebenarnya mereka baik. Aku kenal siapa mereka dari dulu... Aku tersenyum melihat Sin Mi datang. Ia terlihat kesulitan membawa buku-buku tebal.
”Aiishh, ada –ada saja Ran Ran... masa aku harus membaca buku sebanyak ini... katanya ini teknik agar bisa menguasai sastra... tapi kan tidak harus sebanyak ini juga...” Sin Mi menngoceh sendiri. Aku mengulum tawa.
”mau oppa bantu? Kayaknya bukunya berat ya...” ucapku.
”eh... ada Changmin oppa...”Ia tersenyum. Tanpa pikir panjang aku membantunya membawa buku-buku itu.
”tumben bawa banyak buku... ada angin apa?” tanyaku.
“ani… ran ran nyuruh baca buku-buku ini... katanya biar bisa lebih menguasai materi sastra... sekalian mengerjakan tugas juga” ucapnya.
”semangat banget ya dia nyuruh kamu... tapi bagus, sesekali kamu harus insaf” candaku membuat bibirnya manyun. Aku terkekeh.
”namanya juga ran ran, fanatik banget ama sastra...”jelasnya. Aku manggut-manggut. Aku kagum juga dengan Ran ran, baru beberapa kali aku bertemu dengannya. Aku yakin dia adalah sahabat yang baik untuk Sin Mi.
”eh... dongasaeng oppa yang paling cantik udah datang...” Yoochun hyung muncul dari lantai dua seraya menuruni anak tangga.
“huu... tumben muji, pasti ada maunya” ucap Sin Mi. Yoochun hyung garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“arraso, aku akan masak... pasti oppa belum makan..” Sin mi tersenyum seraya beranjak ke dapur. Yoochun hyung hanya nyengir seraya mengacak-acak rambut Sin mi. Yahh... kakak beradik ini memang seperti itu, mereka saling pengertian.
”dongsaeng oppa memang baik...” ucapnya. Aku terkekeh.Yoochun hyung hanya akan seperti itu kalau di depan Sin Mi. Ia sangat menyayangi Sinmi. Umma dan appa mereka jarang di rumah karena bisnis mereka di Jepang berkembang pesat.
Aku benar-benar kagum dengan yoochun hyung. Ia belum pernah punya yeojachingu hanya karena seorang yeoja. Yeoja yang sudah meluluhkan hatinya... hanya saja yeoja itu adalah teman SDnya dulu... mereka bahkan tidak pernah bertemu lagi semenjak lulusan SD.Katanya sih yeoja itu pindah ke Jepang. Tapi, Yoochun hyung yakin, dia pasti kembali. Saat yeoja itu kembali, ia akan menyatakan perasaannya. Dari awal sampai sekarang perasaannya tidak berubah terhadap yeoja itu.Bayangkan saja, mereka sudah lost contact selama 10 tahun. Yoochun hyung pernah bilang, yeoja itu akan menjadi first love and last love-nya. Benar-benar namja yang sangat setia.
End Changmin POV

Jaejoong POV
Hari ini aku dan yang lain tidak nongkrong seperti biasanya. Kami malas. Jadi, hari ini kami ikut Changmin ke rumah Yoochun.
”oppa~ kebetulan aku dan ran ran sudah masak... masak banyak lagi... jadi kalau belum makan, makan aja... kami udah makan... ” ucap Sinmi yang mau masuk ke kamarnya.
”jincha~ wuaaaa.... dongsaeng oppa emang the best” ucap Yoochun girang. Aku terkekeh.
”oh iya... jangan ganggu aku dan Ran ran.. kami ngerjakan tugas...” ucap Sinmi seraya berlalu. Ehh... Ran ran? Dia juga di sini. Tanpa pikir panjang kami segera makan.
”kyyaaa!!! Sinmi cantik ya hari ini...” heechul senyam senyum. Kambuh lagi deh tuh anak.
“huuu... dasar, gak bisa liat yang kinclongan dikit... hati-hati ntar dibantai yoochun” ucap Eunhyuk sewot. Aku mengulum tawa.
“sirik aja! Chunnie kan gak keberatan... iya gak?” Heechul menyikut lengan Yoochun sambil melahap makanannya.
”bukan Cuma Yoochun hyung yang keberatan, Changmin udah kukusan tuh kepalanya” Junsu meledek Changmin.
”uhukk... uhukk...” Changmin tersedak mendengar ucapan Junsu. Ia terlihat gugup. Kami cekikikan. Aku tahu bagaimana perasaan Changmin terhadap Sinmi. Itu terlihat dari bahasa tubuhnya.
”Hmmphh... enak sekali masakannya...” ucap Yunho seraya menambah sepiring nasi. Aku melongo. Tumben porsinya gede, biasanyakan Cuma Changmin yang porsinya segitu.
Kulirik jam tanganku. Sudah jam 5 sore. Aku dan Changmin masih di rumah Yoochun sementara yang lain sudah pulang duluan. Mereka ada urusan.
”huuuaaa... akhirnya selesai juga.. gomawo, kalau gak ada kamu pasti kerjaanku gak kelar-kelar” tiba-tiba Sinmi dan seorang yeoja keluar dari kamar. Tunggu... siapa yeoja itu... Apa dia Ran ran? Mwo!! aniyo... bukankah Ran ran tidak berpenampilan sefeminim itu?
”nde, cheonmanayo, kita kan temen...” ucap yeoja itu tersenyum. Aigo~ manis dan imut sekali, apa benar itu Ran ran?
”udah selesai ya...” Yoochun datang dan menghampiri mereka. Mereka mengangguk.
”aku pulang dulu ya... annyeong” yeoja itu sedikit membungkuk ke arah SinMi dan Yoochun kemudian ke arahku dan changmin yang lagi duduk di sofa.
”Ran ran-ahh... apa tidak apa-apa kamu pulang sendiri? Kamu pulang bareng changmin saja ya?” tawar Yoochun. Untuk beberapa saat ia melirikku dan Changmin,mwo! dia bener-bener Ran ran! pandanganku sempat bertemu dengannya. Aku terpaku. Dia buru-buru mengalihkan pandangannya.
”nde... pulang bareng aku dan Jaejoong hyung saja...” ucap Changmin.
”ah... aniyo, aku pulang sendiri saja” ucapnya lembut. Aku menelan ludah. Ia segera berlalu dan membungkukkan badannya untuk pamit kepada kami. Lagi-lagi aku hanya terpaku melihatnya berlalu. Yeoja itu adalah Ran ran? Ternyata dugaanku benar. Yeoja itu tidak tomboy seperti di kampus.
”hyung-aa... sebegitu terpesonanya kamu melihat Ran ran” Yoochun menegurku.
”aniyo... hanya saja aku masih belum percaya, dia Ran ran mahasiswi tomboy itu kan?” ucapku. Changmin terkekeh.
”nde... dia hanya bersikap tomboy kalau sedang di kampus...hyung sih jarang kesini, Ran Ran lumayan sering kesini, dan itu adalah penampilan aslinya...” jelas Changmin.
”joengmal? Ooo... ” aku tersenyum.
”aaa... oppa naksir dia” SinMi ikut nimbrung. Aku hanya bisa tersenyum menanggapinya.
”benarkan... oppa menyukainya... aku sih tidak keberatan, asal oppa tidak mempermainkannya,,, kalau sampai itu terjadi, oppa berhadapan denganku” ucap SinMi polos. Aku terkekeh mendengarnya.
”ada-ada saja kamu” Changmin mengacak-acak rambut SinMi diikuti cengiran dari yeoja itu. Aiishh... aku suka dengan Ran Ran? Aniyo... aku hanya terkejut melihatnya seperti itu...tapi... aku tersenyum mengingat wajah Ran ran tadi... aku benar-benar penasaran dengannya...
End Jaejoong POV

Ran Ran POV
Aku berlari-lari di koridor kampus seraya membawa sebuah gulungan kertas. Aku harus segera pulang. Kulirik jam tanganku, sudah jam 6 sore. Aku keasyikan melanjutkan karanganku. Bukan apa-apa, karanganku kali ini akan dikirim ke sebuah redaksi terkenal. Walau biasanya karanganku juga diterima redaksi, tapi ini beda. Redaksinyalah yang memintaku untuk membuat sebuah karangan.Benar-benar suatu kehormatan. Umma dan appa pasti marah. Malam ini aku sekeluarga akan berkunjung ke rumah calonku itu. Aigo~
Tanpa pikir panjang aku menaiki taksi yang berhenti di depan kampus.
”Seoul street 43” seruku kepada supir taksi itu.
”Seoul street 45” tiba-tiba seorang namja juga berseru. Dia disebelahku. Aku meliriknya. Jaejoong sunbae!
”mwo! Yang mana yang benar” ahjusshi itu bingung.
”Seoul street 43”
”Seoul street 45” seru kami.
“ya! Aku duluan yang masuk taksi ini” ucapku sewot.
“apa kamu tidak lihat, dari awal aku sudah di taksi ini” ucapnya.
“aniyo… aku yang duluan” selaku. Kali ini aku benar-benar tidak ada waktu. Aku harus pulang.
”heyy... akulah yang lebih dulu” ucapnya tersenyum nakal. Aku menatapnya heran, apa maksudnya coba tersenyum seperti itu.
”Aiishhh...begini saja, karena kalian searah, kita ke Seoul street 43 dulu, lalu kemudian ke Seoul street 45, bereskan... gitu aja koq repot” ahjusshi itu terkekeh. Aku hanya manggut-manggut. Ide bagus.
Aku gelisah seraya terus melirik jam tangan hitam metalikku. Waktuku hanya satu jam untuk bersiap-siap. Mianhe umma...
”heyy... kamu tidak perlu segugup itu satu taksi denganku” ucap Jaejoong sunbae tersenyum nakal.
”mwo! gugup? Siapa yang gugup...” selaku. Apa aku terlihat seperti orang yang lagi gugup. Ia terkekeh.
”sudahlah... santai saja... aku juga tidak akan memakanmu” tambahnaya lagi, masih dengan senyum itu.
”ya! Aku sama sekali tidak gugup! Ngapain aku gugup!” bantahku seraya membuang muka dan menggeser posisiku menjauhinya. Dia tertawa.
”tuh kan... kamu gugup...” godanya menggeser posisinya ke arahku.
”sudah kubilang... aku tidak gugup... ” aku mencoba menjauhinya. Yang benar saja, ngapain dia mendekatiku. Mungkin... aku akan jadi beneran gugup kalau dia terus seperti ini.
”ahjusshi... tolong dipercepat” ucapku. Aku sudah tidak tahan berada di taksi ini.
”aigo~ santai saja... ” ucapnya. Aku mendengus.
”bukan urusanmu” aku membuang muka ke arah jendela. Aku tersenyum cerah.Aku sudah sampai. Akhirnya aku segera keluar dari taksi ini. Dengan cepat aku melangkah keluar. Mwo! gulungan kertasku! Ketinggalan di taksi itu... itu karanganku! Aku membalik badanku. Untunglah taksi itu belum jalan. Aku segera berlari ke sana.
”hosh... hosh...tunggu sebentar ahjusshi, ada barangku yang tertinggal” ucapku.
”aigo~ dimana ya...” aku mengamati tempat dudukku tadi. Namun, gulungan kertas itu tidak ada sama sekali.
”kamu... mencari ini” ucap namja itu memamerkan gulungan kertasku. Aku tersenyum cerah.
”gomawo” aku segera mengambilnya.
”eiit... tidak semudah itu” namja itu tersenyum nakal dan menyembunyikan gulungan kertasku.
”hey... itu punyaku... kembalikan!” ucapku seraya mencoba meraih gulungan kertasku. Namun namja itu malah mempermainkanku dan menyembunyikan kertasku.
”kalau kamu mau ini... kamu harus menuruti satu permintaanku” ucapnya tersenyum nakal.
”Aiisshh...yang benar saja itu punyaku, ngapain aku menuruti keinginanmu” ucapku.
”ya sudah kalau begitu... benda ini sekarang akan menjadi milikku” ucapnya.
”mwo! mana bisa seperti itu!” protesku. Aku benar-benar dongkol melihat tampang innocentnya yang sama sekali tidak merasa bersalah itu. Aku menggenggam tanganku. Kenapa di saat seperti ini harus ada namja menyebalkan seperti ini.
”baiklah... aku akan menurutinya, tapi kembalikan dulu punyaku” ucapku pasrah. Dia menggeleng.
”turuti dulu perintahku... baru kukembalikan punyamu”ucapnya. Mwo! namja ini... benar-benar menyebalkan! Ingin rasanya aku berteriak sekarang.
Akhirnya aku pasrah menuruti keinginannya. Aku terpaksa menurutinya, kalau bukan karena gulungan kertasku itu... Dia hanya tersenyum puas. Sekarang aku kembali duduk manis di taksi ini. Aku ikut dengannya. Untung dia bilang hanya sebentar. Aku membuang muka.
End of Ran ran POV

Jaejoong POV
Akhirnya aku bisa mengerjai yeoja satu ini. Baru kali ini jarakku berdekatan dengannya. Dia hanya membuang muka. Aku terkekeh. Aku meliriknya, penampilannya sekarang tidak feminim seperti kemaren. Tapi, penampilannya tidak menutupi kecantikan wajahnya. Dia benar-benar imut dan manis. Aigo~ apa yang kupikirkan...
Aku akan membawanya ke rumahku. Aku tidak punya pilihan lain. Aku akan meminta pertolongannya. Hanya inilah jalan satu-satunya. Berhubung aku sudah putus dengan Jessica. Kami hanya bertahan satu minggu. Entah berapa banyak mantan yeojachinguku. Tapi tidak ada satupun yang awet, aku juga tidak punya perassaan apa-apa dengan mereka. Aku mendengus... adakah yeoja yang mampu meluluhkan hatiku. Dan karena sekarang aku jomblo, aku terpaksa memanfaatkan yeoja ini. Bukan memanfaatkan... lebih tepatnya meminta tolong.
Kami sampai di halaman rumahku. Dia masih saja cemberut.
”hey... jangan memasang tampang jelek seperti itu... ”
”sebenarnya kamu mau minta tolong apa sih” ucapnya.
”sudah... kamu turuti saja perintahku...” ucapku. Aku melepas topi yang dikenakannya. Dan melepas ikat rambutnya. Aku menata rambutnya. Omona... rambutnya lembut sekali. Aku sempat terdiam beberapa saat.
”hey... apa yang kamu lakukan...”ucapnya panik karena aku melepas jaketnya sekarang. Aku tidak menggubrisnya.
”nah... kalau seperti ini kan lebih cantik...” ucapku seraya mengamati penampilannya. Aku menelan ludah. Dia mengenakan kaos putih lengan panjang yang lumayan feminim. Dia melongo.
”apa-apaan sih...” ucapnya membuyarkan lamunanku seraya mencoba meraih jaket hitamnya kembali. Namun jaketnya segera kusembunyikan.
”sudah kubilangkan... turuti saja perintahku, kalau kamu mau ini” ucapku tersenyum nakal seraya memamerkan gulungan kertas. Ia mendengus pelan. Sepertinya gulungan kertas ini sangat penting...
Aku menggandeng tangannya. Sementara yeoja ini terus meronta-ronta. Aku tersenyum dan tidak mempedulikannya.
”tersenyumlah... pasang tampang semanis mungkin...” perintahku.
”sebenarnya mau apa sih...” dia masih saja cemberut. Aku menyentuh wajahnya. Aneh... kenapa aku jadi gugup.
”ku mohon... tersenyumlah... setidaknya tersenyumlah waktu kamu masuk ke rumahku” ucapku lembut mampu membuatnya terdiam. Aku menghela nafas.Aku terpaksa harus melakukan ini. Perlahan aku membuka gagang pintu rumahku. Aku menyeret yeoja itu seraya terus menggenggam tangannya. Ia mencoba melawan. Namun karena aku lebih kuat darinya, akhirnya dia pasrah.
”umma.. appa... ini yeoja yang kumaksud... dia yeojachinguku” seruku di tengah pembicaraan mereka dengan seorang ahjusshi dan ahjumma. Mungkin mereka adalah orang tua dari yeoja yang dijodohkan denganku.
End Jaejoong POV

TBC~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar