Sabtu, 12 Februari 2011

FF/ My Destiny/ chap 4

My 4th FanFiction
Author : Vizah Jaemin Cassie a.k.a Fizah's World a.k.a me
Tittle : My Destiny chap 4
Cast :
-Member DBSK







-Lee Hyuk jae/ Eunhyuk

-Kim Hee Chul

-Kim Taemin



-Park Ran Ran a.k.a Love Jaejoong


-Park Sin Mi a.k.a Yuran ‘eizu’ Hesty

-Park Hye jin a.k.a Yeitzha Cassiopeia
-Song Ji Yool

-Lee Yoo Rin

[other cast nyusul]


Author POV
Jaejoong membukakan pintu mobil. Terlihat seorang wanita paruh baya keluar dari mobil itu sambil menenteng belanjaan. Keletihan yang tersirat di wajahnya tidak mengindahkan kecantikannya. Jaejoong segera membantu wanita itu membawa belanjaannya.
”Jaejoong-ahh, gomawoo... kamu sudah mau menemani umma belanja” ucap beliau seraya tersenyum. Yup, tak lain tak bukan wanita itu adalah umma Ran Ran.
”nde... cheonmanayo, sudah seharusnya bersikap seperti itu terhadap umma mertua” ucap jaejoong seraya tersenyum.
“Aiisshh… kamu memang calon menantu yang baik, beruntung sekali kamu bersedia dijodohkan dengan Ran ran” puji beliau. Mereka pun masuk ke dalam rumah.
Jaejoong terlihat mengamati rumah itu. Ia tersenyum melihat foto-foto yang terpampang di ruang tamu. Sepasang suami istri sedang menggendong bayi yang imut.
“ini pasti Ran ran... Aigo~ imutnya” batin Jaejoong. Kemudian ada foto pengantin umma dan appa ran ran dan foto seorang yeoja kecil meniup kue ulang tahun di depannya.Terpampang lilin berbentuk angka 5 di kue itu. Lagi-lagi Jaejoong tersenyum. Jaejoong terpaku melihat foto Ran ran yang mengenakan seragam sekolah. Itu adalah foto Ran ran ketika SMA. Rambutnya diikat tinggi ke samping membuatnya benar-benar terlihat manis. Ran ran tersenyum seraya memegang sebuah piala. Tapi senyum jaejoong lenyap ketika melihat seorang namja berdiri di sampingnya.
”siapa namja ini?” Jaejoong menggenggam kuat fas foto di tangannya. Tiba-tiba hatinya menjadi panas. Namja di foto itu tersenyum seraya merangkul pundak Ran ran.
“Dia teman Ran ran. Anaknya pinter mengarang...” umma ran ran tiba-tiba muncul.
“Namanya Cho kyuhyun, dia adalah salah satu namja yang mengejar Ran ran”tambah beliau membuat Jaejoong membelalakkan matanya.
“Aiiishh, kamu tidak perlu seperti itu, Ran ran sama sekali tidak menaruh hati kepadanya... Ran ran belum pernah pacaran sebelum pacaran denganmu...” ucap umma Ran ran terkekeh. Ekspresi Jaejoong membuat beliau yakin kalau Jaejoong benar-benar menyukai Ran ran.
“mwo! Jincha?” Jaejoong sedikit terkejut.
“nde... umma yakin kamu adalah namja yang baik untuknya, jadi tolong jaga dia ya” pinta umma lembut. Jaejoong tersenyum lembut dan mengangguk.
“oh iya... Ran Ran ada di halaman belakang, kalau kamu mau menemuinya... umma tinggal dulu ya, masih ada kerjaan...” umma Ran ran pamit. Jaejoong mengangguk sopan.
“ahjuma bisa aja... belum juga resmi jadi ibu mertua, udah nyuruh aku manggil beliau umma...” ucap Jaejoong senyam senyum.
End Author POV

Jaejoong POV
Aku berjalan ke halaman belakang.Aku terperangah melihat pemandangan di depanku. Halaman yang tidak begitu luas ini dapat disulap menjadi seindah ini. Banyak tanaman-tanaman indah menghiasinya, Tempat ini lebih layak disebut taman. Kulihat Ran Ran sedang sibuk dengan laptopnya. Aku terpaku cukup lama. Penampilannya benar-benar tidak setomboy di kampus. Tanpa pikir panjang aku berjalan ke arahnya.
“Aiissshh... kenapa hari ini gak ada inspirasi sama sekali...” keluhnya seraya memegang kepalanya.Dia sama sekali tidak menyadari kehadiranku karena aku membelakanginya.
“Inspirasi!!! Datanglah kepadaku~”ucapnya seraya tertelungkup. Aku terkekeh dibuatnya.
“annyeong” seruku membuatnya kaget. Ia menoleh ke arahku.
“Sun-sunbae... kenapa ada di sini?” tanyanya.
“emangnya gak boleh ke rumah CALONKU sendiri” ucapku. Seketika wajahnya memerah seperti tomat.
“mwo! Apa yang kau katakan...” ucapnya pelan seraya mengalihkan pandangannya dariku. Dia terlihat gugup. Aku benar-benar gemas melihatnya.
“benar-benar tak diduga, aku tak menyangka kalau yeoja yang dijodohkan umma kepadaku adalah kamu, Park Ran Ran” ucapku menatapnya lekat.
“Aku juga tidak menyangka sama sekali... tapi tenang... aku bersedia membantumu membatalkan perjodohan ini” ucapnya tersenyum. Manis sekali... Tapi kata-katanya... Entah kenapa membuatku menjadi sedih.
“apa maksudmu... kita tidak bisa menentang mereka... ini sudah takdir... terimalah...Aku takdirmu...dan Kamu takdirku” tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulutku. Deg... Wajahnya kembali memerah. Aku duduk didepannya seraya menopang daguku dan menatapnya. Aku tersenyum melihatnya kembali memfokuskan pandangannya pada layar laptopnya. Terlihat sekali kalau dia benar-benar salah tingkah. Yeoja ini tidak berani sama sekali menatap mataku. Aku jadi semakin...
“Aiishh... berhentilah menatapku seperti itu...” serunya terbata. Aku bahagia melihatnya salting seperti ini. Biasanya kan seseorang akan salting kalau berhadapan dengan orang yang disukainya.
“kenapa kamu jadi GR begitu... padahal belum tentu aku menatapmu” ucapku tersenyum nakal. Lagi-lagi wajahnya memerah. Hahahaha,,, ingin rasanya aku tertawa. Benar-benar menyenangkan membuatnya seperti ini.
“baiklah... aku pulang dulu ya... annyeong” sapaku. Dia hanya mengangguk. Untuk beberapa saat aku bertahan di belakangnya. Yup... Dia terlihat mencariku dan menengok ke arahku. Aku tersenyum ke arahnya. Dia terlihat terkejut melihatku masih di sini. Buru-buru dia kembali ‘sok’ sibuk dengan laptop di depannya.
“Aiiisshh... kamu ini... baru beberapa detik aku menjauh, sudah kangen dan mencariku” godaku.
“mwo! Ya! Siapa yang mencarimu” serunya menyangkalku dengan tingkah saltingnya.
“tidak usah bohong seperti itu... “ godaku lagi.
“siapa yang bohong... bukankah kamu mau pulang... pulang saja sana...” ucapnya berlaga ketus. Aku sudah hampir hafal yeoja yang berlaga ketus atau yeoja yang benar-benar ketus.
“ya sudah... aku pulang... Kamu tidak usah mencari-cariku seperti tadi... nanti kita juga akan sering ketemu” ucapku. Dia mencibir ke arahku. Aku mengacak-acak rambutnya. Lembut...
“ya! Apa yang kamu lakukan” dia terlihat gugup karena cincin di jari telunjukku nyangkut di rambutnya. Dia mencoba melepaskan rambutnya dari cincinku. Aku malas membantunya. Entah kenapa aku menyukai posisi tanganku sekarang yang menempel di kepalanya. Eh... kukunya yang berwarna cream bening terlihat sangat cantik. Benar dugaanku... Dia bukan yeoja tomboy seperti di kampus. Aku tau... dia pasti punya alasannya sendiri mengenai hal itu.
“kukumu...” ucapku memegang tangannya.
“mwo... waegure? Aiissh... cepat bantu aku melepaskan cincinmu ini...sakit tau” ucapnya seraya menepuk tanganku yang memegang tangannya. Dia mengalihkan pembicaraan. Aku pun membantunya.
“makanya... rambutmu harus sering-sering disisir” ucapku. Padahal rambutnya sudah sangat lembut.
“Ya! Apa maksudmu... kamu pikir rambutku ini tidak terurus” ucapnya dengan muka sewot. Aku terkekeh melihatnya.
“mungkin... lihat, cincinku saja sampai nyangkut di rambutmu” aku mencari alasan.
“itu kan karena cincinmu sendiri... mata cincinmu kebesaran...” selanya.
“kenapa jadi menyalahkan cincinku... ahhh... atau mungkin, cincinnya betah di rambutmu” ucapku asal seraya berlalu.
End Jaejoong POV

Yoochun POV
Aku berjalan di pinggiran jalan. Kuurungkan niatku untuk bermain billyard dengan yang lain. Aku bahagia bisa bersahabat dengan mereka. Walaupun kelihatan playboy sebenarnya mereka sangat baik... yeahh, we are the one eternally, persahabatan kami... tak akan pernah mati.
Entah kenapa tiba-tiba aku ingin sendirian menikmati udara sore ini. Aku tersenyum melihat anak-anak bermain di taman. Aku terdiam. Taman ini dulu adalah taman bermainku waktu kecil... bersamanya... bagaimana kabarmu? Apa kamu baik-baik saja di Jepang sana? Apa kamu masih ingat denganku... Setiap hari bahkan setiap detik aku selalu memikirkanmu... dari dulu...perasaan ini tidak berubah.. dan tidak akan berubah... Kerinduanku ini... terlalu menyesak...
Yoo rin-aah... bogoshipo~ with all my heart... joengmal sarangheyo~
Siapapun yang bersamamu di sana... Kuharap Mereka akan selalu menyayangimu.
Aku yakin... Yoo rin pasti kembali.
“Yoochun-sshi” seseorang membuyarkan lamunanku. Deg! Jantungku berdetak tidak karuan melihat seorang yeoja di depanku.
‘Yoo rin-sshi...” dia tersenyum membuatku tak bisa berkutik. Aku sangat bahagia... yeoja yang selama ini selalu menghiasi lamunanku, hadir di depanku.
“Ternyata kamu masih ingat aku...” ucapnya. Bagaimana mungkin aku melupakan cinta pertamaku. Yoo rin sangat cantik. Lebih cantik dari 10 tahun yang lalu. Jelaslah begitu... 10 tahun yang lalu dia masih seorang yeoja kecil. Dan sekarang... Yoo rin benar-benar kembali... Terima kasih Tuhann...
“Yoo rin-ahh... gomawo... kau juga tidak melupakanku” ucapku.
“Aiiisshh... mana mungkin aku melupakanmu... walau sudah 10 tahun tidak bertemu, kamu akan terus menjadi sahabat terbaikku...”jelasnya. Aku tersenyum.
“kamsahamnida...”
“kamu tidak usah seformal itu...” dia terkekeh dan menepuk pundakku. Aku terpaku seraya memandanginya.
“hmmmphh... Yoochun-sshi, kenapa menatapku seperti itu... apa ada yang salah” ucapnya. Aku tersenyum kecil.
“Aniyo... Yoo rin-ahh... bogoshipo” ucapku membuat yoo rin terpaku mendengarnya.
“na do... Yoochun-sshi” ucapnya seraya memelukku. Aku terkejut melihat reaksinya. Tapi... nan hangbokaeyo...Aku membalas pelukannya. Aku memejamkan mataku. Please stop the time...
“jagi-aa...” seorang namja menhentikan pelukan kami.
“mianhee aku telat...” ucapnya. Aku terdiam...Namja ini...
“ahh... gwanchana” ucap yoo rin.
“yoochun-sshi... perkenalkan dia Choi Jong Hoon...” Yoo rin mengenalkanku kepadanya.
“Joong Hoon imnida... namjachingu-nya... bangapseumnida” ucapnya seraya menjabat tanganku. Hatiku... serasa hancur berkeping-keping... Ternyata Yoo rin sudah punya namja chingu. Kupaksakan senyumku.
“Park Yoochun imnida... manaso bangapseumnida” aku menjabat tangannya. Kemudian tak berapa lama... mereka pamit meninggalkanku. Aku terduduk di bangku taman... Ternyata... seseorang sudah memilikimu... Tanpa terasa aku menitikkan air mata. Yoo rin-ahh... sampai sekarang pun... perasaanku tak berubah. Aku harap... namja itu akan selalu menjagamu dan menyayangimu... aku tak apa... asalkan kamu bahagia...
End Yoochun POV

Author POV
“Hye jin-ahh... jebaalll...” Junsu memohon kepada Hye jin. Dari tadi, Junsu menunggu Hye jin melakukan kegiatan rutinnya, mengantarkan makanan ke kampus untuk appanya. Junsu terus mengikuti Hye jin. Yeoja itu terlihat enggan memenuhi permohonan Junsu.
“untuk apa kamu meminta nomerku... sudah kubilangkan aku tidak punya handphone” ucap Hye jin terbata.
“Aiissh... jangan bohong... mana mungkin kamu tidak punya handphone...” ucap Junsu semakin gencar mengikuti Hye jin.
“oke... kalau kamu benar-benar tidak punya handphone... tapi kalau kamu bohong... kamu harus menuruti perintahku...” ucap Junsu.
“mwo! Ya! Jangan seenaknya seperti itu” protes hye jin gugup
“kenapa kamu segugup itu... kamu bohongkan? Kalau kamu tidak bohong... kamu harusnya sudah menyanggupinya” pancing Junsu.
“Ya! A-aku tidak bohong...”ucapnya terbata.
“berarti kamu menyanggupinya...” junsu tersenyum. Hye jin mengangguk dengan ragu.
“Aiiishh... kenapa kamu terus mengikutiku?” protes Hye jin.
“aku hanya ingin mengantarmu sampai pintu gerbang... kampus ini luas... nanti kamu tersesat” ucap junsu.
“*&^%#@$%)(*” Hye jin melongo mendengarnya.
Baby Sky...All the dream and hopes made of your eyes... [kiss the baby sky DBSK]
Tiba-tiba ringtone handphone hye jin bunyi. Ia segera mematikannya
Hye jin menelan ludah. Kedoknya terbongkar. Ia berkeringat dingin. Jantungnya berdetak kencang. Junsu tersenyum dan mendekatinya.
“Hye jin-ahh kamu bohongg...” ucapnya tersenyum nakal.
“mwo! A-aku...” Hye jin tidak bisa mengelak lagi. Junsu tersenyum penuh kemenangan.
“ara... ara... aku akan menebus kebohonganku” ucap hye jin pasrah. Hye jin berbohong supaya Junsu tidak mengganggunya lagi. Setelah berkenalan dengan Junsu, entah kenapa Junsu selalu menggodanya dan mengikutinya. Hye jin kadang malah sampai salah tingkah dibuatnya.
“berarti kamu akan menuruti perintahku...” Junsu terlihat senang.
“kalau tidak bagaimana?” ucap Hye jin takut-takut.
“kalau tidak...” Junsu mendekati Hye jin. Yeoja itu terus menjauh.
“nde... nde... aku akan melakukannya” ralat Hye jin yang takut melihat Junsu mendekatinya.
“yeoja pintar...” ucap Junsu.
“ya! Mau apa kau...” Junsu panik melihat handphone ditangannya di rampas Hye jin.
“yup... ini.. nomerku sudah ku-save di tempatmu” ucap Hye jin tersenyum senang seraya berlalu.
“eiit... mau kemana?” ucap Junsu mencegat Hye jin.
“wae? Bukannya aku sudah menuruti perintahmu... aku sudah memberimu nomerku...” Junsu tertawa mendengarnya.
“aku belum bilang akan menyuruhmu apa... aku tidak bilang menyuruhmu memberikan nomermu kan” ucap Junsu. Hye jin menghela nafas.
“Aigo~ Hye jin pabo” ucap Hye jin dalam hati.
“Lalu... apa yang harus kulakukan” tanya Hye jin.
“berkencan lah denganku” jawab Junsu tanpa ba-bi-bu
“mwo!!!!!!!!!!!!!!!”
End Author POV

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar