Senin, 07 Februari 2011

FF/ Love & Struggle/ chap 2

Fan Fiction
Title : Love and Struggle Part 2
Author: Fizah Cassiopeia
Cast : 
Shin Ha Jin
Han hyo Ri
Kim Jaejoong
Shim Changmin
Kim Junsu
Jung Yunho
Park Yoochun
Kim Heechul
Kang Soo Hee [other cast nyusul]

Author POV
Satu jam lagi akan ada visit dokter (kunjungan dokter) yang akan memeriksa perkembangan kondisi pasien di rumah sakit ini.
”Aissshhh.... kamar macam apa ini? ACnya tidak berasa sama sekali” keluh Jaejoong.
”Kamu kepanasan? Kalau begitu akan kunaikkan suhunya” ucap Ha jin memencet remote AC. Suhu di ruangan itu menjadi 20 derajat. Sebenarnya saat itu Ha jin sudah kedinginan.
”Ya... ini masih panas” ucap Jaejoong.
”tapi ini masih pagi...”
” memangnya kenapa kalau pagi? Apa tidak boleh memakai AC?” protes Jaejoong.
”lebih baik tidak usah pakai AC. Udara di luar masih segar”
” kalau begitu kamu saja yang keluar”
”Kamu.... Aisssshhh,,,terserah kamu. Tidak ada gunanya bicara dengan namja cerewet !” ucap Ha jin beranjak ke balkon kamar mereka seraya menyeret infusnya.
”mwo! Kamu bilang aku apa?”
”namja cerewet” ulang Ha jin dari balkon.
”ya... kamu yang dari tadi ceramah ini dan itu kepadaku” balas Jaejoong.
”aku tidak ceramah ! kamu yang dari tadi mengeluh dan terus mengeluh”
”wajar aku mengeluh... rumah sakit ini benar-benar tidak nyaman. Apalagi aku sekamar dengan yeoja cerewet seperti kamu”
”kamu yang cerewet !” seru Ha jin. Ia kesal dengan Jaejoong. Jaejoong terkekeh.
Heyy... pagi ini aku malas beradu mulut dengan yeoja cerewet seperti kamu. Jadi berhentilah teriak-teriak seperti itu” seru Jaejoong.
”Aissshhh... yang teriak duluan siapa? Yang cerewet itu siapa?” batin Ha jin.
”yeoja cerewet! Kenapa kamu membawa remot AC nya?” seru Jaejoong.
Ha jin baru menyadari kalau digenggamannya sekarang ada remot AC.
” aku bukan yeoja cerewet! Aku punya nama. Shin Ha Jin itu namaku. Aku tidak akan menyerahkan remot ini sebelum kamu berhenti memanggilku seperti itu!” seru Ha jin.
”ne... siapapun nama kamu... serahkan remot itu sekarang” seru Jaejoong.
”ambil sendiri !”
”pabo... aku tidak bisa berjalan...” ucap Jaejoong. Ha jin baru ingat bagaimana kondisi namja itu. Dengan terpaksa ia kembali ke dalam.
”ini remote AC nya,, ahjusshii!” ucap Ha Jin dengan sedikit penekanan seraya menyerahkan remote itu. Jaejoong menarik tangan mungil Ha jin hingga tubuh keduanya berdekatan, sehingga jarak kepala mereka juga berdekatan. Ha jin terkejut.
”aku... bukan ahjusshi.... aku tidak setua itu...” bisik Jaejoong tepat di telinga Ha jin.
”aku tidak peduli!” balas Ha jin seraya melepaskan genggaman tangan Jaejoong.
End of Author POV

Jaejoong POV
Aku tidak begitu terbebani lagi dengan kondisi kakiku. Mungkin karena aku beradu mulut dengan yeoja cerewet itu. Tunggu dulu, sebenarnya aku memang salah, dari awal yeoja ini ramah padaku. Hingga akhirnya aku memancing emosinya.Aku terkekeh.
Tapi, kalau seperti tadi, suasana jadi lebih seru.^^
Aku baru sadar, telapak tangan yeoja itu dingin sekali, tapi badannya agak panas. Apa dia demam?mukanya juga begitu pucat.Sakit apa dia? Kulihat yeoja itu sedang berbaring. Ia memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Kira-kira Apa yang sedang dipikirkannya? Aisshh... kenapa aku jadi penasaran seperti ini.
”heyy... kamu.. sakit apa? Tanyaku memberanikan diri.
”aku... sakit...” ucapannya terbata seraya terus menerawang langit-langit kamar. heyy... jangan campuri urusanku!”lanjutnya. Padahal dia hampir memberi tahu penyakitnya tapi Ia meniru ucapanku tadi. Aku terkekeh. Dasar plagiator. Mudahan sakitnya tidak terlalu parah. Aku pun mematikan AC. Aku tidak tega kalau harus melihat yeoja itu kedinginan.
End Jaejoong POV

Author POV
”Jaejoong-ahh... bagaimana kondisimu?” Tanya Yoochun yang baru datang bersama Yunho. Mereka adalah sahabat Jaejoong.
“ne… aku baik, hanya saja dalam beberapa bulan ke depan aku belum bisa berjalan, jadi aku harus menggunakan kursi roda” jelas Jaejoong.
“mwo?! Separah itu kah?” Yunho terkejut.
“molla… “ Jaejoong bingung. Ia tak tau.
“Aissshhh… kamu juga… kenapa kemaren mengebut di jalan raya” Ucap Yoochun.
“aku kalut,,, aku juga tidak tau kejadiannya akan seperti ini” jelas Jaejoong.
”kalut... pasti karena Jessica” lanjut Yunho.
”jangan ungkit nama yeoja itu lagi”
”ne... mianhe Jae, aku yakin masih banyak yeoja yang lebih baik daripada dia” jelas Yunho. Yoochun manggut-manggut.
”eh... kamu sekamar dengan yeoja itu ?” tanya Yoochun ketika menyadari kehadiran Ha jin.
”ne...” Jaejoong tersenyum seraya melihat Ha jin yang dari tadi sibuk mengetik sesuatu di notebooknya.
”waeyo? Kenapa kamu tersenyum?” tanya Yunho.
”gwanchana...”
”aaaa... apa kamu menyukainya?” potong Yoochun.
”aniyo... jangan berpikir macam-macam” ucap Jaejoong. Mereka bertiga melihat ke arah Ha jin. Ha jin yang merasa risih akhirnya menoleh ke arah mereka. Ia tersenyum
”annyeong” sapanya ramah
”annyeong...” sahut Yunho dan Yoochun.
“omona… lembut sekali yeoja itu” puji Yoochun.

Tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka. Waktunya visit dokter. Seorang dokter muda dan beberapa bawahannya memasuki kamar mereka (Junsu, Heechul dan Soo hee). Dokter itu adalah Shim Changmin.
”Changmin-ahh...Junsu-ahh” ucap Jaejoong, Yunho dan Yoochun berbarengan.
”sunbae...” sahut Changmin. Mereka bersahabat dari SD. Mereka berpelukan layaknya baru bertemu dengan sahabat yang sudah lama terpisah.
”Changmin-ahh... hebat sekali kamu... semuda ini sudah menjadi dokter...” puji Yunho. Changmin tersenyum.
”aniii... tidak sehebat yang hyung pikirkan” ucap Changmin rendah diri.
”kamu juga Junsu... terlihat lebih tampan dengan pakaian perawatmu” puji Yoochun.
”Joengmal?” Junsu tersenyum.
”heyy... apa kalian melupakanku?” tanya Heechul dengan ekspresi konyol.
Yunho mencoba mengingat Hee chul.
“Heechul Hyung…!” seru Yoochun. Heechul adalah sunbae Yunho dan Yoochun ketika masih TK.
“Ne… heechul hyung” ucap Yunho juga.
“Aisshhh… ternyata kalian masih ingat” ucap heechul tersenyum.
“Hey… hey… ini visit dokter,, reuninya nanti saja” potong Soo hee. Mereka pun kembali menjalankan tugas. Changmin memeriksa Jaejoong terlebih dahulu.
”Hyung-ahh... kakimu akan kembali setelah menjalani operasi. Minggu depan hyung akan dioperasi...” jelas Changmin seraya memeriksa kedua kaki Jaejoong yang terbungkus gips.
”Changmin-ahh... apa... operasi itu sakit?” tanya Jaejoong. Yang lain cekikikan mendengarnya.
”anii... nanti hyung akan dibius, jadi tidak terasa apa-apa” Jaejoong lega mendengarnya.

Changmin pun beralih memeriksa Ha jin. Ha jin menghentikan aktivitas mengetiknya.
”Annyeong Ha jin” sapa Changmin.
”ne.. Annyeong” sahut Ha jin tersenyum.
”bagaimana kondisimu? Apa ada kemajuan? Masih ada yang sakit?” tanya Changmin.
”hmmmphh... sakitnya... sudah kurang..” jawab Ha jin kurang yakin.
Changmin pun memeriksa mata ha jin. Mata indahnya begitu pucat. Warnanya nyaris putih. Changmin juga memegang tangan Ha jin. Masih dingin.
”So hee-ahh... berapa tensinya tadi pagi?” tanya Changmin.
”100/50...” jawab Soo hee setelah melihat sebuah buku catatan. Changmin manggut manggut.
”Ha jin-ahh... sekarang, tarik nafas pelan-pelan” Changmin memberi aba-aba.Ia memeriksa detak jantung Ha jin. Ha jin menurut. Changmin juga menepuk nepuk pundak Ha jin (cara dokter mengetahui keadaan jantung dan paru-paru pasien). Suaranya tidak normal.
”Dokter... apa aku sudah boleh pulang?” tanya Ha jin semangat.
”aissshh... kondisi kamu masih belum memungkinkan,, kamu masih harus menjalani perawatan. Mulai besok kamu akan diterapi. Ha jin-ahh...Banyak-banyaklah istirahat” ucap Changmin lembut. Junsu dan yang lain hanya tersenyum penuh arti. Mereka semua begitu prihatin dengan penyakit yang diderita Ha jin. Dari tadi Jaejoong memperhatikan dan mendengarkan percakapan mereka sementara kedua sahabatnya sibuk memperhatikan kaki Jaejoong sambil beradu argumen masing-masing. ”Sebenarnya yeoja itu sakit apa?” batinnya.
End Author POV

Changmin POV
Aku khawatir dengan Ha jin. Diagnosaku hari ini tidak sesuai harapan. Kondisinya kian memburuk. Aisshh... kenapa yeoja sebaik dan semuda dia terserang penyakit yang berbahaya seperti ini. Sebenarnya aku kagum dengan yeoja itu. Ia tidak begitu menyesali keadaanya. Ia bahkan berbohong padaku kalau ia sudah tidak sering mengalami sakit dalam bernafas. Padahal menurut diagnosaku, ia mengalami nyeri ringan ketika bernafas dan dalam saat-saat tertentu kenyerian itu akan memuncak.
Aku bertekad akan membantu proses penyembuhan yeoja itu. Aku tidak ingin melihatnya menahan sakit lagi.
End Changmin POV

Author POV
”heyy ! cepat keluar... lama sekali kamu di dalam!” seru Ha jin seraya menggedor-gedor pintu toilet. Yup,, di kamar itu hanya ada satu toilet.
“Aissshhh… jangan ganggu ritualku” sahut Jaejoong dari dalam. Ha Jin terkekeh mendengarnya.
”ritual? Ritual dari Hongkong... Sudah satu jam kamu di dalam” ucap Ha jin. Suaranya agak serak karena batuk.
”sabarlah dulu...” tambah Jaejoong.
”baiklah, kuberi waktu lima menit” ucap Ha jin.
”heyy... mana ada orang yang lagi ritual diberi tenggang waktu seperti itu” protes Jaejoong.
”Yaa... kamu juga... sudah satu jam memakai toiletnya”
”yasudah... sekarang aku tanya,,apa kamu mau masuk sekarang bersamaku”goda Jaejoong. Ha jin terkejut.
”mwo !!...paboo!!!” seru Ha jin kembali duduk ke kasurnya.
Jaejoong terkekeh, akhirnya dia berhasil membuat yeoja itu diam.
End of Author POV

Jaejoong POV
Walaupun diceramahi habis-habisan, Aku senang malam ini umma dan appa menjengukku. Mereka meng-cancel semua rapat mereka, demi aku.
Umma menyapa yeoja itu. Sepertinya umma menyukainya. Umma pun berbagi sedikit makanan dengan yeoja itu. Aku tersenyum melihat umma menyuapi yeoja itu.
”mana umma sama appa kamu...?”tanya umma lembut. Padahal umma jarang sekali selembut itu dengan orang lain.
”hmmmphh... appa di Pyongyang” jawab yeoja itu.
”mwo! Kenapa tidak kesini?” tanya umma lagi.
”ne... appa ada urusan...” jawab yeoja itu tersenyum. Dari raut wajahnya, sepertinya dia berbohong.
”terus bagaimana dengan umma kamu?” tanya umma.
”umma... umma... sudah tidak ada” ucap yeoja itu sedih. Umma terkejut.Aku juga terkejut.
”mianhe... ” ucap umma merasa bersalah.
”ne, gwanchana...” yeoja itu lagi-lagi tersenyum. Umma menatap yeoja itu penuh arti.
Tiba-tiba saja aku terpaku melihat senyumannya. Dia yeoja yang kuat... dan baik...
End Jaejoong POV




TBC***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar