Minggu, 13 Februari 2011

FF/ My Destiny/ chap 5

My 4th FanFiction
Author : Vizah Jaemin Cassie a.k.a Fizah's world a.k.a me
Tittle : My Destiny chap 5
Cast :
-Member DBSK









-Lee Hyuk jae/ Eunhyuk

-Kim Hee Chul

-Kim Taemin a.k.a Lee Taemin SHINee

-Park Ran Ran a.k.a Love Jaejoong

-Park Sin Mi a.k.a Yuran ‘eizu’ Hesty

-Park Hye jin a.k.a Yeitzha cassiopeia

-Song Ji Yool

-Lee Yoo Rin

[other cast nyusul]



Sin Mi POV
Ternyata Changmin oppa tidak bohong. Dia benar-benar menuliskan namaku di makalahnya. Aiiishh... Aku benar-benar bahagia. Huuuaaa!!! Tunggu dulu... kenapa aku sebahagia ini?
“Sin mi-ahh... kenapa kamu senyam senyum sendiri” tegur Changmin oppa. Seperti biasa... dia selalu mampir ke rumahku.
“ahh... aniyo...”ucapku malu-malu. Changmin oppa hanya tersenyum.
“oppa... gomawo sudah mencantumkan namaku...” ucapku.
“nde... cheonmanayo... dari dulu aku memang ingin mencantumkan namamu” ucapnya.
“mwo! Jinja?” dia hanya mengangguk dengan senyumannya. Sepertinya... aku akan pingsan... (*0*)
“apa kamu tau kenapa?”
Aku menggeleng.
“karena... dari awal.. kamu selalu menjadi inspirasiku” ucapnya. Jujur... kata-katanya membuatku melayang.
“gundae... aku tidak pernah membantu oppa membuat makalah...”
“kan aku bilang tadi... kamu adalah inspirasiku” ucapnya tersenyum seraya mengacak-acak rambutku.Meninggalkanku yang terdiam seribu bahasa. Wajahku pasti sudah memerah.
End Sin mi POV
Ran Ran POV
Aku berjalan sempoyongan. Umma membatalkan niatnya mengajariku membuat cream cheese cake tapi malah menyuruhku mengantarkan kue itu untuk keluarga Kim. Padahal... aku sangat tertarik membuat kue ini. Cream cheese cake adalah kue favoritku.
Hari ini aku akan bertemu dengan Jaejoong sunbae. Aku benar-benar kewalahan kalau harus berhadapan dengannya. Dia selalu saja menggodaku. Tapi, Senyumannya... aku suka senyumannya... bahkan aku suka senyum nakalnya. Aiiisshh... kenapa aku jadi membayangkan senyumannya...
Huufffh... mudahan namja itu tidak di rumah.
“ting tong~” kupencet bel rumahnya. Tak berapa lama kemudian ahjumma membukakan pintunya.
“Ran Ran...” beliau tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumnya.
“ini... ada kue untuk ahjumma” ucapku.
“wahhh... kamsahamnida, kamu baik sekali...” puji beliau.
“ah... aniyo... ini juga dari umma” ucapku.
“ja... masuk dulu sayang”
“hmmph... tidak usah ahjumma... aku...” ahjumma langsung menyeretku masuk tanpa mendengarkan alasanku.
“Aiiishh... tidak usah buru-buru, belum juga bertemu jongie”
“ahh... tidak usah bertemu dengannya juga tak apa... mungkin sunbae juga sibuk”
“gak kok... hyung tidak sibuk... dia sedang melamun di lantai atas... mungkin sedang memikirkan noona” tiba-tiba seorang namja menyahut.
“annyeong noona... Taemin imnida... adik Jaejoong hyung” ucapnya ramah.
“annyeong... ran ran imnida” ucapku.
“Ran ran noona cantik sekali hari ini... hyung pasti tak akan berkedip melihat noona” ucapnya. Aku tersenym tipis. Anak ini...
“umma... aku pamit dulu ya... biasa... ada latihan” ucapnya mencium tangan ummanya. Anak yang sopan...
“noona cantik... aku pamit dulu ya... sementara aku pergi, bersenang-senanglah dengan hyungku...nanti kita bertemu lagi, annyeong” ucapnya tersenyum. Ternyata... sama saja dengan sunbae..
Ahjumma hanya geleng-geleng kepala.
“Taemin itu... hampir tiap hari kerjaannya latihan dance...” ucap beliau.
“dance...?”
“waaaah... ada Ran ran...” tiba-tiba sunbae nongol dari lantai atas seraya menuruni anak tangga.
“ja... umma ke belakang dulu ya... Jongie-ahh, temani Ran ran” ucap ahjumma meninggalkan kami. Yaaahh... ahjumma pergi...
“siip umma” ucap sunbae.
“omo... Ran Ranku hari ini cantik sekali” ucapnya tersenyum nakal. Bisa tidak untuk tidak gombal sehari saja.
“sunbae-ahh... aku pulang dulu...” ucapku berlalu.
“hey... tidak usah buru-buru seperti itu, baru juga ketemu kan” ucapnya merangkul pundakku.
“Aiiishh... apa yang kamu lakukan...” sunbae malah menyeretku ke lantai dua. Dia menyodorkan sebuah microphone kepadaku.
“ayo karaoke bareng...” ucapnya.
“aku tidak bisa nyanyi” ucapku.
“ya sudah kalau kamu tidak mau... dengarkan aku nyanyi saja kalau begitu” Aku duduk pasrah. Aku penasaran juga dengan suaranya. Musik pun mengalun. Lagu my destiny Tohoshinki... Omona... suara sunbae merdu dan lembut banget. Dia bahkan menghayati lagunya. Aku suka suaranya!!!! Prokk prokk prokk
“bagaimana? Suaraku baguskan?” tanyanya duduk disampingku.
“hmmphh... lumayan” ucapku.
“Aiiishh... bilang saja bagus... apa susahnya” tambahnya.
“sunbae-ahh... sudah hampir malam, aku harus pulang” ucapku mengalihkan pembicaraan. Dia menatapku sejenak.
“ja.. biar kuantar”
“ah... aniyo... aku bisa pulang sendiri” ucapku. Dia merangkul pundakku dan menyeretku ke garasi rumahnya.
“mianhe... kamu kuantar pakai motorku saja... mobilnya dibawa Taemin”
“sunbae-ahh... tidak usah repot-repot... aku bisa pulang sendiri” ucapku seraya melepas rangkulannya.
“Aiiishh... kamu ini, bagaimana mungkin aku membiarkanmu pulang sendirian... aku tidak mau kalau nanti kamu digoda namja-namja di jalanan” ucapnya tegas. Akhirnya aku menurut. Aku menaiki motor gedenya.
“pegangan seperti ini” ucapnya meraih tanganku agar memeluk pinggangnya. Aku segera melepas tanganku. Dia terkekeh.
“kalau tidak pegangan... nanti kamu terjatuh” ucapnya. Aku memegang pundaknya. Sunbae langsung tancap gas. Aku yang shock refleks memegang erat pundaknya. Dia terkekeh.
“apanya yang lucu” aku menepuk pelan punggungnya.
“aniyo...hanya saja... tampangmu lucu sekali tadi”ucapnya melihatku dari kaca spion. Aku mencibir. Padahal hampir saja aku terjatuh, dia malah menertawaiku.
Brukk. Helm yang kukenakan menabrak helm yang dikenakan sunbae. Dia mendadak menaikkan gasnya. Aku mencengkram pundaknya. Yang benar saja, dia ngebut. Untung saat ini jalanan lagi sepi. Kalau tidak...
“Apa kamu tau... pundakku serasa dipijit karena cengkramanmu” ucapnya samar-samar.
“mwo?” aku pura-pura tidak mendengar. Sunbae tersenyum. Aku bisa melihatnya dari kaca spion. Sunbae memegang tanganku dan melingkarkannya di pinggangnya. Aku terperangah. Kali ini aku tidak melepasnya. Rasanya sekarang aku menjadi sangat nyaman. Aku menyandarkan kepalaku dipundaknya. Tak tau kenapa aku melakukannya.Seolah badanku bergerak tanpa perintahku. Aku memejamkan mata menikmati dinginnya hembusan angin. Harummm...
End Ran ran POV

Yunho POV
Song Ji Yool... nama itu yang tertera di KTP yeoja kemaren. Aku membongkar isi dompetnya untuk mencari KTPnya. Aku ingin mengembalikan dompetnya. Enggan rasanya menyerahkan dompet ini begitu saja kepada polisi. Aku ingin mengantarkannya sendiri.
Setiap hari aku selalu kepikiran tentang yeoja itu. Ada apa dengannya. Kenapa dia lari dariku? Aku bahkan tidak pernah berbuat salah kepadanya. Harusnya tidak perlu lari seperti itu kan?
Song Ji Yool... nama yang indah... ada perasaan lain di hatiku... hanya karena namanya. Song Ji Yool... aku akan menemukanmu...
End Yunho POV

Author POV
“masa sih? Jaejoong oppa pacaran sama yeoja tomboy sepertimu hah?” tiga orang yeoja super feminim menghampiri Ran Ran. Mereka adalah ‘fans’ Jaejoong. Ran ran menghela nafas.
“apa tidak ada pembicaraan lain selain hal itu?” tanya Ran ran ketus. Ia sudah pusing menghadapi ‘fans-fans’ Jaejoong.
“galak amat sih... masa oppa pacaran sama yeoja galak ini? Gak mungkin kan ya?????” ucap mereka.
“tipe oppa kan kayak akku ginih... bukan kayak dia” ucap yeoja berambut lurus.
“anii... tipe oppa itu yang seperti aku tau” sela temannya yang mengenakan rok mini.
“Aiiisshh... kalian ini ribut sekali... tipe oppa itu ya seperti kita-kita... bukan seperti dia” tambah seorang yeoja satunya seraya mendorong Ran ran hingga membentur dinding di belakangnya.
“apa-apaan sih kalian” seru Ran ran.
“heh... kami hanya ingin memberi pelajaran... jangan ganggu uri oppa!!!” ucap mereka.
“hey! Ada apa ini?” tiba-tiba Jaejoong datang dan menarik Ran ran ke belakangnya.
“oppa~” yeoja-yeoja itu terlihat gugup.
“yeoja-yeoja cantik... tolong... jangan ganggu dia lagi..” ucap Jaejoong tersenyum. Ran ran terlihat sebal melihat Jaejoong tersenyum manis itu kepada mereka.
“oppa... tapi itu juga karena dia... dia bukan yeoja chingu oppa kan?” ucap yeoja yang memakai rok mini seraya menggandeng lengan jaejoong.
“Hmmphh... begini ya... dia memang yeoja chinguku... apa urusannya dengan kalian?” ucap Jaejoong ketus seraya melepaskan gandengan yeoja itu.
“mwo! Tapi dia bukan tipe oppa” mereka masih protes.
“tau apa kalian dengan tipe yeojaku heh? Sekarang... jangan ganggu dia lagi... Kalau tidak, kalian akan berurusan denganku! Park Ran Ran adalah YEOJACHINGU-ku...” ucap jaejoong tegas membuat ketiga yeoja itu tidak berkutik. Jaejoong merangkul pundak Ran ran dan pergi meninggalkan mereka. Ran ran terdiam. Dia berkerigat dingin mendengar ucapan Jaejoong.
“Aigo~... baru kali ini kulihat jaejoong oppa setegas itu sama kita... waktu pacaran ama yeoja lain oppa tidak seperti itu...” ucap mereka hampir nangis.
End Author POV

Ran Ran POV
Omona... aku masih tidak percaya membayangkan kejadian tadi. Jaejoong sunbae membelaku... Ekspresinya... benar-benar lain dari biasanya... Dia begitu serius... kejadian tadi... sukses membuatku senyam senyum.
“hey...kamu sedang memikirkanku ya!” ucap jaejoong sunbae. Aku diantar pulang olehnya.
“aniyo~ siapa bilang?” aku menyangkalnya. Sepertinya dia bisa membaca pikiranku...
“terus kalau tidak memikirkanku... kenapa kamu melamun?” ucapnya tersenyum sambil terus menyetir.
“Hmmphh... gomawo sunbae-ahh... kamu sudah membelaku tadi” ucapku memberanikan diri. Dia tersenyum dan meraih tanganku. Deg! Jantungku! Rasanya mau copot.
“aku suka tanganmu...” ucapnya. Mwo! Tidak nyambung...
“jadi... karena tanganku... sunbae membelaku?” ucapan bodoh... Dia tertawa. Tidak lucu!
“aku tidak bilang begitu... aku kan, tadi bilang... aku suka tanganmu...” ucapnya.
“owhh... gundae... bukankah sunbae juga punya tangan... apa bedanya dengan tanganku... kita punya lima jari” kenapa aku bicara seperti ini. Pabo! Dia terkekeh.Kenapa jadi tidak nyambung seperti ini?
“aku... membelamu... karena aku ingin melakukannya... bukan karena tanganmu pabo! Ucapnya kembali tertawa. Padahal aku sempat terpaku mendengarnya.
*****
Mwo!!!! Aku dan sunbae terkejut mendengar pernyataan umma.
“nde... kami sudah berunding sayang” tambah ahjumma [umma-jaejoong]. Beliau dan ahjusshi [appa Jaejoong] kebetulan sedang di rumahku.
Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Aku melirik Jaejoong sunbae. Kenapa dia malah biasa saja... Dia tersenyum kepadaku. Apa maksudnya? Apa dia menyetujuinya?
Yang benar saja... kenapa aku diharuskan tinggal satu apartemen bareng jaejoong sunbae!!! Ini masalah besar.Aku akan tinggal berdua dengannya... BERDUA??? Aku tidak bisa membayangkannya... Kenapa para orang tua malah merencanakan ini semua? Katanya supaya kami saling mengenal...Bukannya kami sudah pura-pura pacaran? Apa mereka benar-benar akan menikahkan kami dalam waktu dekat ini? Kami masih muda!!!
“sunbae-ahh... lakukan sesuatu...” aku dan sunbae berunding di halaman belakang. Aku terus mondar-mandir.
“Aiishh... santai saja... tidak perlu setegang itu” ucapnya terkekeh.
“bagaimana bisa santai... kita akan tinggal berdua! Aigo...”
“memangnya kenapa? Sepertinya ini akan menyenangkan” ucapnya tersenyum nakal.
“sunbae-ahh... berhenti menggodaku seperti itu... ini masalah serius” ucapku.
“mereka sudah merundingkannya... kita tidak akan bisa membantah, kau tau itu... Ja! Sampai ketemu nanti di RUMAH baru KITA” tambahnya tersenyum seraya berlalu meninggalkanku yang masih melongo. Senyumannya membuatku tak bisa berkata-kata... senyumannya membuatku meleleh.
Aigo~ aku sadar... keputusan mereka tidak akan bisa diubah sedikitpun. Hufffhh.. Apa aku harus tinggal dengannya?
End Ran ran POV

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar