Minggu, 13 Februari 2011

FF/ My Destiny/ chap 6

My 4th FanFiction
Author : Vizah Jaemin Cassie a.k.a Fizah's world a.k.a me
Tittle : My Destiny chap 6
Cast :
-Member DBSK









-Lee Hyuk jae/ Eunhyuk

-Kim Hee Chul

-Park Ran Ran a.k.a Love Jaejoong

-Park Sin Mi a.k.a Yuran ‘eizu’ Hesty

-Park Hye jin a.k.a Yeitzha Cassiopeia

-Song Ji Yool

-Lee Yoo Rin

[other cast nyusul]



Changmin POV
“ini untukmu...” ucapku seraya menyerahkan sebuket bunga kepada Sin Mi. Hari ini aku mengajaknya makan malam. Tentu saja atas izin dari Yoochun hyung.
“waahh... gomawo oppa” ucapnya senang dengan wajah berseri-seri. Aiiishh... aku benar-benar terperangah melihat pesonanya.
“Sin Mi-ahh”
“nde..” dia menatapku. Aku menelan ludah. Aku harus berani mengatakannya malam ini... Tapi sekarang jantungku berdetak tidak karuan.
“ada yang ingin kukatakan padamu” ucapku.
“nde... waeyo oppa?” tanyanya seraya menopang dagunya. Cute...
“Sin Mi-ahh... saranghaeyo” akhirnya kata-kata itu keluar dari mulutku. Perlu waktu lama untuk membangkitkan keberanianku. Dia tertegun mendengarnya. Wajahnya langsung merona.
“nado oppa” ucapnya malu-malu. Betapa bahagianya aku mendengarnya.
“jadi... kamu bersedia menjadi yeoja chinguku?” ucapku meraih tangannya dan menggenggamnya. Dia mengangguk. Hatiku... sungguh sangat bahagia malam ini.
Aku membawanya ke sebuah tempat. Di atas sebuah tower. Dari sini kami dapat melihat kerlap-kerlip kota Seoul di malam hari.
“wahhh... indah sekali” ucapnya girang seperti anak kecil.
“kamu belum pernah kesini?”
“belum pernah... baru kali ini” ucapnya.
“baguslah kalau kamu suka” ucapku seraya merangkul pundaknya. Dia menatapku kemudian tersenyum.
“oppa... gomawo atas semuanya... aku sangat bahagia malam ini” ucapnya. Aku menatapnya. Ia menitikkan air mata.
“Aiiissh... kenapa kamu sampai menangis seperti ini” ucapku seraya menyapu air matanya dengan jariku. Sin Mi memang mudah terharu.
“aniyo... hanya saja aku merasa menjadi yeoja yang paling beruntung... saranghae oppa” ucapnya seraya memelukku. Aku tersenyum.
“nado.. saranghae” ucapku membalas pelukannya.
End Changmin POV

Author POV
“Ciee... yang baru jadian...” goda Eunhyuk dan Heechul. Pagi ini Sin Mi dan changmin datang bersama-sama.
“Aiiisshh... dongsaengku sudah dewasa ternyata” ucap Junsu menyikut Changmin.
Jaejoong dan Yunho cekikikan melihat ekspresi Changmin dan Sin mi.
“Hyung-ahh... jangan menggodaku seperti itu” seru Changmin. Junsu dan yang lain malah tertawa mendengarnya.
“Jaga Sin Mi baik-baik ya... kalau tidak nanti kamu dimakan Yoochun hidup-hidup” ucap eunhyuk.
“itu sih pasti...” ucap Changmin.
“laganya...Aiisshh... berarti aku sudah tidak punya kesempatan lagi” heechul sok sedih.
“tenang saja hyung... masih ada naomi” ucap Junsu. Naomi adalah mahasiswi berbadan besar yang baru pindah dari jepang. Junsu dan Eunhyuk sering menjodohkan Heechul dengan yeoja itu. Heechul menjitak kepala Junsu.
“Aiisshh... hyung tidak perlu malu-malu mengakuinya” goda Eunhyuk dan Junsu lagi. Heechul pun mengejar mereka yang sudah ngacir duluan. Awal pertemuan heechul dengan naomi ketika heechul salah masuk toilet. Ia masuk toilet cewek karena sudah tidak tahan. Nah.. disana Cuma ada Naomi seorang... Jadilah Naomi menjerit-jerit histeris karena dikiranya Heechul mengintipnya. Sejak saat itulah Junsu dan Eunhyuk selalu mengejeknya.
Heechul masih saja mengejar mereka sampai ke halaman kampus. Jaejoong dan Yunho tertawa lepas seraya bersorak menyemangati Heechul. Changmin dan Sin mi juga ikut tertawa.
End author POV



Ran Ran POV
Aku bingung dengan sikap Jaejoong sunbae. Dia bilang kalau aku adalah yeojachingunya sehingga seantreo kampus mengetahuinya. Dia selalu membelaku ketika aku diganggu fansnya.Sikapnya terhadapku juga membuatku luluh. Sebenarnya bagaimana perasaannya terhadapku?? kenapa sikapnya tidak berubah... dia masih saja ikut menggoda yeoja di kampus ini dengan teman-temannya itu... Dia selalu ramah dengan setiap yeoja... Aku benar-benar tidak tahan melihatnya! Hatiku panas... Aiisshh... jangan-jangan aku mulai menyukainya?
End Ran Ran POV

Jaejoong POV
Aku sudah menemukannya... Ternyata seperti ini rasanya benar-benar menyukai seseorang. Pantes... Sekarang aku sudah tidak begitu berminat lagi menggoda yeoja-yeoja kampus. Bahkan yeoja yang secantik artis sekalipun. Tapi... Entah kenapa kalau dia tidak sengaja lewat... aku jadi bersemangat menggoda yeoja-yeoja kampus. Aku ingin melihat reaksinya. Kalau dia cemburu... berarti aku tak bertepuk sebelah tangan. Kemaren saja... aku benar-benar puas melihat mukanya yang sewot karena ulahku. Aku menggoda seorang yeoja di depannya. Aku tidak berniat menyakitinya... hanya saja aku ingin memastikan perasaannya. Tenanglah jagi... aku tidak akan berpaling sedikit pun darimu... aku telah menemukanmu... Dan tak akan kulepaskan...
End Jaejoong POV

Author POV
“Hye jin-ahh... akhirnya kamu datang” ucap Junsu dengan suara khas lumba-lumbanya.
“aku kesini Cuma ingin menebus kebohonganku...” ucap Hye jin. Mereka janjian di sebuah restoran.
“apapun alasannya... aku senang kau datang...” tambah Junsu seraya menyeruput secangkir jus di depannya. Mereka pun makan makanan yang sudah di pesan Junsu.
“Hye jin-ahh... aku ingin makanan punyamu... suapi dong” ucap junsu manja seraya melirik makanan Hye jin.
“mwo! Bukankah makanan kita sama? Apa bedanya... punyaku dan punyamu” ucapnya.
“jelas beda... ini makananku... itu makananmu... ayo suapi...” ucap Junsu seraya mencondongkan kepalanya dan membuka mulutnya.
“gak mau!” ucap Hye jin terus mengunyah makanannya.
“ayolah Hye jin... kita kan sedang berkencan... kamu lupa janjimu”
“apa hubungannya berkencan dengan menyuapimu?” tanya Hye jin polos.
“namanya juga kencan... ya jelaslah harus lebih ‘dekat’... ayo sekarang kamu harus melakukannya” ucap junsu membuka mulutnya. Dengan terpaksa Hye jin menuruti keinginan namja itu.
“Aaaaa...” Hye jin mengulum tawa ketika menyuapi Junsu. Ia sengaja menaruh cabe di dalamnya. Junsu yang semula senyam senyum sambil terus mengunyah menghentikan kunyahannya. Ekspresinya berubah total.
“Aiiiisshhh...pedasss!!” tanpa pikir panjang Junsu langsung menghabiskan minumannya. Hye jin hanya cekikikan melihatnya. Kali ini gantian Hye jin yang mengerjainya.
“hey! Sunbae...” Hye jin memanggil Junsu yang tertunduk. Ia bingung dan mulai panik karena Junsu masih tertunduk dan terdiam seraya memegang lehernya.
“Ah... sunbae-ahh... kamu tidak apa-apa?” Hye jin panik dan duduk di samping Junsu. Ia menggoncang-goncang tubuh Junsu.
“Mianhee sunbae... joengmal mianhee...” ucap Hye jin menyesal seraya menyentuh pundak junsu yang masih terdiam. Junsu mengangkat kepalanya. Awalnya ekspresinya begitu menyedihkan tapi sedetik kemudian dia tertawa.
“kau tertipu Hye jin-ahh...” ucap Junsu di sela tawanya. Hye jin mendengus dan memukul pelan pundak Junsu.
“Ternyata kamu begitu mengkhawatirkanku...” tambah Junsu.
“siapa yang mengkhawatirkanmu...” Hye jin masih sewot. Dari awal ia selalu jadi korban kejahilan Junsu.
*****
“Ya Hye jin-ahh... jangan lari!!!” seru Junsu seraya mengejar Hye jin yang sudah ngacir duluan. Hye jin meninggalkan Junsu naik roller coster sendirian. Mereka melanjutkan kencan ke taman bermain. Hye jin berlari seraya terus tertawa. Ekspresi Junsu yang ditinggal sendirian benar-benar mengocok perutnya. Apalagi waktu Junsu teriak-teriak tidak jelas dengan suara khasnya ketika roller coster yang dinaikinya melaju.
“hahahahaha...” Hye jin menahan tawanya seraya melihat sekitar. Ia bersembunyi.Junsu tidak ada di sana. Ia bebas sekarang.
“Lucu sekalii...” ucap Hye jin mengatur nafasnya seraya bersender di sebuah tembok.
“mukanya aja sampai merah... hahahaha” tambahnya.
“Ya Hye jin-ahh.. kena kamu sekarang!!!” seru Junsu dari balik tembok itu.
“Aaaaaaa...” Hye jin tidak dapat melarikan diri karena genggaman Junsu. Junsu menarik Hye jin hingga jarak mereka berdekatan.
“kamu harus dihukum!!!” ucap Junsu tersenyum seraya merangkul leher Hye jin dan menyeretnya.
“Sunbae-ahh... !” Hye jin meronta-ronta seraya mencoba melepaskan tangan Junsu. Namun kekuatannya tidak seberapa dengan kekuatan otot lengan Junsu.
“Aigo~ “ Hye jin terlihat sangat stress karena sekarang ia akan menaiki jet coster dengan Junsu. Salah satu wahana yang ditakutinya.
“Nikmatilah wahana ini...” ejek Junsu yang berada di sebelahnya.
“sunbae-ahh... kau tega sekali” ucapnya seraya memeluk erat pengaman hitam yang melingkari bahunya. Junsu tertawa lepas. Sekarang giliran Junsu yang mengerjainya.
Hye jin terdiam karena diam-diam Junsu memegang tangannya. Ia melirik Junsu.
“dengan tanganku ini... kamu tidak akan takut” ucap Junsu tersenyum. Imuut banget. Sampai membuat Hye jin terperangah. Hye jin menelan ludah... dan..
“Aaaaaaaaaaa!!! Hye jin dan penumpang Jet coster lainnya berteriak. Jet coster sudah dijalankan. Tanpa sadar sebelah tangan Hye jin bukannya sibuk memegang pengaman, tapi malah sibuk menggenggam tangan Junsu.
“hosh... hosh...” hye jin mengatur nafas setelah melalui hukuman Junsu.
“ini...” Junsu yang dari tadi menghilang ternyata membelikan es cream untuknya. Hye jin tersenyum cerah dan segera merebutnya.
“gomawo...” ucp Hye jin.
“oh iya... tadi genggaman tanganmu kuat banget... Liat nih sampai merah...” ucap Junsu seraya memamerkan telapak tangannya.
“mwo! Mianhee...” Hye jin meraih tangan Junsu dan mengamatinya.
“gwanchana... semerah apapun tanganku... itu tidak masalah... yang penting kamu merasa nyaman” ucap Junsu menatap lekat Hye jin.
Hye jin yang dari tadi mengamati tangan Junsu jadi terdiam. Namun ia tidak berani menatap Junsu yang berada di sebelahnya. Perlahan tangan Junsu yang merah tadi kembali menggenggam tangan Hye jin. Lembuuut.... Hye jin terperangah.
“hey... ayo di makan es creamnya... sudah meleleh tuh” tegur Junsu.
End Author POV

Ran ran POV
Apartemen ini... terlihat sangat nyaman. Apalagi nuansa warnanya yang sepadan. Dindingnya berwarna putih dan ungu. Barangnya juga hampir semuanya berwarna putih dan ungu. Ungu... warna kesukaanku.
“Rannie-ahh... kita akan tinggal BERDUA” tiba-tiba Jaejoong sunbae berbisik di telingaku. Aku menghela nafas. Aku akan tinggal bersamanya. Aigo~
“tunggu... kamu panggil aku apa tadi?” ucapku.
“Rannie... wae? Bukankah bagus...” ucapnya seraya merangkul pundakku. Aku menelan ludah. Rannie... aku dipanggil rannie :’)
“Sayang... semua perabotan sudah lengkap di sini... bahkan baju-baju kalian juga. Jadi... mulai malam ini kalian tinggal disini” ucap umma.
“mwo!” aku terkejut. Secepat itukah...
“nde umma... makin cepat makin baik” ucap sunbae tersenyum. Aku melongo mendengar perkataannya.
“Umma... kenapa secepat ini” protesku. Umma membelaiku dan tersenyum.
“sudah... jalani aja” ucap beliau. Umma... ada apa denganmu... kenapa aku dibiarkan tinggal berdua dengan seorang namja... BERDUA umma... Aku meninggalkan umma yang asyik mengobrol dengan sunbae. Anggap aja aku ngambek. Aku berjalan menuju balkon. Samar samar kudengar omongan mereka.
“sayang... tolong jaga Ran ran ya...” ucap umma.
“ nde... umma... pasti” sahut sunbae sukses membuatku dagdigdug. Tunggu dulu... sunbae bilang umma apa? Umma?! Bukankah seharusnya dia panggil ahjumma? Ummaku juga bukan mertuanya kan... Maksudku belum... belum menjadi mertua. Jujur... perasaanku sekarang menjadi sangat bahagia.
“umma tau... kamu pasti melakukannya” tambah umma.
“ahh... umma lupa... ini... obat Ran ran... asmanya sering kambuh kalau dia kedinginan. Apalagi kalau malam hari disertai hujan...Sayang... umma percaya padamu” ucap umma seraya menyerahkan obatku. Aku terharu mendengarnya. Aku memang terkena asma. Namun, akhir-akhir ini sudah jarang kambuh.
“Nde umma...” ucap sunbae. Nada suaranya berbeda. Sepertinya ia serius.
“kalau begitu umma pamit ya... Ran ran sayang... umma pulang dulu ya!” umma berseru ke arahku.
“mwo! Umma... cepat sekali perginya” aku memanyunkan bibirku.
“Aiisshh... kamu ini... katanya mau menjadi anak mandiri...”
“tapi mandirinya gak kaya gini juga....” ucapku.
“Sudahlah... umma ada acara... annyeong sayang... oh iya, kamu harus bersikap baik dengan Jongie... bukankah kalian juga pacaran?” ucap umma seraya berlalu.
“Umma!” aku berjalan ke arah pintu. Umma hanya melambai-lambikan tangannya.
“Umma... kau bahkan belum mengajarkanku bikin cream cheese cake” ucapku pelan. Aiigooo~... aku harus bagaimana?
“Rannie... sudahlah... sama aku juga tidak apa-apa kan?” sunbae berbisik dan mengagetkanku. Aku sontak menjauh darinya.
“Aku ingin ke kamar...” ucapku seraya berlalu membawa barang bawaanku. Aku bahkan tidak tau kamarnya sebelah mana.
“Hey... apa kamu tau kita SEKAMAR”ucap sunbae.
“mwooo!!!” aku terkejut. Wajahku langsung memerah seperti tomat. Sunbae tersenyum nakal ke arahku.
“Aiiissshh... baru juga dibilang begitu...tegang amat... coba lihat wajahmu... sudah merona... Ja, kuantar kau ke kamarmu” ucapnya tertawa kecil seraya membantu membawa barangku. Apalagi kalau bukan buku-buku dan laptop. Hanya itu yang perlu kami bawa.
“Aiigo... hampir saja aku jantungan” ucapku menghela nafas lega.
“joengmal??? Kamu sedeg-degan itu...Aiishh...” ia tersenyum. Apa maksudnya coba...
“tidak usah seGR itu..” ucapku. Aku jengkel juga. Dari tadi sunbae terus menggodaku.
“Waaahh...” aku berdecak kagum mellihat kamarku. Benar-benar kamar idaman. Minimalis... Warnanya ungu kalem. Aku menghempaskan tubuhku ke kasur dan berguling-guling kaya anak kecil. Kasurnya empuuk... di tambah warnanya yang memikat hatiku.
“Sunbae-ahh... apa yang kau lakukan? Ini kasurku!” aku panik melihat sunbae ikut berbaring. Aku bangkit. Aku menarik-narik tangannya agar bangun dari kasurku.
“Nyaman sekaliiiii~” ucapnya seraya memejamkan mata. Tanganku tidak kuat untuk membangunkannya. Aku menggoyang-goyangkan tangannya.
“kembali ke kamarmu... ini kasurku!!!” seruku.
“Akhirnya kamu memegang tanganku” ucap sunbae tersenyum. Mwo! Aku melepaskan tanganku. Tapi tidak bisa! Sunbae malah menggenggamnya. Aku mencoba sekuat tenaga melepaskannya tapi tetap saja tidak bisa.
“Kali ini... aku ingin memperlihatkan kamarku” ucapnya menarikku. Ternyata ada sebuah pintu di kamarku yang menghubungkan kmarku dengan kamarnya.
“kamu tau... kuncinya ada di tempatku... jadi,,, kapan saja aku bisa berkunjung ke kamarmu” ucapnya. Mwo!!! Yang benar saja!!! Aku mencoba meraih kunci di tangan sunbae namun ia menyembunyikannya.
“Aiissshh... sunbae-ahh, jangan bercanda seperti ini... aku serius” ucapku terus berusaha mengambil kuncinya.
“Aku juga serius...” sahutnya. Sunbae kembali menarikku. Kenapa namja ini selalu seenaknya saja sih!
Kamar sunbae putih dan ungu. Kereeen...
“Bagaimana? Bagus kan... kapan-kapan kamu boleh tidur disini” candanya seraya berbaring di kasurnya.
“mwo! Enak saja!” ucapku dengan muka manyun. Dia terkekeh. Aku tersenyum melihat kunci yang dipegang sunbae tadi tergeletak manis di atas meja. Aku melirik sunbae. Ia masih menikmati kasur barunya. Kesempatann...
“Sunbae-ahh... kamsahamnida!” ucapku seraya memamerkan kunci itu. Sunbae tersentak melihatnya dan segera bangkit untuk mengejarku. Aku langsung ngacir dan menutup pintu kamarku kemudian menguncinya.
“I win !!!!” seruku girang.
“Ya! Ran ran-ahh... kembalikan kuncinya” ucapnya meggedor-gedor pintu.
“dikembalikan ya...”
“nde...”
“enak saja” ucapku.
“lihat saja nanti... kunci itu akan kuambil” ucapnya.
“ambil saja kalau bisa...hahahaha” kali ini aku yang puas.
“Ran ran... ternyata kau jahil juga” ucap sunbae dengan nada datar. Nada datar yang biasanya diiringi dengan senyum nakal. Aku menutup telingaku dengan bantal. Dan menyelimuti badanku. Walau masih siang, aku ingin tidur... ngantuk...
“sunbae-ahh... aku tidur dulu ya!” seruku.
“nde... istirahatlah...” serunya lembut. Mwo! Kenapa sunbae berubah secepat itu. Bukankah dia dari tadi gelabakan masalah kunci itu? Aiiisshh... yang penting aku tidur dulu sekarang.
End ran ran POV

TBC~



RCL yakss... love u all~
gomawo *bow*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar