Minggu, 13 Februari 2011

FF/ Rain in My Heart/ 1/ 2S

4th FanFiction chap 1
Author : Vizah Jaemin cassie a.k.a Me
Tittle : Rain in My Heart
Cast :
- Han hyo rin a.k.a iema hanyongri’ailomocoskaega cassiopeiabigeastkeepthefaith onlyfiveforeverfive

-Han hyo mi a.k.a Farah Ganesha Chunsu ’cassie’

-Kim Jaejoong



-Park yoochun

-Kim Junsu

-Jessica jung

[other cast nyusul]

Annyeong....
Author balik lagiii.... !!!! ehehehe
Gomawo dah mo baca note gaje q ini...
Mumpunk belum masuk dunia perkuliahan...
Author puas-puasin ngeyel dulu,,,wkwkwkwk
Mian ya... ff kali ini rada beda...
Happy readingggg \\(>0<)//
Keep RCL yakss…
RCL kalian sangat berarti bagi author… hehe

Hyo rin POV
Aku berjalan menyusuri jalan trotoar ini. Pikiranku kosong. Hari ini aku tidak masuk kuliah. Yahh, untuk pertama kalinya aku bolos. Aku tidak menyesal dengan apa yang kulakukan.
Bagiku, dunia seakan berhenti berputar, semuanya hampa, hatiku... dan pikiranku... walaupun aku punya segalanya, tapi semuanya sudah berubah, benar-benar berubah. Cinta? Satu kata itu selalu didengungkan setiap orang, entah kepada pasangan ataupun keluarga. Mereka begitu memuja-muja dengan yang namanya cinta... heh, katanya cinta itu akan abadi sampai kapanpun... cinta itu akan selalu tumbuh dalam hati setiap manusia, cinta itu memberikan kekuatan, cinta itu memberikan kehangatan, cinta itu mengubah yang hitam menjadi gelap... cinta itu laksana embun yang menyejukkan... cinta itu seindah pelangi yang menghapus hujan. Well, semua orang boleh berfikir begitu...dulu,,, aku juga percaya hal itu... tapi sekarang... itu hanya omong kosong!
Setiap hubungan dilandasi cinta, entah itu persaudaraan, persahabatan, dan perjodohan, kalau benar iya... kenapa ada sahabat yang tega menyakiti sahabatnya sendiri, bukan menyakiti lagi, tapi menghancurkan... dia tega menghancurkan hidup sahabatnya sendiri...kenapa ada seseorang yang tidak peduli sedikitpun kepada keluarganya sendiri... Kenapa ada pasangan yang menghianati pasangannya.... Seperti yang kurasakan saat ini. Sahabatku...jessica jung hanya memanfaatkanku... bukan sekedar meminta tolong,,, tapi... benar-benar memanfaatkanku. Dia mendekatiku dan saudara kembarku. Hyo mi unnie. Awalnya dia minta tolong agar kami dapat membantu keuangannya dengan merekrut tantenya. Jung ji soek. agar dapat bekerja di perusahaan appa. Kami bersedia membantunya... tapi kemudian... tantenya mengambil posisi umma,,,yang benar saja... appa menikahinya!!!dan sekarang kami harus tinggal seatap dengan Jung ji soek dan jessica jung !!!! Padahal umma masih ada... Ummaku memang menderita sedikit gangguan saraf sejak kecelakaan 2 tahun yang lalu, kata dokter agar dapat menyembuhkannya, umma harus di rawat di rumah sakit... bukan rumah sakit biasa tapi rumah sakit jiwa. Aku benar-benar terguncang... Umma tidak gila!!! Aku benci mereka memperlakukan umma seperti itu. Bahkan appa dan unnie tidak keberatan sedikitpun. Ada apa dengan mereka? Berkali-kali aku meyakinkan appa, namun sepertinya appa telah terpengaruh dengan pola pikir ahjumma itu, siapa lagi... seseorang yang kini sudah resmi menjadi umma tiriku dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengakuinya... sampai kapanpun... Dia bilang, umma akan lebih baik kalau berada di rumah sakit jiwa. Bukankah umma akan lebih baik kalau di rawat di rumah... agar dia dapat merasakan kasih sayang kita? Berkali-kali juga aku meyakinkan unnie...namun, unnie sama halnya dengan appa. Apa mereka tidak berfikir... Dia umma kita... bukan orang lain... tapi umma.... umma yang selama ini menjaga kita, umma yang selama ini menjadi istri paling baik di mata appa, umma yang mengasuh kami... melahirkan kami dan merawat kami dengan kasih sayang yang tak terhingga. Tapi kenapa di saat umma susah seperti ini, mereka malah mencampakkannya. Benar-benar melupakan semuanya... melupakan semua pengorbanan umma... tidak adakah kasih sayang yang tersisa untuk umma? Mereka betul-betul tega!!!! Apa itu yang dinamakan cinta??? Kenapa appa tega menduakan umma... apa hanya karena penyakit umma?
Lantas apa cinta yang selama ini appa banggakan pudar begitu saja? Hanya karena umma yang menjadi seperti itu? dengan mudahnya appa mengganti posisi umma dengan yang lain. Aku menggenggam tanganku. Appa... kenapa kau tega??? Walaupun semua biaya rumah sakit itu sudah di tanggung... apa pantas appa menikah lagi sementara umma berjuang melawan penyakitnya... apa pantas appa dan unnie berbahagia sementara umma meringkuk di rumah sakit? Mereka malu... yahh,,, sepertinya begitu... appa dan unnie selalu gugup dengan pertanyaan setiap orang yang menanyakan kondisi umma. Mereka merahasiakan semuanya di depan publik. Apa itu yang namanya cinta? Itu sama halnya dengan habis manis sepah dibuang!!!
Dan satu lagi... yang benar-benar menyayat hatiku. Jessica jung!!! Ya... dia tau bagaimana perasaanku terhadap Park yoochun. Aku menyukainya... tapi... Jessica sekarang malah resmi menjadi yeoja chingunya. Kenapa... aku percaya padanya.. aku bersedia membantunya... aku menganggapnya sebagai sahabat terbaik... aku benar-benar menyayanginya seperti keluargaku sendiri... kenapa dia tega melakukannya???? Atau selama ini... hanya aku yang terlalu bodoh...
Tenyata... cinta... sahabat... keluarga... itu benar-benar omong kosong!!! Bullshit semuanya... setidaknya untuk saat ini.
Sekarang...semuanya berubah begitu saja... tanpa kecuali... mungkin termasuk aku. Sekarang aku menjadi tomboy, mungkin karena sekarang aku terlalu cuek dengan penampilanku. padahal dulunya... aku adalah yeoja feminim yang manis. Itu kata temen-temen SMPku.
Aku bekerja paruh waktu. Menjadi seorang pelayan restoran. Walau gajinya tidak begitu seberapa... tapi aku bertekad, aku akan membangun rumah... walaupun nantinya hanya sebuah rumah sederhana... namun rumah itu akan penuh kasih sayang... tidak seperti rumahku yang sekarang, mewah namun hampa... hampa karena umma tidak ada di sana... hampa karena nenek sihir ji seok yang mengambil alih semuanya. Yahh,,, walaupun mereka sebenarnya tidak seburuk itu, sikap ji soek cukup baik, begitu pula dengan Jessica. Tapi... aku benar-benar membenci mereka!!!!aku akan membawa umma pulang dari penjara itu dan merawatnya dengan usahaku sendiri... karena sekarang,,, mereka benar-benar melupakan umma.
Kebahagiaanku... hilang begitu saja...bagai di telan bumi. Menyisakan sesak di dada. Yang terasa hanya perih... perih melihat kenyataan sekarang. Aku punya keluarga namun tidak merasakan kehangatannya. Aku punya harta namun itu semua hanya semu... semuanya tidak dapat memberiku ketenangan... semuanya membuatku sakit... sekarang aku bagaikan ranting rapuh, yang terombang ambing di bawa arus angin,,, berjalan tanpa arah... hampa... benar-benar hampa... hanya dengan bertemu dengan umma aku akan kembali tegar. Aku akan tegar... aku akan kuat... aku akan berjuang demi ummaku tersayang.
Entah berapa lama aku berjalan di tengah hujan seperti ini. Dari tadi aku terus melamun. Aku baru menyadari kalau harinya hujan, aku sudah basah kuyup. Entah kenapa kakiku enggan untuk berlari... berlari cepat-cepat pulang ke rumah... atau hanya sekedar berjalan mencari tempat berteduh. Aku lebih senang seperti ini. Berjalan pelan di tengah hujan... menikmati indahnya hujan yang turun sore ini. Menikmati setiap dinginnya angin yang menusuk kulitku. Menikmati setiap derasnya air hujan yang menghujam tubuhku. berjalan dengan tatapan kosong. Beberapa kali aku tersenggol orang-orang yang berlari mencari tempat berteduh. Aku masih bisa menguasai tubuhku agar tidak oleng. Airmataku menyatu dengan setiap tetesan air hujan yang menyapa wajahku. Aku tersenyum lirih... apa sekarang hanya hujan yang mengerti perasaanku?
”Hyo rin! Kemana saja kamu sayang?” ucap nenek sihir ji soek. Aku hanya terrsenyum hambar.
”bukan urusanmu...”
”kenapa kamu basah kuyup begini?” aku menepis tangannya yang mencoba meraih pundakku.
”aku tidak butuh perhatianmu!” aku menatapnya tajam. Dia hanya terdiam.
”Hyo rin!!! Jangan bersikap seperti itu dengan ummamu!” appa membentakku. Appa? Bukankah dia seharusnya sedang di luar negeri bergelut dengan rekan bisnisnya. Aku hanya mendengus. Lagi-lagi appa membelanya.
”aniyo~ aku capek..” aku ingin berlalu namun appa mencegatku.
”darimana saja kamu heh? Keluyuran dari kemaren... kenapa sekarang baru pulang?” bentak beliau lagi.
”appa sendiri... kenapa di sini, bukankah seharusnya ke luar negeri ?” aku balas bertanya.
”umma bilang kamu tidak pulang dari kemaren... makanya appa kesini... kamu belum jawab pertanyaan appa. Dari mana saja kamu? Basah kuyup begini...”
”heh... apa appa masih peduli denganku? Atau appa pulang hanya karena kangen dengannya?!” aku menatap ji soek.
”kamu....” appa terlihat emosi namun dengan sok pahlawan ji soek menenangkannya.
”sok pahlawan!” aku berkata sinis. Aku benar-benar muak melihatnya.
”anak tidak sopan... dia ummamu?!” lagi lagi appa emosi dan ji soek kembali menenangkannya.
”sekarang jawab pertanyaan appa... dari mana saja kamu? Apa kamu nginap di rumah namja chingu kamu heh?”
”heh... aku tidak punya namjachingu... dan lagi aku tidak serendah itu...appa,,,kenapa appa berfikir seperti itu? aku tidak serendah dia... sekretaris genit,,, sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengakuinya sebagai ummaku... tidak akan!!! Aku melawan appa dan menghina ji soek. Aku benar-benar emosi. Kenapa appa menilaiku seperti itu? aku kecewa...
Plakkkk!!! Sebuah tamparan mendarat di pipiku. Aku tidak percaya. Appa menamparku hanya karena dia. Aku memegang pipiku yang memerah. Sementara kulihat appa menyesali perbuatannya.
”apa appa tau... aku kemana!!! Aku ke tempat umma... aku menginap di sana!!! Apa appa tau kenapa aku menginap? Kemaren umma ulang tahun!!!! Apa appa melupakannya... berulang kali aku menelpon appa tapi tak pernah dijawab... sementara dia!!!! Hanya dengan sedikit merengek manja... appa langsung datang!!!!” aku berteriak dan menatap tajam ke arah mereka. Mataku memanas dan berkaca-kaca. Sementara ji soek hanya terdiam dengan ekspresi sedih menatapku. Dan appa... dia hanya terdiam... sambil terus menatapku dengan ekspresi bersalahnya.
”kenapa??? Ulang tahun umma pun appa lupa... atau appa tidak pernah mengingatnya... karena yang appa ingat sekarang hanya dia...!!!!” lanjutku seraya menunjuk ji soek yang sudah mulai terisak. Aku berlari ke kamar ku. Betapa terkejutnya aku ketika melihat Hyo mi, Jessica, Yoochun sunbae, Jaejoong sunbae, dan Junsu sunbae berdiri disana. Mereka melihat semuanya. Mereka mendengar semuanya...sebenarnya itu tak masalah,,, tapi di sana ada Yoochun sunbae. Aku terus berlari melewati mereka yang terpaku seraya menatap tajam ke arah Jessica. Dia terlihat sedih. Aku yakin, itu hanya wajah palsunya. Hyo mi mencegatku namun dengan kasar kutepis tangannya.
”hyo rin!!!” appa berteriak memanggilku aku segera berlari ke kamarku. Aku tidak bisa lagi menahan air mataku agar tidak jatuh. Kututup pintu kamar dengan kasar. Aku meringkuk di sudut kamar dekat pintu. Aku menangis sejadi-jadinya.
End Hyo rin POV

Jessica POV
Aku sedih... melihatmu seperti itu... aku juga sedih melihat perlakuan appamu tadi...terlebih sedih lagi karena kamu masih belum menerima kehadiran tanteku, itu berarti kamu juga belum menerimaku. Aku dapat mengerti kenapa kamu bersikap seperti itu. Maaf kami telah melihat semuanya. Mungkin kalau Cuma aku dan Hyo mi yang melihat ini tidak akan menjadi masalah. Tapi, Yoochun oppa, Jaejoong oppa dan Junsu oppa juga melihatnya. Mereka kami ajak ke rumah. Sekalian mengerjakan tugas kuliah.
Aku berencana menjodohkan Jaejoong oppa dan Hyo mi, karena dari dulu Hyo mi menyukainya. Padahal sebenarnya Jaejoong oppa terlihat uring-uringan untuk ikut. Maafkan aku Hyo rin. Seandainya aku tidak mengajak mereka, mereka tidak akan melihat kejadian ini.
Mianhe,,, aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku tidak menyangka kalau kejadiannya seperti ini. Aku tidak menduga kalau tanteku menggantikan posisi ummamu dengan cara seperti ini. Aku juga tidak bisa menolak keinginannya untuk menikah dengan appamu. Aku juga tidak bisa menolak Yoochun oppa, sebenarnya, tanpa kamu ketahui... aku juga menyukainya.Aku benar-benar tidak bisa menolaknya ketika Yoochun oppa mengutarakan perasaannya kepadaku.Di matamu mungkin aku adalah penyebab semuanya... Aku tidak berniat untuk menyakitimu... Sekarang bagaimana aku menebus semua kesalahanku di matamu. Tatapanmu tadi membuatku semakin tersayat. Mianhe Hyo rin... Joengmal mianhe... aku tau, aku terlalu egois… namun aku tidak dapat mendustai hatiku.
End Jessica POV

Hyo mi POV
Sebenarnya… jauh di lubuk hatiku… aku sayang keluargaku, melebihi apapun. Aku mengerti kenapa Hyo rin bersikap seperti itu. Hanya saja aku tidak sekuat dia. Aku tidak sanggup melihat umma dengan kondisi seperti itu. Itu sebabnya aku jarang menjenguk umma. Aneh memang... tapi itulah yang kurasakan. Hyo rin-ahh... mianhe. Aku yakin umma akan dirawat lebih baik disana, di rumah sakit jiwa itu... daripada disini... Ditambah lagi aku merindukan kasih sayang seorang umma, oleh karena itu dengan senang hati aku menerima tantenya Jessica menjadi ummaku. Mianhee... inilah yang dapat kulakukan untuk sedikit menghibur hatiku. Hyo rin-ahh... aku tidak sekuat dirimu.
Sekarang, aku dekat dengan Junsu oppa dan Yoochun oppa. Mereka sahabat Jessica. Aku bahagia bisa bersahabat dengan mereka. Sekalian untuk mengusir kegalauan di hatiku. Tidak dengan Hyo rin. Sekarang ia menjadi yeoja yang sangat sensitif dan cuek terhadap apapun. Ia bahkan tidak punya teman karena sikapnya itu... Dia lebih sering menghabiskan waktu dengan umma. Jujur...Aku iri dengannya.
Setiap hari Yoochun oppa dan Junsu oppa main ke rumahku. Apalagi Jessica adalah yeoja chingu yoochun oppa. Hyo rin masih baik terhadap kami. Namun, kebaikannya tidak seperti dulu, ia selalu bersikap dingin. Seolah-olah kami tidak ada di rumah ini, seolah-olah dunianya berbeda dengan dunia kami... Ia memiliki dunia sendiri yang tak dapat kami tembus. Hubunganku dengannya tidak seperti dulu lagi... Mianhe Hyo rin. Asal kamu tau, Aku sayang kamu... selalu seperti itu... aku sayang kamu sampai kapanpun. Namun kondisi kita yang sekarang, membuatku seperti ini...
Jessica memaksa Yoochun oppa mengenalkanku dengan Jaejoong oppa. Dari awal aku menyukainya. Akhirnya hari ini Jaejoong oppa diundang ke rumahku. Aku senang dapat menghabiskan waktu bersamanya walaupun dia terlihat cuek. Tapi... kedatangan mereka hari ini menjadi masalah, hari ini adalah waktu yang tidak tepat. Mereka melihat semuanya... melihat hyo rin yang seperti itu...
End Hyo mi POV

Hyo rin POV
Mianhe... akhir-akhir ini aku menjadi lebih sensitif dan emosional. Mungkin mereka tidak sejahat apa yang aku pikirkan... Aku tau itu, mereka tidak bermaksud menyakiti siapapun.
Kejadian kemaren membuatku benar-benar emosi... Oke kalian jarang menjenguk umma... tapi, kenapa kalian melupakan ulang tahunnya... Apa kalian tau, kemaren adalah ulang tahun tersepi yang umma rasakan. Hanya ada aku di sampingnya.
Hari ini aku kembali berniat menjenguk umma. Aku malas kuliah... Aku ingin menenangkan diri di samping umma.
”umma~ aku membawakan kimbab kesukaanmu” ucapku. Seperti biasa umma tetap duduk dengan manis di kursi rodanya. Tatapan umma kosong... selalu seperti itu...umma seperti mayat hidup, beliau terus berdiam diri dengan tatapan seperti itu. Walaupun umma sudah tidak mengerti semuanya... walaupun umma sudah tidak seperti dulu... umma sudah tidak mengenaliku, umma juga tidak menyadari kehadiranku... aku akan selalu di samping umma... Aku sayang umma... apapun yang terjadi. Hatiku tersayat melihat umma seperti ini... umma, cepat sembuh,,, walaupun presentase kesembuhan umma hanya 10 % karena gangguan saraf yang umma derita sudah dalam tahap yang cukup mengkhawatirkan, tapi, aku yakin umma pasti sembuh. Umma~ bogoshipo~
”Aaaa...” aku menyuapi umma. Dan seperti biasa umma menuruti perintahku dan memakan kimbab yang kubawakan tanpa menoleh ke arahku. Tatapan umma kosong.
”umma-ahh... sebentar lagi kita pulang... aku sudah hampir mengumpulkan uang untuk mengontrak sebuah rumah... umma sabar ya... aku akan membawa umma dari tempat ini...” aku mengoceh sendiri seraya masih menyuapi kimbab.
”nanti kita akan tinggal serumah... walau Cuma denganku... aku akan mengurus umma dengan sepenuh hati...” ucapku. Tanpa terasa mataku sudah berkaca-kaca.
”nanti kita akan tidur berdua... umma tidak perlu tidur sendirian lagi...” aku menitikkan air mata.
”nanti... setiap hari akan kubuatkan kimbab untuk umma... umma tidak perlu memasak untukku lagi seperti dulu... karena sekarang giliranku yang akan memasak untuk umma... setiap hari... selama aku hidup... aku akan terus memasak untuk umma” aku tidak dapat menahan air mataku. Aku menangis di pangkuan umma. Tiba-tiba ada seseorang membelai rambutku. Aku terdiam. Umma membelaiku !!!!
”Umma...” aku menengadah. Tapi yang kulihat bukanlah tangan umma. Tangannya kekar. Ternyata dia adalah sunbaeku. Jaejoong sunbae. Aku melongo, kenapa dia ada disini? Sejak kapan? Aku mengenal sunbae karena Hyo mi selalu bercerita tentangnya. Tapi aku tidak yakin dia mengenalku, sebelumnya aku tidak pernah berbicara dengannya. Dia sunbaeku. Kami masuk fakultas yang sama. Jurusan psikologi.
”pakai ini” ucapnya lembut seraya mengulurkan sapu tangan ungu ke arahku. Dengan ragu Aku mengambil sapu tangannya.
”sun-sunbae? Kenapa ada disini?” tanyaku terbata.
“aku sedang menjalani praktek di rumah sakit ini...” ucapnya seraya tersenyum. Aku hanya diam seraya mengusap air mataku.
”kamu tidak masuk kuliah?” tanyanya. Aku menggeleng. Sunbae menatap umma. Ia menatapnya iba.
”kenapa berhenti menyuapi ummamu? Beliau harus banyak makan supaya cepat sembuh...” ucapnya merampas kimbab di tanganku dan menyuapi umma. Aku kembali melongo. Tak berapa lama kemudian umma dibawa seorang perawat untuk menjalani terapi. Tinggallah aku berdua dengan sunbae.
”lain kali kamu tidak usah mengorbankan mata kuliahmu demi merawat ummamu, setiap pagi perawat-perawat disini akan terus merawatnya... jadi kamu tidak usah khawatir...” ucapnya tersenyum memegang bahuku.
”aku... aku...” kalimatku terpotong.
”Hyo rin-ahh... terkadang hidup ini tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan kita... hidup selalu dihiasi dengan masalah-masalah, itu semua kembali kepada kita bagaimana menyikapinya... ja ! kamu harus tetap semangat...” ucapnya seraya tersenyum lembut. Deg ! jantungku berdebar.
”nde...gomawo sunbae...” aku tersenyum. Dia balas tersenyum. Aku menelan ludah melihat senyumannya.
”aku kesana dulu ya... masih ada tugas... ” ucapnya seraya mengacak-acak rambutku. Untuk kesekian kalinya aku melongo. Kupikir sunbae akan mengejek ummaku... kupikir ia juga akan mengejekku seperti yang lain... ternyata aku salah sangka... Dia begitu baik.. Dia bahkan tau namaku... Dia bahkan memberiku semangat... Aku menghela nafas. Dia hanya merasa iba kepadaku... T.T
End Hyo rin POV

Hyo mi POV
Hari ini aku pulang dengan Junsu oppa. Jessica dan Yoochun oppa tidak tau pergi kemana. Aku sedikit kecewa karena dengan begitu Jaejoong oppa tidak ke rumahku.Tapi sepertinya dia tidak ada perasaan sedikit pun kepadaku. Dia selalu bersikap dingin dan cuek. Kupaksakan senyumku mendengar lelucon Junsu oppa. Dia berusaha menghiburku. Aku melihat keluar jendela. Hari ini, entah mengapa perasaanku begitu berkecamuk
Ciiit....
Junsu oppa merem mobilnya. Aku tidak terkejut sedikkitpun. Karena dari tadi yang kulakukan hanya menangis. Junsu oppa menyentuh bahuku yang bergetar. Aku hanya bisa menangis tertunduk. Aku menangis mengeluarkan semua unek-unek yang ada.
”Hyo mi-ahh...” dia memanggilku dan menghadapkan tubuhku ke arahnya. Tanpa kuduga-duga dia memelukku erat. Aku malah tambah menangis dipelukannya. Dia membelai rambutku. Untuk beberapa menit tangisku bertahan. Entah kenapa hatiku menjadi tenang dan damai dipelukan Junsu oppa.Aku berhenti menangis. Junsu oppa masih memelukku.
”oppa~ gomawo...” aku melepaskan pelukannya. Dia tersenyum kepadaku. Dia mengusap air mataku dengan tangannya. Aku menelan ludah. Sebelumnya junsu oppa belum pernah seperti ini. Biasanya dia sering melucu dengan leluconnya. Biasanya juga, aku selalu tertawa dan terhibur mendengarnya. Bukan hanya karena leluconnya tapi juga karena suara lumba-lumbanya. Kini yang kulihat seperti bukan Junsu oppa. Dia menatapku lekat.
”Hyo mi-ahh... uljima... aku sedih melihatmu seperti ini, kumohon jangan menangis lagi... aku akan selalu ada untukmu” ucapnya lembut. Badanku panas dingin mendengarnya. Junsu oppa bilang begitu? Jantungku berdegup kencang?Ada apa ini?
End Hyo mi POV

TBC***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar