Senin, 07 Februari 2011

FF/ Love & Struggle/ chap 3

Fan Fiction
Title : Love and Struggle Part 3
Cast : Shin Ha Jin
Han hyo Ri
Kim Jaejoong
Shim Changmin
Kim Junsu
Jung Yunho
Park Yoochun
Kim Heechul
Kang Soo Hee [other cast nyusul]


Author POV
Umma dan appa Jaejoong pun pulang.
Ha jin cekikikan melihat acara TV malam itu. Ia menonton Star King.
”yaa... kenapa kamu pindah channelnya?”protes Ha jin. Jaejoong memindahnya ke channel permainan sepak bola.
”ini lebih seru” ucapnya.
”Aisshh... apanya yang seru, Cuma sekumpulan orang yang memperebutkan karet yang diisi udara” protes Ha jin.
”huuu... kamu tidak tau seninya sepak bola,,,makanya bicara seperti itu”
Ha jin tidak dapat berbuat apa-apa karena remote TV nya ada di tangan Jaejoong.
Ha jin cemberut.
”heyy... sudah sehari aku tinggal sekamar denganmu, apa kamu tidak penasaran dengan namaku?” tanya Jaejoong tiba-tiba.
“buat apa penasaran…” ucap Ha jin mengulum tawa.
“kamu jangan gengsi begitu… walau bagaimanapun kita sudah tinggal sekamar di sini” goda Jaejoong sambil terus menonton pertandingan sepak bola.
“siapa yang gengsi…”
“namaku Kim Jaejoong dan umurku masih 21 tahun jadi jangan panggil aku ahjusshi lagi,, aku memberitahumu supaya kamu tidak penasaran” ucap Jaejoong.
“bilang saja mau kenalan apa susahnya?!” Ha jin cekikikan.
”mwo! Siapa yang mau kenalan, sudah kubilang aku tidak ingin membuat kamu penasaran” elak Jaejoong.
”ne... ne... terserah kamu saja. Aku ingin tidur” ucap Ha jin seraya memejamkan matanya. Ia merasa sangat pusing. Jaejoong melirik ke arah Ha jin.
”Aisssshh... dia tidur duluan...” keluh Jaejoong.
End Author POV

******

Author POV [Background song Begin]
Tengah malam… Ha jin terbangun. Ia terbatuk-batuk sambil menahan rasa nyeri di dadanya. Jaejoong yang belum tidur terlihat panik. Ia mengambil tongkat dan segera duduk di kursi rodanya. Ia menghampiri Ha jin.
”Ha jin-ahh... apa kamu baik-baik saja?” Jaejoong panik. Ia menyentuh kepala yeoja itu. Panas sekali. Muka yeoja itu pun terlihat lebih pucat. Ha jin hanya memejamkan matanya. Tanpa disadarinya, ia menitikkan air mata karena sakit yang dirasakannya.
Jaejoong memencet tombol merah, tombol untuk memanggil perawat.
”bertahanlah...” Jaejoong mengelus kepala yeoja itu. Tak berapa lama kemudian Junsu pun datang.
”Junsu-ahh... lakukan sesuatu” seru Jaejoong.
Junsu memeriksa Ha jin. Ia pun segera menyuntikkan obat ke selang infus Ha jin. Suntikan itu adalah pertolongan pertama.
”Junsu-ahh... sebenarnya yeoja itu sakit apa?” tanya Jaejoong.
Junsu pun menjelaskannya. Jaejoong langsung lemas mendengarnya. Ia tak menyangka sama sekali. ”Separah itukah...” pikirnya.
End of Author POV

Author POV [Background song My Everything]
”Akhirnya sarapan datang...” batin Ha jin. Ia sudah sangat kelaparan. Terlihat seorang petugas mengantarkan sarapan.Kondisi Ha jin sudah membaik setelah tadi malam diberi suntikan. Dengan semangat ia menyantap sarapannya.
”Aissshhh... aku masih lapar” keluh Ha jin. Padahal sarapannya sudah habis. Ia melirik Jaejoong. Namja itu masih tidur. Sarapannya pun belum tersentuh sedikitpun.
”Dasar namja pemalas, udah jam segini masih molor” ucap Ha jin. Ia baru menyadari, tadi malam namja itu begadang dan telah menlongnya.
Ha jin menghampiri Jaejoong yang masih terlelap seraya menyeret infusnya. Matanya tertuju pada makanan di atas meja dekat kasur Jaejoong.
”ya ampun... makanannya jauh lebih enak daripada punyaku” ucap Ha jin pelan. Maklum... Jaejoong tidak menderita penyakit dalam sepertinya. Masalahnya hanya pada kakinya.
”aku bangunkan dulu aja... kalau dia tidak mau sarapan... langsung ku sikat saja” batin Ha jin.
”hey... bangun !!! sarapan kamu sudah datang...” Ha jin menggoyangkan badan Jaejoong. Jaejoong masih terlelap.
”Apa kamu tidak mau sarapan?” ucap Ha jin lagi. Lagi-lagi Jaejoong tidak bergeming. Ha jin melambaikan tangannya ke muka Jaejoong.
Ha jin mengangkat sarapan Jaejoong dan menyodorkannya ke muka Jaejoong.
”heyy... apa kamu tidak tergoda dengan makanan ini...” goda Ha jin. Padahal saat itu Jaejoong mencium aroma makanannya. Namun ia masih tak bergeming. Setengah putus asa Ha jin meletakkan makanan itu kembali.
”Halloooo.... hey... apa kamu tidak mau sarapan? Kalau iya,,, buat aku saja ya...” ucap Ha jin lagi. Ia menatap muka Jaejoong yang masih terlelap.
”ya ampunn... ternyata namja ini tampan sekali...banyak banget taii lalatnya, satu... dua... tiga... empat... eh,, disini juga ada, lima... omona...!!!” ha jin menunjuk-nunjuk wajah Jaejoong seraya menghitung taii lalat Jaejoong. Jaejoong memang punya banyak taii lalat yang kecil-kecil di mukanya, membuatnya tambah ganteng *author mimisan*
”kena kamu...” seru Jaejoong. Tiba-tiba Jaejoong membuka matanya.
”Omo... omo...!!!” Ha jin terkejut. Jaejoong mendekati wajah Ha jin.
”kamu... baru tau ya... kalau aku ini tampan” goda Jaejoong berbisik ke telinga Ha jin.
”yee... siapa bilangg... ”Ha jin jadi gugup.Jaejoong tersenyum nakal.
”ya...!!! dari tadi kamu tidak bangun-bangun” ha jin mengalihkan pembicaraan dan menjauh dari posisinya.Mukanya yang pucat sekarang sudah kaya kepiting rebus saking malunya.
Jaejoong mengulum tawanya. ”ternyata... yeoja ini sangat manis” batinnya.
”emangnya apa urusanmu kalau aku masih tidur” Jaejoong memancing Ha jin.
”bener juga ya...” batin ha jin. Ia berpikir. Ia merasa gugup karena dari tadi Jaejoong menatapnya.
” sarapan sudah datang... tapi kamu masih tidur...” Ucap ha jin.
”ne... memangnya kenapa? Terserah aku kan mau sarapan atau tidak... kamu... apa kamu mengkhawatirkanku karena aku tidak sarapan” lagi-lagi Jaejoong menggoda Ha jin.
”aniyo! Aku hanya... hanya...”
”hanya apa?” sela Jaejoong masih tersenyum nakal.
”Arrghh... sudahlah... lupakan saja..” Ha jin kembali ke kasurnya. Ia malu. Jaejoong cekikikan.
”kenapa aku jadi salah tingkah kaya gini...” batin Ha jin.
End of Author POV

Ha Jin POV
Aku duduk di kursi roda. Sekarang Hee chul dan Soo hee akan membawaku ke ruangan terapi. Aku meninggalkan namja itu dan teman-temannya. Eh... tidak apa-apa juga kali kalau aku meninggalkan mereka. Paboo...
”ha jin-ahh... apa kamu sudah siap untuk terapi ini?” tanya soo hee ragu-ragu.
”nde... memangnya kenapa? Hanya terapi saja kan?” ucapku.
”aniyo... hanya saja mungkin kamu akan merasa sedikit sakit” ucapnya lagi. Ku lihat Hee chul menyikut siku Soo hee.
”jagi-aa... jangan menakut-nakuti dia...” ucap Hee chul pelan. Aku mendengarnya.
******

Author POV
”annyeong...!” sapa seorang yeoja memasuki ruangan 307. Ia terdiam setelah menyadari kalau temannya Ha jin tidak berada di ruangan itu. Yup... ia adalah sahabat Ha jin,,, Han hyo ri. Jaejoong, yunho dan Yoochun memperhatikan Hyo ri.
”Hyo ri-ahh...”sapa Yunho.
”huh... sunbae...” hyo ri terkejut. Ia tidak menyangka akan bertemu sunbaenya disini. Mereka adalah sunbae Hyo ri. (kakak tingkat). Maklum... Hyo ri anak yang baik dan tajir, jadi wajar kalau sunbaenya mengenalinya.
”Hwwaa... sunbae ingat denganku...” batin Hyo ri seraya tersenyum.
Hyo ri ikut bergabung dengan mereka. Sebentar saja Hyo ri sudah mulai akrab.
”sunbae-ahh... mana ha jin? Apa dia di toilet?” tanya Hyo ri.
“aniiyo... dia lagi diterapi” jawab Jaejoong.
“bagaimana kondisinya? Apa semakin parah?” tanya hyo ri cemas.
”uhmmm... molla,,, tapi tadi pagi dia menghabiskan sarapannya, ia juga terlihat lebih semangat...” jawab Jaejoong. Ia tidak menceritakan kejadian malam tadi. Tunggu dulu.... dari mana Jaejoong tau kalau Ha jin menghabiskan sarapannya. Namja itu kan ketiduran... Sebenarnya bukan ketiduran, tapi pura-pura tidur.wkwkwkwk.
”baguslah kalau begitu...” ucap Hyo ri tersenyum.
”apa kamu teman dekatnya?” tanya Yoo chun.
”ne...”
”apa kamu satu kampus dengannya?” Hyo ri mengangguk.
”joengmal? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?” tanya Yoochun lagi. Yoochun adalah sunbae yang cukup memperhatikan ade kelasnya. Apalagi kalau yeoja.
”itu karena Ha jin tidak berlama-lama di kampus, kalau mata kuliahnya habis. Ia segera pergi bekerja... ia anak yang mandiri.” jelas Hyo ri. Yoochun manggut-manggut.
”Hyo-ri-ahh... ha jin itu orangnya seperti apa?” tanya Jaejoong tiba-tiba. Membuat yunho dan Yoochun tersenyum nakal ke arah Jaejoong.
”Waeyo? Aku hanya bertanya” ucap Jaejoong.
”dia anak yang mandiri, periang, dan baik... pokoknya dia adalah sahabat terbaikku selama ini” ucap Hyo ri tersenyum.
”apa dia punya namja chingu?” tanya Jaejoong polos.
“Aaaaaa... Jongie-ahhh... kamu tidak bisa mengelak lagi... kamu menyukainya!” seru Yunho dan Yoochun.
“mwo!!! Anniyoo...aku hanya penasaran... jangan berpikir macam-macam” Jaejoong mencari alasan.
“tidak... dia sama sekali tidak punya namja chingu. Ia belum pernah pacaran. Ia terlalu sibuk bekerja untuk appanya,,,yang aku lihat, ia juga belum pernah tertarik pada seorang namja...” jelas Hyo ri. Jaejoong tersenyum.
”Joengmal....!” Jaejoong terlihat bersemangat. Yoochun dan Yunho cekikikan. Ketahuan sekali bagaimana perasaannya terhadap Ha jin.
”memangnya appanya kenapa?” tanya yunho.
”appanya yang di Pyongyang selalu di kejar rentenir karena utang. Mereka adalah keluarga sederhana. Appanya juga bukan appa kandungnya. Appa kandungnya bercerai dengan ummanya ketika umurnya 10 tahun, walau begitu ia sangat saayang dengan appa tirinya”
Jaejoong terperanjat. ”Aissshhh... yeoja itu benar-benar begitu kuat” batinnya.
”aku... sekarang... benar-benar... ingin menjaganya...” batinnya lagi.
”sebenarnya dia sakit apa?” tanya Yoochun lagi yang tidak mengetahui penyakit Ha jin. Jaejoong menceritakan semua yang ia tau tentang penyakit yang diderita Ha jin.
”joengmal... aissshh... kasihan sekali yeoja itu” Yunho memberi komentar.
”jangan kasihani dia, dia tidak suka dikasihani... karena dia yeoja yang kuat, dia sahabat terbaik yang pernah kumiliki seumur hidupku” ucap Hyo ri penuh arti.
End of Author POV


Ha jin POV
Kami sampai ke ruangan itu. Kulihat dokter changmin disana. Ia tersenyum kepadaku.
”Ha jin-ahh... kita mulai saja ya terapinya” ucapnya. Aku mengangguk.Dokter Changmin membuatku kagum, ia begitu lembut dan baik padaku. Aku menjalani terapi radiologi dan kemoterapi ringan. Benar apa yang dikatakan Soo hee, terapi ini membuatku merasa sakit. Sakitnya pada kulit yang terkena sinar radiologi. Untungnya terapi ini hanya kujalani 2 minggu sekali karena terapi ini banyak efek sampingnya. Kata dokter sih bisa membuat rambut rontok, mual, muntah, pusing, lemas, bahkan paling parah bisa meninggal. Aku manggut-manggut mendengarnya. Aku tidak takut sedikitpun, kalaupun aku harus meninggal. Itu tak apa, karena aku akan kembali bertemu dengan umma. Dan sekarang badanku jadi sangat lemas. Tidak pernah aku selemas ini sebelumnya.
End of Ha jin POV


TBC***






Tidak ada komentar:

Posting Komentar