Selasa, 15 Februari 2011

FF/Special for Jaejoong Birthday/ One shoot

Tittle: W (This Isn't Good Bye)
Author: Fizah Cassiopeia a.k.a me
Rating: Straight/ PG-13??
Length: one shoot/ 1 S
Cast :
Han Eun Hye a.k.a someone 

Han Yoora a.k.a Iema HanYong Cassiopeiakeepthefaith Al-ahya

Kim Jaejoong



Park Yoochun

Kim Junsu

Jung Yunho

Shim Changmin

Other cast nyusul à maybe… *pletakkk*
Annyeonghaseyo~
Author comeback setelah b.tahun-tahun hiatus~ hhe
Reader pasti kangen kan… *PD amat* :D
Author mengalami degradasi ama k-pop...
Bukan.a ga suka... hanya author tak sefanatik dulu...
Author masih suka kok...
Jd reader jangan salah paham ^^
Maka dari itu author memutuskan untk berhenti bikin FF, karena imaginasi author dah beda ama dulu~
Tapi... kali ini, buat hadiah ulang tahun our beloved oppa~
Kim Jaejoong <3 <3 <3 #tereak pke microphone
Author will give a present... buat Jaejoong oppa~
“Saengil chukka hamnida… saengil chukka hamnida
Saranghanuen Jaejoong oppa ~ saengil chukka hamnida *big hug, jaepa pun tersenyum n chu~#pletakk, ngeyel*”
Mudahan oppa panjang umur… masalah-masalahnya cepat kelar… mudahan oppa n other oppa-deul ga sedih lagi… cassie juga bakal sedih kalau kalian sedih… author selalu mendukung kalian, apapun keputusan kelian asal kalian bahagia… tapi author ga bakal dukung kalian kalau keputusan kalian tidak membuat kalian bahagia~ author hanya ingin kalian bahagia… itu sudah cukup :”) *ngambil tisu nyeka air mata*
Makasih juga buat oppa-deul… dengan kebersamaan kalian buatku tersenyum *jiahh*
Makasih jaejoong oppa dah mau mention satu kali ke twitt q walau Cuma satu kali... itu sudah cukup buat author terbanggg, tp mf oppa~ author juga ga paham... pke bahasa Jepang, author mah kaga bisa...hehehe~ hangbokaeyo~ \\(*0*)//
Author ga bisa ngasih apa-apa juga oppa… mianhee… Cuma ini yg bisa author persembahkan… owh, iya... nie juga gift buat ade author yg b.day 23 januari~ 3 hari sebelum jae’s b.day J
Author tak lupa minta maaf kalo FFnya jelek.... maklum, inspirasi author lagi mengalami degradasi... jiahhh
Okeh maaf author banyak bacot
Here we go~~~
1 hana
2 dul
3 set !!!
Happy reading (>0<)// J J J
Sore itu di Tokyo
Jaejoong POV
Arrghh… kenapa semuanya jadi seperti ini??? Walau kita memilih jalan yang berbeda... tapi aku tak menginginkan semua ini... bukankah kita berlima saudara? 9 tahun... bukan waktu yang sedikit... kita berlima~ yah berlima... bukan terpecah seperti sekarang... kita tidur di tempat yang sama... bernafas di tempat yang sama... makan bersama... saling mendukung... bercanda... saling menjahili... saling menyayangi... apakah kalian lupa? Yunho~ Changmin~ kami bertiga selalu memikirkan kalian...
Bukannya aku menyesali keadaan, hanya saja aku rindu kalian, aku rindu saat-saat dimana kita bersama... saat kita bercanda... saat-saat kita saling mendukung... saat-saat kita menangis di panggung menerima penghargaan... saat kita berpelukan berlima di depan cassiopeia... saat-saat kita berdiri berlima di Tokyo Dome... impian kita... saat-saat kita bernyanyi bersama dengan emosi masing-masing... saat-saat cassiopeia meneriakkan nama kita Dong Bang Shin Ki... aku tak bisa lagi melanjutkannya... aku menyeka air mata. Semua ini begitu menyakitkan. Menyakitkan karena rinduku ini tak pernah terobati... Aku hanya ingin kita bersama... tak lebih...
”hyuuuuunggg~ ayo main game!!!” tiba-tiba Junsu menghampiriku. Aku tau, dia hanya ingin menghiburku. Aku tersenyum.
”Junsu-ahh, aku lagi ingin sendiri”
“aiishh~ hyungg... jangan menolak, kau tau, main game adalah obat mujarab untuk menghilangkan stress” ucapnya. Aku menghela nafas.
“shiro~ Junsu-ah, kamu main sama Yoochun saja” ucapku seraya berlalu. Mianhe Junsu... aku hanya ingin sendirian sekarang.
End Jaejoong POV
Yoora POV
Oppa~ aku hanya tidak ingin melihatmu sedih... harus bagaimana aku menghiburnya? Semuanya akan baik-baik saja oppa... aku dari tadi bersembunyi di balik tiang... dari tadi aku mengamati Jaejoong oppa... lagi-lagi dia menangis karena masalah itu... aku jadi ikutan nangis... Aiisshhh~ aku harus menghiburnya. Aku menghampirinya di balkon atas. Jaejoong oppa terlihat muram. Ia terus menatap langit dengan tatapan kosong. Aku berdiri di dekatnya.
”AAAAaaaaaaaaaaaaaaaa!!!” aku berteriak ke arah langit. Jaejoong oppa terlihat menyeka air matanya. Dia selalu menyembunyikan tangisnya.
”oppa... coba lakukan apa yang kulakukan tadi... berteriaklah... suasana hati pasti akan membaik” ucapku semangat.
”Yoora-ahh... jangan mencoba untuk menghiburku lagi” ucapnya tersenyum padaku.
”oppa, jangan tunjukkan wajah seperti itu sekarang!” ucapku kecewa.
”waeyo? Yoora-ahh... kamu temani Junsu main game saja...” tambahnya lagi.
”shiro~ kenapa oppa selalu menyembunyikan kesedihan... tak apa kalau oppa seperti itu di depan orang lain... tapi tidak di depanku... aku hanya ingin oppa meluapkan kesedihan... dengan begitu oppa tidak akan sedih lagi” ucapku.
”Yoora-ahh, ini bukan urusanmu, aku tidak ingin kamu terlibat” aku menghela nafas.
”oppa~ apa aku ini orang asing bagimu? Tidak apa kalau oppa menangis di hadapanku... apa karena oppa laki-laki dan aku perempuan... apa karena itu oppa tidak ingin mengeluarkan kesedihanmu di hadapanku? laki-laki juga manusia... laki-laki juga bisa nangis... aku menghargainya... aku hanya ingin oppa sedikit berbagi kesedihan... jangan dipendam... karena kalau dipendam hanya akan melukai diri sendiri.” Aiishh... kenapa aku berbicara seperti ini? Kalau oppa marah gimana?
”Yoora-ahh, aku tak ingin berbagi kesedihan denganmu” ucapnya tetap tenang.
”oppa~ aku tidak ingin kalau oppa hanya berbagi kesenangan... aku ingin oppa juga berbagi kesedihan... walau aku ini bukan siapa-siapa... aku hanya tidak ingin oppa memikulnya sendiri... oppa lupa??? Aku juga berbagi kesedihan denganmu... oppa selalu bilang aku egois karena memendam kesedihan sendiri... sekarang? Aku hanya ingin melakukan apa yang dulu oppa lakukan... aku hanya ingin oppa membagi sedikit sakitmu denganku...” aku menitikkan air mata. Aku ingat bagaimana dulu oppa selalu menghiburku...Lho? Kenapa jadi aku yang menangis...
Jaejoong oppa hanya tersenyum. Lama ia menatapku. Matanya mulai berkaca-kaca. Tiba-tiba ia memelukku. Membenamkan wajahku dalam pelukannya. Bahunya berguncang karena menangis. Akhirnya... oppa meluapkannya,,, walau aku tak melihatnya. Aku menepuk-nepuk pundaknya... merasakan energi kesedihan yang selama ini dipendamnya...
5 menit... tangisannya sudah berhenti
10 menit...Ia masih memelukku
15 menit... Ia masih dalam posisi yang sama...
Tidak mudah memang... sahabat... yang selalu bersamanya... 9 tahun dalam suka dan duka,,, sekarang mereka seakan perang dingin karena perbedaan keputusan. Keputusan JYJ untuk pindah agency dan menuntut SM Entertainment... Namun, Yunho oppa dan Changmin oppa memilih untuk tetap berada di agency SM. Aku tidak bisa menyalahkan JYJ yang menuntut SM, karena SM sendiri yang membuat mereka seperti ’romusha’... bayangkan... dalam sehari mereka tidur kurang lebih Cuma 3 jam, belum lagi job yang selalu dijalankan tanpa persetujuan mereka, kemudian mengenai uang yang dinilai tidak adil dalam pembagiannya. Aku juga tidak bisa menyalahkan Yunho dan Changmin oppa, mereka beralasan ’balas jasa’ karena SM sudah membesarkan nama mereka. Karena itu... mereka seolah perang dingin. Karena mereka berada dalam kubu yang berbeda.
”gomawo” bisik jaejoong oppa masih tak melepaskanku. Suaranya terdengar begitu tulus. Aku seakan terbang mendengarnya.
”nd... nde... cheonmanayo..” ucapku sedikit gugup. Ia melepas pelukannya dan terkekeh seraya mengacak-acak rambutku.
”hahaha, kamu tak pernah berubah... mudah gugup!!!” ucapnya tertawa. Aku memang sangat mudah gugup dengan kata-kata sederhana yang keluar dari mulutnya. Hanya dari mulutnya... Aku sedikit sewot... tapi tak apa, asal oppa sudah bisa tertawa.
”aaaiishh~ oppa~” aku memukul lengannya yang menertawakanku.
End Yoora POV
***
Jaejoong POV
Gomawo Yoora~ sejenak aku dapat melupakan kesedihanku. Yoora selalu berusaha menghiburku. Aku tersenyum mengingat bagaimana awal mulaku bertemu dengan Yoora. Han Yoora adalah gadis tangguh yang pernah kukenal. Jujur, aku begitu menyukainya. Dia adalah sahabat kami. Han Yoora… aku mengamatinya yang sekarang focus dengan permainan caturnya melawanku. Pertama kali aku mengenalnya 1 tahun sebelum kami debut sebagai DBSK... waktu itu usianya baru 14 tahun.
Flashback~
Author POV
Seorang yeoja berjalan perlahan di lobi bawah sebuah perusahaan agency. Ia berjalan mundur seperti bersembunyi dari seseorang.
“Aigo~ Eun Hye ada di sana!” ucapnya seraya menepuk jidatnya melihat adiknya duduk di ruang resepsionis. Ia segera berpaling untuk keluar dari ruangan itu.
Bruukkk! Tak sengaja ia menabrak seorang namja.
”ah.. mianhae agesshi... joengmal mianhae” ucap yeoja itu seraya membungkukkan badannya berkali-kali.
”nde... gwanchana~” ucap namja itu.
”mianhae agesshi... aku bisa minta tolong?”
”ne...” Namja itu terlihat bingung.
”tolong berikan ini untuk yeoja yang duduk di sana, bilang saja dari... dari pembantunya, kamsahamnida... joengmal kamsahamnida” ucapnya menyerahkan sebuah kantong plastik seraya tergesa-gesa pergi. Namja itu benar-benar bingung melihat yeoja itu.
”mwo? Eun Hye punya pembantu semuda dia?” Gumam namja itu. Ternyata yeoja yang diresepsionis itu teman trainning namja itu.
”Aiisshh... Jaejoongie... dari mana saja? Yang lain sudah di atas ” ucap Yunho membuyarkan lamunan Jaejoong. Ia teringat untuk menyerahkan barang dari yeoja itu.
”chamkaman” ucapnya berlari menuju resepsionis mencari Eun hye.
“jaee-ah!!!! Teriak yunho memanggilnya namun Jaejoong tak meresponnya.
“Aigo~ kemana Eun hye tadi?” ucapnya.
“Aiishh~ Eun hye sudah ke atas dari tadi” ucap Yunho menyeret Jaejoong ke lift.
****
Eun Hye dan yang lain sudah di atas. Hari ini seperti biasa mereka ikut latihan training.
”Eun Hye-ahh” panggil Jaejoong.
”nde, sunbae-nim... waeyo?” sahutnya
”ini ada kiriman dari pembantumu” ucap Jaejoong menyerahkan kantongan plastik hitam yang dibawanya.
”mwo? pembantu... aku tidak punya pembantu...” ucap Eun Hye seraya meraih barang itu. Ternyata di dalamnya ada beberapa potong baju. Eun hye membaca pesan yang tertulis di sana.
[“annyeong Eun Hye... semoga kamu baik-baik saja... ini kaka ada sedikit baju untukmu. Kulihat ini adalah model tren yang baru-baru ini dipakai remaja Seoul. Semoga kamu suka”]
”unnie...” ucap Eun Hye dengan nada sedih. Ia melirik Sunny, kakak sepupunya yang juga berada di ruangan itu.
”Sunbae-nim... dia bukan pembantuku, dia unnieku... apa sunbae tau dia pergi kemana?” ucap Eun Hye dengan mata berkaca-kaca.
”mwo!!! molla~ tadi dia baru saja keluar dengan tergesa-gesa” ucap Jaejoong. Tanpa pikir panjang Eun Hye berlari meninggalkan ruangan itu. Semua bingung melihatnya.
“sebenarnya Eun Hye itu sepupuku” Sunny tiba-tiba bicara. Smua terkejut karena mereka hanya tau kalau Eun Hye adalah remaja asal Jepang yang terpilih sebagai trainee.
”Eun Hye adalah adik kandung Han Yoora, anak dari Han Jung Ra” ucap Sunny tertunduk.
”mwo! Han Jung Ra? Koruptor yang masuk penjara itu???” sahut Heechul.
”selama ini Yoora meminta tolong pada pamanku (pemilik agency SM) untuk menjaga Eun Hye, karena di Seoul orang-orang Cuma tau kalau Han Yoora lah anak dari Han Jung ra karena Eun Hye disekolahkan di Jepang .Tapi, semenjak Han Jung Ra dijebloskan ke penjara, ibu mereka sakit-sakitan sehingga Han Yoora menitipkan Eun Hye... banyak kontroversi mengenai kasus korupsi itu, kasus itu juga masih dalam proses pengusutan... kalian boleh percaya kalau Han Jung Ra adalah koruptor tapi tolong... tetaplah perlakukan Eun Hye dan Yoora seperti biasa... karena mereka tidak tahu apa-apa.
”Sunny-ahh...” ucap Yuri menepuk pundak Sunny yang menahan air matanya.
”gwenchana~ aku hanya tak tau lagi harus bagaimana... makanya aku bongkar semuanya di depan kalian, berharap ada orang yang mau membujuk Yoora untuk tinggal bersama...”
”terus kenapa Yoora tidak di sini saja?” tanya Yoochun.
”dia bersikeras tidak ingin tinggal bersama aku dan Eun hye... kami tidak pernah tau keberadaannya semenjak dia menitipkan Eun Hye, karena rumahnya sudah di sita, dia juga berhenti sekolah dan bekerja. setiap kali kami mencarinya, kami tak pernah menemukannya. Yoora selalu mengirim uang ke rekening Eun Hye, dia hanya berharap agar adiknya bahagia dan tidak mengalami hidup seperti dia. Kalian tau... sebelum Yoora berhenti sekolah, ia dikucilkan oleh teman-temannya, bahkan diejek oleh temannya sendiri... dihina dan dipermalukan, semua tau kejadian itu karena beritanya dimuat di media massa.”
End Author POV
Jaejoong POV
5 Bulan lagi ... aku sudah mulai debut setelah dibatalkan grup Four Season. Aku debut sebagai member dari Dong Bang Shin Ki, Aku bahagia... yah... aku bahagia... karena impianku terwujud tapi kebahagiaan ini serasa mengganjal. Apa karena dia? Selama ini aku sering bermimpi tentang yeoja itu... Han Yoora.
”Hyung-ahh... kenapa dari tadi bengong?” tanya Junsu menjajarkan langkahnya di sampingku.
”aniyo~ jadi... kemana tujuan kita?” ucapku.
”yyah... ke tempat biasa... kita kan belum debut...” tambah Yoochun. Kami berlima berencana merayakan terbentuknya grup kami. Aku bahagia bisa satu grup dengan mereka, Jung Yunho, Shim Changmin, Park Yoochun, dan Kim Junsu. Kami sudah seperti saudara...
”Aiiisshhh~ cafenya tutup hyung” ucap Yoochun.
”aigo~ dimana lagi ada restoran yang murah meriah...” Changmin kecewa.
”aku tau tempat yang bagus... kajja” ucap Yunho semangat.
”aaassssaaa!!!” seru Junsu dengan suara khas lumba-lumbanya. Kami hanya terkekeh mendengarnya.
Kami memasuki sebuah restoran kecil di pinggir jalan. Yunho langsung pesan kimbab buat kami berlima.
”hyungg~ahh... aku tambahin ramen ya” seru Changmin. 2 jam lebih kami di restoran itu. Sangat menyenangkan...
Tanpa sengaja aku melihat Yoora, ya ! Han Yoora. Dia terlihat panik dan langsung pergi ke dapur.
”kalian duluan saja... ada yang ingin kulakukan” ucapku menyuruh mereka duluan.
15 menit kemudian.
”ahjusshi-ahh...kamsahamnida” ucap yeoja itu semangat seraya membungkukkan badannya beberapa kali sama seperti yang dilakukannya padaku dulu.
”nde... hati-hati dijalan...”ucap ahjusshi itu. Yeoja itu mengangguk dan tersenyum.
”annyeong...” ucapku menghampirinya.
”annyeong” sahutnya hormat.
”kamu ingat aku?” ucapku.
”kamu... yang waktu itu...” belum sempat dia menghabiskan kata-katanya aku memotongnya.
”Jaejoong imnida... Kim Jaejoong” ucapku.
”ahh... nde... nanuen Han Yoora imnida” tambahnya tersenyum.
”hhmmm.. bolehkah aku ikut kamu? sekedar mengantarmu pulang” tanyaku.
”tapi aku cuma jalan kaki...”
”ahh... gwenchana...”ucapku. Entah kenapa aku jadi agresif seperti ini.
Akhirnya kami jalan kaki sepanjang trotoar. Yoora... dulunya dia anak pejabat kaya raya, pasti dia juga hidup seperti layaknya seorang tuan putri... tapi, yang kulihat sekarang, dia hanya mengenakan pakaian yang sangat sederhana... dan dia tetap tersenyum.
“anoo... Jaejoong-sshi, apa yang menyebabkan kamu menemuiku seperti ini?” ucapnya hati-hati.
“aniyo~ tidak bolehkah aku menjadi temanmu?” tanyaku balik.
“ahh... ani~ bukan begitu... “ucapnya gugup. Lucu sekali.
“waeyo... kenapa kamu gugup seperti itu” ucapku terkekeh.
“mwo! Aniyo!!” ucapnya menyenggol lenganku karena aku menertawakannya. Dalam beberapa menit kami mulai cepat akrab.
“hmmph... Jaejoong-sshi, kamu mengantarku sampai sini aja...” ucapnya.
“memang, dimana rumahmu?” tanyaku..
“anoo... mianhae, aku tidak bisa memberitahumu sekarang” ucapnya dengan ekspresi sedih.
“ahh... aiiissh, mianhae, harusnya aku tidak bertanya sejauh itu” ucapku menyadari kesalahanku.
“gwenchana” ucapnya tersenyum. Kami terdiam beberapa detik. Kenapa jadi canggung begini?
“hmmph...aku pulang Jaaejoong-sshi, gomawo sudah mengantarku... annyeong” ucapnya membungkukkan badan seraya berlalu.
“ahh... nde, annyeong~” sahutku. Aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Entah kenapa aku malah memutuskan mengikuti Yoora dari jauh. Aku pikir aku akan mengetahui dimana rumahnya, ternyata dia mengarah masuk ke dalam sebuah rumah sakit. Aku terus mengikutinya hingga ia memasuki sebuah kamar rawat inap. Aku mendekati kamar itu dan mengintip dari celah kaca di pintunya. Aku terkejut, mungkin itu adalah ibunya Yoora yang diceritakan Sunny... ternyata beliau masuk rumah sakit. Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus menceritakan ini pada Eun Hye? Aniyo~ aku harus meyakinkan Yoora dulu untuk tetap tinggal bersama Eun Hye. Aku terharu melihat Yoora yang mulai menyuapi makanan untuk ibunya.Yeoja ini...
***
Akhir-akhir ini aku sering mengunjungi Yoora disela-sela padatnya trainingku. Aku mencari di tempat kerjanya dan mengantarnya pulang seperti biasa. Berminggu-minggu aku melakukan hal itu hingga akhirnya aku akrab dengan yeoja itu. Namun entah mengapa beberapa hari ini Yoora seolah menghindar dariku, aku mencarinya kemana-mana, aku mencari ke tempat kerjanya katanya dia sudah berhenti, aku mencari ke rumah sakit ternyata ibunya sudah keluar rumah sakit. Aku menelponnya tapi tak pernah diangkat. Aku tak kan bisa tenang sebelum menemukannya. Yoora-ahh... kamu kemana?
Siang itu... aku melihat Eun Hye menangis... Sunny terlihat memeluknya. Aku menghampirinya.
“kenapa Eun Hye menangis?” tanyaku pada Changmin dan Yoochun yang ada di sana.
“hyung-ahh... dia dapat bingkisan dari unnienya yang diceritakan Sunny itu...” sahut Changmin.
“mwo! Joengmal?” Yoochun memberikan secarik kertas yang membuat Eun Hye menangis. Aku membacanya.
“annyeong Eun Hye^^ bagaimana kabarmu?, baik-baiklah sama paman Jung Shin... oh iya ini aku ada sesuatu untukmu. Ini ada sedikit vitamin untukmu... kamu pasti lelah karena jadwal latihanmu yang padat... jadi coba makanlah ini, untuk meningkatkan daya tahan tubuhmu... ini juga ada sepatu kets, warnanya putih, warna kesukaanmu.. supaya kamu tambah semangat latihannya...semoga kamu suka.. mianhae, unnie tidak bisa memberikan langsung... kamu jangan khawatir... kita akan berkumpul lagi... sabar yaa... tersenyumlah selalu... jangan menangis membaca surat ini... karena kalau kamu menangis mungkin aku juga kan menangis... bersemangatlah! annyeong J
Yoora-ahh... aku... tidak bisa berkata apa-apa setelah membacanya, wajar kalau Eun Hye menangis. Aku segera berlari berharap akan menemukan Yoora. Yoora-ahh... kamu membuat kami khawatir... kau tahu itu???
End Jaejoong POV
Author POV
“yoora-ahh... umma tidak tahan melihatmu seperti ini...” ucap umma Yoora yang terbaring di ranjang. Beliau sudah dibolehkan pulang oleh dokter, namun tetap harus istirahat total agar kondisinya cepat pulih. Yoora merawat ibunya dengan sangat baik, Ia sengaja menghilang dari keluarganya. Mereka hidup berdua. Walau begitu, Yoora selalu menomorsatukan kesehatan ibunya. Ia rela berhenti sekolah dan kerja serabutan... kerja apa saja asalkan halal... Terbukti berkat kerja kerasnya ia dan ibunya dapat tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana.
“umma... jangan berkata seperti itu... aku lebih tidak tahan lagi melihat umma terbaring seperti ini” ucap Yoora.
“Yoora... maafkan umma... maafkan appa yang membuat kita jadi seperti ini”
“aniyo umma... ini bukan salah siapa-siapa... umma berhenti menyalahkan diri seperti ini” ucap Yoora dengan mata berkaca-kaca. Ibu Yoora memeluk anaknya seraya menangis.
“umma... jangan sedih lagi... jangan sedih dengan keadaan kita sekarang, mungkin Tuhan hanya ingin mendewasakan pemikiran kita... umma kumohon jangan menangis... nanti umma sakit lagi” ucap Yoora juga di sela tangisnya.
“umma Cuma mengkhawatirkan kamu, kamu rela seperti ini sayang” ucap umma seraya membelai rambut Yoora.
“Aiisshh... umma, anakmu ini yeoja yang kuat, jadi umma tak perlu khawatir... Yoora yakin, appa tak bersalah umma, appa tidak seperti ini, Yoora akan berusaha... umma tenang saja...” ucap Yoora tersenyum seraya menyeka air mata ibunya.
***
Siang itu, Yoora tidak di rumah.
‘....Purple line let me setup my world....’terdengar hp Yoora berdering. Ternyata ia lupa membawanya.
“yoboseo” umma Yora pun mengangkatnya.
“yoboseo!!! Yoora-ahh...” terdengar sahutan seorang namja.
“ini bukan Yoora... mianhae, Yooranya lagi tidak di rumah” ucap ibunya.
“ahh... mianhae ahjumma... nanuen Kim Jaejoong, teman Yoora” ucap namja itu.
“nde... apa ada pesan, nanti akan disampaikan...”
“hhmmphh... aniyo, hanya saja, akhir-akhir ini Yoora selalu menghindar dari saya... saya sangat khawatir ahjumma... “ ucap Jaejoong hati-hati.
“ahh... nde, kalau begitu...bisakah kita bicara langsung?”
“nde... nde...” sahut Jaejoong bersemangat.
Akhirnya ibunya Yoora memberitahu alamat rumah dan menyuruh Jaejoong datang.
Beberapa menit kemudian. Jaejoong sudah berada di depan ibunya Yoora.
“Jaejoong-ahh... kamu temannya, ahjumma mohon agar kamu menemani Yoora, aku khawatir dengannya, dia selalu menghindar dari teman yang ingin menemuinya... bahkan teman dekatnya... dia rela tidak mempunyai teman. Kau tau... apa alasannya, anak itu hanya tidak ingin temannya dikucilkan dan dihina karena berteman dengannya. Dia selalu begitu... makanya kami juga menitipkan Eun hye... kami sengaja merahasiakan tempat ini... kami sengaja merahasiakan keadaan kami, karena Yoora tak ingin Eun Hye mengalami nasib sama sepertinya... Awalnya dia juga menyuruhku tinggal dengan keluarga kami, tapi ahjumma bersikeras ingin bersamanya, anak itu... kalau aku tidak berada disampingnya... dengan siapa lagi dia tinggal... aku tidak ingin dia sendirian dan dikucilkan... “ ucap ibunya seraya menahan air matanya.
“ahjumma-ahh... “ ucap Jaejoong menatap iba.
“mianhae... jaejoong-ahh aku malah berkeluh kesah padamu...”
“aniyo~ gwenchana ahjumma... saya senang ahjumma mempercayai saya...”
“gomawo Jaejoong-ahh... kamu namja yang baik.” Jaejoong tersenyum.
“jangan sungkan-sungkan minta tolong kepada saya...” ucap Jaejoong lagi.
***
Seorang yeoja dengan seragam orange terlihat bekerja di bawah terik matahari. Ia mengusap keringat diwajahnya dengan tangannya. Sambil mengangkat sebuah pipa besar yeoja itu tetap ceria bersenda gurau dengan pekerja lainnya. Jaejoong mematung melihat pemandangan di depannya.
“Yoora-ahh... kenapa kamu melakukan pekerjaan seperti ini? Ini pekerjaan seorang namja... memperbaiki pipa/saluran air di jalan... aku benar-benar teriris melihat kamu seperti ini” gumam Jaejoong.
“Han Yoora” ucap Jaejoong menghampiri yeoja itu.
“nde...” awalnya ekspresi Yoora ceria namun setelah menyadari siapa yang menyapanya, ekspresinya langsung berubah.
“Jaejoong-sshi... kenapa kamu bisa di sini?” ucapnya gugup dan hati-hati.
“Yoora-ahh... aku ingin bicara denganmu..” ucap Jaejoong menatap mata Yoora dengan tatapan penuh makna yang tak bisa dijelaskan. Akhirnya mereka berada di samping sebuah bangunan tua yang sepi tak jauh dari tempat kerjanya.
“Yoora-ahh... kenapa kamu mengindariku beberapa hari ini?” tanya Jaejoong serius.
“aniyo... kamu lihat sendiri kan kerjaanku agak padat...” ucap Yoora gugup seraya mengalihkan pandangan dari tatapan Jaejoong.
“lalu kenapa kamu seolah menghilang tanpa jejak, kenapa kamu tidak pernah menelponku atau menghubungiku?” tanya Jaejoong meninggikan suaranya.
“aku... aku... “
“aku bahkan menghubungi hpmu tapi kamu tidak pernah mengangkatnya... setidaknya jawab telponku” ucap Jaejoong memotong perkataan Yoora dan terus menatapnya.
“mianhae... “
“setidaknya kamu katakan... kalau kamu baik-baik saja... kamu begitu pun aku sudah dapat tenang... kamu tau? Aku selalu mengkhawatirkanmu beberapa hari ini” tambah jaejoong. Yoora menatap mata Jaejoong, dia tidak lagi gugup.
“Jaejoong-sshi... gomawo atas semua perhatianmu... kamu teman yang sangat baik... tapi... aku... aku bukan teman yang cukup baik untukmu... aku..”
“karena appamu? Iya? Apa karena itu?” lagi-lagi Jaejoong memotong perkataan Yoora.
“Jaejoong-sshi... aku hanya tidak ingin menghancurkan nama baikmu” ucapnya menatap Jaejoong dengan mata yang hampir berkaca-kaca.
“jadi... tolong jauhi aku... untuk kebaikanmu...” ucap Yoora tetap tersenyum seraya menahan tangisnya. Yoora segera berlalu.
“aku tidak peduli !!!” seru Jaejoong menghentikan langkah Yoora.
“Han Yoora!!! Kamu egois... kamu tahu... teman tidak akan meninggalkan temannya dalam keadaan apapun... aku hanya menjalankan kemauanku sebagai temanmu kenapa kamu tidak mau menerimanya? Aku sudah beberapa kali ingin meminjamkanmu uang tapi berulang kali kamu menolaknya... aku bisa mengerti itu...” Jaejoong berjalan mendekati Yoora yang masih mematung membelakanginya. “aku beberapa kali memberikan baju-baju dan berkali-kali juga kamu menolaknya... aku juga masih bisa terima...” Jaejoong semakin mendekatinya. “berkali-kali aku ingin membantu pekerjaanmu... tapi kamu tetap menolaknya... aku bahkan masih bisa menerimanya” kali ini Jaejoong tepat berada di belakang Yoora.
“Tapi, kali ini... aku tidak bisa terima kalau kamu menolakku untuk berbagi sedikit bebanmu... membagi beban kepada teman bukan berarti memberinya kesedihan... tapi memberinya peluang untuk menunjukkan ketulusannya... memberinya peluang untuk menghibur temannya... memberinya peluang untuk terus berada di dekatnya... memberinya peluang untuk menyemangatinya... memberi peluang untuk lebih menyayanginya...” ucap Jaejoong seraya memegang pundak Yoora yang berguncang.
“kali ini... jangan menolakku...” ucap Jaejoong lagi seraya menghadapkan Yoora yang membelakanginya sehingga berhadapan dengannya. Yoora hanya menangis tertunduk. Mukanya sudah merah karena menahan tangis. Jaejoong segera mendekap yeoja dihadapannya. Seketika tangis Yoora pecah. Jaejoong mengelus rambut Yoora.
“keluarkan semua bebanmu...menangislah...” ucap Jaejoong.
“a-a-ku rindu ap-pa...!!!” ucap Yoora di tengah isak tangisnya.
“arraso~ nanti kita mengunjungi appamu” sahut Jaejoong tenang.
“aku rindu Eun Hye...” tambah Yoora seperti anak kecil.
“arraso~ nanti kubawa kamu menemuinya...” lagi-lagi Jaejoong tetap tenang dan masih mengelus rambut Yoora.
“aku... rin-du... Jae-joong-sshi juga” tambahnya. Jaejoong tersenyum mendengarnya.
“sekarang dia sudah memelukmu dan dia tak akan meninggalkamu asal kamu tidak menolaknya” ucap Jaejoong tulus.
“a-aku... la-par...” Jaejoong terkekeh mendengarnya.
“arraso... setelah ini kita makan di tempat biasa...”
End Author POV
***
Jaejoong POV
Akhirnya... Eun Hye dapat bertemu dengan keluarganya. Sekarang kami berada di rumah Yoora. Aku tidak bisa menahan air mataku lagi melihat mereka berpelukan. Aku tersenyum mematung menatap mereka bertiga berpelukan. Keluarga mereka begitu hangat.
“Jaejoong sunbae... ayo ikut berpelukan” seru Eun Hye membuatku terkejut. Aku bahagia melihat ahjuma juga melambaikan tangannya memperbolehkan aku ikut bergabung dengan mereka. Aku memeluk mereka bertiga. Perasaan damai menyeruak seketika. Aku rindu perasaan ini... damai bersama keluarga... aku jadi rindu keluarga angkatku... umma... dan 8 unnieku... walau mereka keluarga angkatku... aku begitu menyayangi mereka... aku tak pernah menyesali keberadaanku ditengah-tengah mereka... walaupun aku juga rindu keluarga kandungku... yang tak pernah kuketahui... dan menjadi asing bagiku...
***
“gomawo...” ucap Yoora seraya memegang tanganku. Kami berjalan di trotoar. Aku menemaninya ke kantor polisi menemui appanya di penjara. Setelah bertemu beliau, aku tidak mempercayai isu yang beredar saat ini. Beliau sangat baik... dan aku yakin beliau bukan seorang koruptor...
Aku berhenti sejenak menatap tanganku yang dipegang Yoora. Seakan ada sengatan listrik menjalar ke seluruh tubuhku. Apa aku menyukai yeoja ini? Aku menatapnya.
“ahh.... mianhae..” ucapnya menyadari kejanggalanku setelah tangannya memegang tanganku. Dia pun gugup dan refleks melepas tangannya. Aku terkekeh. Lucu sekali.
“aiissh... kenapa dilepas?” ucapku pura-pura kesal.
“yeee~” serunya menepuk lenganku. Kami tertawa lepas. Haaaahhh!!! Dunia begitu indah :D
***
Hari ini kami resmi debut... peluncuran single pertama pun sukses besar. Kami sangat bahagia dan bersyukur. Appanya Yoora dan Eun Hye juga dibebaskan... entah bagaimana, Yoora dan Eun Hye berhasil membongkarnya. Appa mereka difitnah... dan akhirnya mereka kembali seperti semula. Syukurlah~
Dan sekarang orang tua mereka mengundang kami untuk merayakan keberhasilan kami. Anak trainee yang lain juga ikut. Ada Heechul, Leeteuk, Ryeowook, Sunny, Jessica, Paman Jung Shin, atasan Lee So Man, dan yang pasti kami berlima... Dong Bang Shin Ki... Menyenangkan... benar-benar menyenangkan... kami sangat menikmatinya... terutama aku... begitu mendebarkan saat melihat Yoora tersenyum bahagia... <3
Setelah itu... kami berlima sibuk berkarier... hingga kami mencapai puncak kesuksesan di Korea dan Jepang... bahkan di China. Saat-saat itu... aku tak pernah lagi bertemu dengan Yoora karena dia sekeluarga pindah ke Jepang. Yoora dan eun Hye sekolah di Jepang. Dan jujur... aku merasakan ada yang hilang dari diriku setelah kepergiannya.
Hingga suatu hari... setelah kami mengadakan 3th Bigeast Event di Jepang... aku membaca surat dari salah seorang fans... dia memakai bahasa Korea
“annyeong Jaejoong-oppa...Lama tidak bertemu... Jadi kalau nanti kita bertemu, jangan mengetawaiku lagi karena kegugupanku, tapi kurasa, kamu akan tetap menertawaiku... Kamu tau... aku selalu menonton performancemu... aku selalu mendengarkan lagumu... ada energi yang tak bisa kujelaskan yang selalu membuatku bahagia mendengarnya...Jaejoong oppa, kuharap kamu akan terus bahagia seperti ini selamanya...maaf aku memanggilmu oppa... padahal dulu aku memanggilmu Jaejoong-sshi... aku senang melihat kesuksesanmu dan member lainnya... aku bahagia melihatmu tersenyum lepas di panggung bersama Yunho oppa, changmin oppa, Junsu oppa, dan Yoochun oppa. Kalian adalah potret idola yang bukan hanya keren dan berkualitas... kalian potret idola yang dapat mengambil hatiku dengan kebersamaan kalian...
Jangan lupa... jagalah kesehatanmu di tengah padatnya schedule... makanlah tepat waktu... tidur jangan larut malam... jangan terlalu banyak minum alkohol... kamu tahu? Alkohol sangat tidak baik untuk kesehatan...
Oppa... maaf kalau aku ada salah... maaf karena aku tidak disampingmu sekarang.. tapi... aku akan selalu melihatmu di tempat yang tak terlihat olehmu... aku cassiopeia dan aku juga bigeast... aku berdiri bersama bigeast lainnya menghadiri setiap eventmu... aku tak akan kemana-mana... aku akan selalu mendukungmu
Gomawo atas semuanya... gomawo sudah pernah mau berbagi bebanku... gomawo... kamu bersedia menjadi temanku saat suka dan duka... kamu tau... jauh di lubuk hatiku, aku begitu merindukanmu... semoga kita bisa bertemu... hwaitingg !!!^^ annyeong <3
Aku terpaku membacanya... Yoora~ bogoshippo!
End of Flashback
Aku menarik nafas... mengenang semua peristiwa itu... semuanya takkan pernah kulupakan... walau ingatanku terhapus... karena aku menyimpannya di lubuk hatiku...
Sekarang aku tak bisa menahan yeoja ini... Yoora, dia mau pergi ke Seoul hari ini, katanya ada urusan. Aku tidak ingin kehilangannya lagi seperti saat dia ke Jepang. Yah.. mungkin aku agak sedikit berlebihan, karena dia pasti akan kembali beberapa hari kemudian.
Selama aku beralih menjadi JYJ... saat di Jepang kami selalu menginap di rumah keluarga Yoora. Mereka sudah seperti keluarga kami sendiri. Ditambah lagi, Eun Hye yang berhenti jadi trainee di SM adalah yeojachingu Yoochun sekarang.
“oppa... jaga keluargaku ya.... aku pamit dulu” ucap Yoora tersenyum padaku. Hari ini aku, Junsu, Yoochun dan Eun Hye mengantarnya ke bandara.
“nde..” ucapku pura-pura sewot.
“aiishh... jangan memasang muka jelek begitu... aku tak akan lama” tambahnya.
Junsu dan Yoochun hanya terkekeh melihatku. Yoora pun berpamitan dengan yang lainnya. Hei... mereka dipeluk saru persatu... sedang aku? Aiisssh...
“unnie... Jaejoong oppa sepertinya cemburu...karena dia tidak dipeluk” goda Eun Hye. Junsu dan Yoochun juga menertawaiku lagi. Kaliann.... bagaimana aku tidak kesal~
Yoora tertawa melihatku. Dia berjalan ke arah ku kemudia memelukku. Akhirnya...
***
1 minggu sudah... Yoora di Seoul. Kapan anak itu pulang? Aku sangat bosan karena hari ini Yoochun, Junsu, dan Eun Hye meninggalkanku... pergi entah kemana. Dari awal aku bangun tidur mereka sudah hilang tanpa memberitahuku kemana. Aku menelpon mereka semua tapi tak ada satupun yang aktif bahkan hp Yoora pun ikut-ikutan tidak aktif
Aiisshh~ kalau mau jalan-jalan setidaknya ajak aku... Seharian aku hanya sibuk mengganggu jiji. Belum lagi hari ini ada pemadaman listrik. Baru kali ini aku mengalami pemadaman listrik di Jepang.
14.00 pm... aku tertidur
15.00 pm aku bangun dan mandi. Satu kata... kesepian! Yahh... aku sangat kesepian hari ini. Aku merasa seperti seorang diri di sebuah tempat terpencil. Aku ingin keluar sekedar menghirup udara segar tapi di luar sedang turun salju.
16.00 pm~ mereka belum datang ke rumah.
“Jaejoong oppa! Buka pintunya!” terdengar seruan Eun Hye dari luar. Aku segera membukakan pintu.
“oppa~ apa Junsu dan Yoochun oppa sudah pulang? Seharian ini aku mencari mereka... aku tidak tahu mereka kemana, hp mereka juga tidak aktif... “ ucapnya.
“mwo! Joengmal? kukira kalian pergi bersama... “ aku jadi khawatir.
“oppa, mau kah kamu menemaniku mencari mereka” ucap Eun Hye dengan wajah memelas. Aku setuju... tidak biasanya Yoochun dan Junsu menghilang seperti ini. Kami pun pergi mencari mereka
***
20.00 pm~ hasilnya nihil, kami terpaksa pulang dengan tangan kosong. Jujur, aku sangat mengkhawatirkan mereka. Aiiissh~ kemana mereka. Setelah kami sampai rumah ternyata listriknya masih padam. Ada apa dengan hari ini. Tiba-tiba
“surpriseeeeee!!!” aku terkejut dan lampu tiba-tiba menyala. Ruangan ini telah dihiasi dengan hiasan yang sangat cantik... aku masih belum mengerti.
“saengil chukka hamnida... saengil chukka hamnida... saranghanuen Kim Jaejoong... saengil chukka hamnida!!!” mereka bernyanyi membuatku benar-benar terharu. Aku bahkan lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku. Yoora membawa sepotong kue ulang tahun kepadaku.
“make a wish” ucapnya tersenyum padaku.
“mwo! Kamu sudah pulang?” dia hanya nyengir. Ternyata mereka menyiapkan semua ini untukku. Aku menutup mata kemudian membuat permohonan.
“aku ingin... hidup bahagia~ aku ingin Yoora selalu bersamaku~ aku ingin... kami kembali berlima DBSK. Aku pun membuka mata dan bermaksud meniup lilin. Tapi ternyata... aku tak bisa berkata apa-apa melihat semua ini.
“Yunho-ahh... Changminnie~ kalian datang” ucapku terharu.
“Jaejoong hyung... ayo tiup lilinnya, aku sudah tidak sabar untuk memakan kuenya” ucap Changmin membuatku terkekeh. Aku meniup lilin. Mereka pun bertepuk tangan. Tanpa pikir panjang kami berlima berpelukan. Aku menangis terharu saking bahagianya. Aku membuka satu persatu hadiah dari mereka. Sungguh~ aku begitu bahagia hingga meneteskan air mata. Yunho memberikan sebuah cincin persahabatan, seperti waktu Junsu membelikan cincin untuk Yoochun, Changmin memberiku alat-alat memasak. Aku tertawa.
“aku kan sudah punya alat masak?” ucapku
“aiishh... hyung ini... siapa tahu dengan alat masak yang baru masakanmu akan enak” kami tertawa. Alasan yang tidak logis. Yoochun memberiku i-pod, dan Junsu memberiku seekor anak kucing, katanya itu adalah anak tiger, kucing Junsu. Lucu sekali.
“goomawoo~” ucapku seraya menyeka air mataku.
“bagaimana kalian bisa ke sini huhh?” tanyaku penasaran.
“Jaejoong-ahh... tak penting bagaimana kami kesini, yang jelas kita sudah bersama”
ucap Yunho membuatku tersenyum.
“nde... yang penting sekarang kami disini,,, aku sudah lama merindukan masakan hyung” ucap Changmin seraya mengoleskan mentega ke mukaku. Akhirnya kami pesta... kami kejar-kejaran mengolesi mentega ke muka yang lainnya. Lucunya menteganya bukan mentega kue... katanya mentega sisa pembuatan kue. Awalnya mereka mengolesinya padaku hingga akhirnya aku membalas.
Han Yoora~ Changmin Cuma bilang itu cara mereka ke sini. Ternyata Yoora ke Seoul untuk memberi kejutan padaku. Sekarang... setelah rilis Keep Your Head Down, Yunho dan Changmin berencana menuntut S*. SM. E**er*ainm**nt tidak lagi diurus oleh Lee Jung Shin... ternyata semenjak tahun 2008, semuanya dialihtangankan, kami baru mengetahuinya sekarang. Semenjak itu terjadilah banyak penyelewengan. Yang berlalu biarlah berlalu... sekarang... kami sudah berlima... sungguh! Aku tak bisa menjelaskan betapa bahagianya diriku saat ini...
“Han Yoora-ahh... gomawo” ucapku berbicara dengannya di dapur setelah lelah kejar-kejaran cuma untuk mengoleskan mentega. Yang lain masih sibuk kejar-kejaran.
“cheonmanayo oppa” ucapnya tersenyum seraya mengatur nafasnya yang mash ngos-ngosan karena berlari. Aku terkekeh. Aku membawanya ke balkon atas. Tempat yang tidak terjangkau mereka.
“joengmal... gomawo chagi-ahh” ucapku
“nde... cheon~ mwo!” dia baru menyadari perkataanku. Aku kembali terkekeh.
“nde... chagi-ahh saranghae” ucapku tersenyum. Ia masih terpaku.
“joengmal... sarangheyo” ucapku lagi membuat matanya berkaca-kaca. Aku merengkuhnya ke dalam pelukanku.
“nado... oppa~ nado saranghae “ ucapnya di sela isakan tangisnya.
“Yoora-ahh... kenapa di saat ini kamu masih cengeng” ucapku bercanda.
“mwoya~ aku terharu... bukannya cengeng” ucapnya tanpa melepaskan pelukanku seraya mencubit pinggangku.
“aaa~ ne... arrasoo~” ucapku tersenyum seraya mengelus rambutnya. Tapi rasanya ada yang aneh... kami berdua berpaling ke sebelah kanan.
“ccciiiiiiiiiiiiiiieeee” serentak mereka menyoraki kami. Kami berdua menjadi salah tingkah. Aiisshh... mengganggu saja :p
End Jaejoong POV
THE END 

Oottoke????
Mianhae... kalau FF.a jelek... mianhae kalo kurang memuaskan... mianhae... FF author tidak sekocak dulu... habis mungkin karena author beda pandangan hidup sekarang *ceileee*
Gomawo dah ngeluangin waktu buat baca FF author... hhe J
RCL yaks~ :D
mianhae... kalo ga suka~ remove aja... joengmal mianhae (^0^)//








Tidak ada komentar:

Posting Komentar