Senin, 07 Februari 2011

FF/ Love & Struggle/ chap 6

Fan Fiction
Title : Love and Struggle Part 6
Author: Fizah Cassiopeia a.k.a me
Cast :
Shin Ha Jin
Han hyo Ri
Kim Jaejoong
Shim Changmin
Kim Junsu
Jung Yunho
Park Yoochun
Kim Heechul
Kang Soo Hee [other cast nyusul]


Author POV
Ha jin cekikikan melihat ekspresi Jaejoong. Dokter bilang operasinya akan dilaksanakan besok. Dan dari ekspresinya, terlihat sekali kalau namja itu jadi stres dan agak sedikit takut di operasi.
”sunbae-ahh... ternyata kamu takut dioperasii....” ejek Ha jin seraya tertawa.
”ya! Aku sama sekali tidak takut....”
”terus... kenapa mukamu jadi sejelek ini kalau kamu tidak takut...” ucap Ha jin lagi yang melihat muka cemberut Jaejoong.
”aku... hanya hanya...”
”Jaejoong oppa ternyata takut dioperasii...takut dioperasii hahahaha” Ha jin memotong omongan Jaejoong seraya terus mengejeknya seperti anak kecil.
”mwo! aku tidak takut,,, heh.. tunggu dulu... kamu memanggilku... oppa...” goda Jaejoong. Ia mulai mengalihkan pembicaraan seraya tersenyum nakal.
Seketika tawa Ha jin lenyap.
”ya! Memangnya kenapa... apa aku salah... atau.. kamu mau kupanggil hyung... atau ahjusshi lagi...” ucap Ha jin.
”anni... hanya saja... tiba-tiba kamu memanggilku ’oppa’ aku jadi sedikit tersanjung...” ucap Jaejoong lagi.
”mwo! bukankah itu panggilan yang biasa-biasa saja... kecuali aku memanggilmu jagii.. baru tidak biasa...”
”ya...!!! ternyata kamu mau memanggilku jagii... omona....” goda Jaejoong.
”a-a aniyoo....” Ha jin salah tingkah lagi. Sementara Jaejoong terus tersenyum nakal ke arahnya.
”Aigoo... aiishhh... susah memang bicara denganmu...” lanjut Ha jin. Ia berbaring membelakangi Jaejoong.
”kenapa sih... namja itu selalu menggodaku seperti itu... seharusnya kan aku yang mengejeknya takut operasi, kenapa jadi dia yang membuatku salting seperti ini.... ” batin Ha jin seraya senyam senyum.
[Background song My Everything]
”Ha jin-ahh....” panggil Jaejoong.
”ehmm...” ha jin masih tidak berbalik ke arah jaejoong.
”apa ini punyamu?” tanya Jaejoong seraya menunjukkan selimut bergambar Dora.
Ha jin berbalik ke arah Jaejoong.
”mwo! ne... itu punyaku...” Ha jin terkejut. Kenapa selimutnya bisa ada di kasur jaejoong.
”kenapa bisa ada di tempatmu.....” ucap Ha jin dengan ekspresi bingungnya yang membuat Jaejoong gemas. Ha jin berjalan ke arah jaejoong ingin mengambil selimutnya yang kini ditangan namja itu.
”apa kamu lupa... kejadian tadi malam...” ucap Jaejoong. Ha jin menerawang.
Flashback
Suhu kamar malam ini memang dingin padahal AC sudah dimatikan. Untungnya Ha jin tidak merasa kedinginan sama sekali. Ia melihat Jaejoong yang terlelap yang terlihat kedinginan. Maklum selimut Jaejoong tipis. Badannya pun terlihat menggigil. Ha jin mendekati Jaejoong dan menyelimutkan selimutnya. Ia menaruh telapak tangannya ke kening namja itu.
”mwo! dia demam...” ucapnya. Ha jin segera mengompres namja itu. Namja itu masih terlelap. Tak sengaja Ha jin menatap wajah namja itu... 1 detik... 1 menit... 2 menit.. 3 menit. Ada perasaan lain yang menyergap hatinya ketika melihat namja itu.
”Aisshh... apa yang kupikirkan...” gumamnya seraya menampar-nampar pipinya sendiri. Ia kembali beranjak ke kasurnya dan tidur tanpa menggunakan selimut tentunya.
End of Flashback
”apa kamu melupakannya...” tanya Jaejoong membuyarkan lamunan Ha jin.
”ke-kenapa kamu tau... bukannya kamu sudah tidur...?” tanya Ha jin lagi yang sudah mengingatnya..
”aku tidak menyangka, kamu begitu perhatian padaku” goda Jaejoong.
”ya... ka-kamu belum jawab pertanyaanku... kenapa kamu bisa tau hal itu?”
”akukan punya indra keenam... gomawo ha jin-ahhh... ” ucap Jaejoong lembut seraya tersenyum. Ha jin terperangah melihat senyuman namja didepannya ini.
”ne... cheonmanayoo...” balas Ha jin seraya tersenyum. Manis sekali. Jaejoong sempat terpana dibuatnya. Untuk bebrapa lama, mereka sibuk berpandangan.
Pelan-pelan Tangan Jaejoong menyibak rambut yeoja itu... kemudian mengusap pelan pipi lembut yeoja itu yang kian merona. Jaejoong menatapnya penuh arti.
”mianhee... ” ucap Ha jin sontak menyadarkan Jaejoong. Ha jin mengambil selimutnya dari tangan Jaejoong. Tiba-tiba Jaejoong mennarik tangan Ha jin.
”Ha jin-ahh... kalau kamu mau... aku masih punya selimut spongebob di rumahku... ” canda Jaejoong.
”ya! Berhenti mengejekku...” ucap Ha jin seraya beranjak ke kasurnya.
End of Author POV

Jaejoong POV
Malam ini... aku kebalkon kamar rawatku. Sejenak aku ingin menenangkan pikiranku sambil melihat kemilau kota Seoul di malam hari.Besok aku akan dioperasi.Bukannya aku takut tapi ada sesuatu perasaan yang tak bisa kujelaskan. Seharusnya aku senang karena tidak lama lagi kakiku akan kembali tapi entah mengapa aku tidak begitu menginginkannya. Aku hanya ingin terus berada di kamar ini...
Aku bahagia karena keluargaku dan teman-temanku sering menjengukku.
Umma dan appa senang mendengarku akan dioperasi besok, yah... umma dan appa sekarang sering menjengukku.Tapi yang membuatku aneh, umma bertanya tentang yeoja itu kepadaku. Aku yakin, dari awal umma memang menyukainya. Apa umma menginginkannya menjadi menantu umma. Aku mengulum tawa. Aisshh... apa yang kupikirkan.
Aku menatap yeoja itu dari kaca jendela balkon. Ia sedang menonton acara favoritnya sambil terus mengunyah makan malamnya. Sesekali yeoja itu tersedak karena makan sambil tertawa. Aku tersenyum melihatnya. Ada-ada saja...walau begitu aku kagum dengannya, dia yeoja yang sedikit konyol dan kekanak-kanakan, tapi terkadang dia menjadi sangat dewasa, dan baik. Oh iya satu lagi, muka polos, mata indah, dan semua gerakgeriknya mampu menghipnotisku. Hanya dia yang membuatku gemas ingin menggodanya, membuat jantungku berdebar-debar, membuatku selalu memikirkannya. Aku sadar... sepertinya aku mulai menyukainya...
”Sunbae-ahh... kenapa pisangmu tidak dimakan...” serunya dari dalam kamar.
”aku lebih suka cabe daripada pisang...” jawabku asal.
”yee... aku tidak nanya!” serunya membuatku terkekeh.
”apa... boleh.. aku memakannya....” ucapnya dengan ekspresi memelas. Aku benar-benar gemas melihatnya.
”ada berapa pisangnya...?” tanyaku.
”ada dua...”
” coba bawa kesini aku akan memeriksanya”
”mwo! untuk apa diperiksa?” dia terkekeh.
”ya! Aku ingin melihat apakah pisang itu akan kuberikan kepadamu atau tidak...”
”Aisshh... aneh sekali kamu ini,,, mau memberi pisang saja ribet sekali...” protesnya membawa pisang itu kepadaku. Aku mengamati pisang itu. Kubuka kulitnya dan kumakan satu gigitan.
”ternyata pisang enak juga ya...” candaku.
”Aish! ... kamu hanya minta diambilkan pisang kan...” keluhnya.
”apa kamu mau bekas gigitanku...” godaku lagi seraya menyodorkan pisang yang tadi kumakan.
”mwo! yang benar saja...” ia mendengus dan berlalu tapi kemudian tangannya kucegat.
”nde... ini untukmu...” ucapku menyerahkan pisang yang kedua.
”joengmal... ” ia segera meraih pisang itu. Sebenarnya ia ingin masuk ke kamar tapi berhubung pintunya terhalang kursi rodaku ia mengurungkan niatnya. Ia duduk dikursi balkon sambil mengunyah pisangnya. Dan sekarang kami duduk bersebelahan. Yess!!!!
”nafsu makanmu besar juga ternyata...” ucapku.
”nde... supaya cepat sembuh...jaa... kamu juga harus banyak makan supaya cepat sembuh” jawabnya.
”aisshhh... kamu begitu perhatian...” godaku.
”tentu saja...” ucapnya asal. Reflex aku menatap ke arahnya dan ia mulai sedikit salah tingkah menyadari omongannya tadi.
”tentu saja... supaya kamu... kamu cepat pulang... jadi aku bisa bebas menggunakan kamar ini...”ralatnya. Aku sedikit kecewa mendengarnya. Aku tau maksudnya tidak seperti itu.
”jadi kamu tidak senang sekamar denganku....”ucapku lirih memandang ke arahnya. Aku sengaja memancingnya.Kulihat ekspresi mukanya yang sedikit merasa bersalah.
”anii... bukan begitu maksudku...” ucapnya.
”lalu... apa?... apa kamu merasa tertekan dengan kehadiranku...” ucapku terus menatap wajahnya.
”anii... anii...” ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
”aku... aku... hanya ingin... supaya sunbae... cepat sembuh...” ucapnya tertunduk. Aku begitu bahagia mendengar perkataannya.
”Ha jin-ahh... tatap aku...” ucapku meraih dagunya. Untuk kedua kalinya kami berpandangan cukup lama. Aku kembali mengelus pipinya. Aku benar-benar terhipnotis. Dadaku berdegup kencang saat ini.
”ya! Infusku... hampir habis” ucapnya mengagetkanku tepat sebelum aku mendekatkan wajahku ke wajahnya.. Ia kembali mengalihkan pembicaraan. Aku tersenyum melihatnya salah tingkah.
”e...e.. sunbae-ahh... bisa permisi sebentar... sepertinya perawat lupa mengganti infusku... aku harus segera memanggilnya..” ucapnya gelagapan.
”nde...” ucapku mengulum tawa seraya memberikan jalan untuk yeoja itu. Aku memang sengaja memblokade pintu ini. Aku tersenyum sambil memejamkan mataku. Karena dari tadi di kepalaku hanya ada wajahnya.
End Jaejoong POV

Ha jin POV
Aku menyentuh pipiku yang dielus namja itu. Omona... ada apa denganku... aku menepuk-nepuk pipiku. Aku benar-benar gelagapan tadi. Jantungku berdegup kencang. Seumur hidup, baru kali ini aku merasakannya. Untung tadi aku melihat infusku hampir habis. Kalau tidak... apa yang akan terjadi... aku malu sendiri membayangkannya. Pabo...
Aku berjalan di koridor lantai 7 ini. Aku celingak celinguk mencari ruangan perawat. Pantas saja malam ini begitu sepi, sudah jam 12 malam. Aku baru sadar, tadi sebelum makan aku memang ketiduran. Aku terus berjalan dengan sedikit sempoyongan di koridor ini seraya menyeret infusku. Rambut panjangku terurai, mukaku pucat. Aku jadi merasa seperti hantu... aku bergidik... ingin rasanya aku cepat-cepat kembali ke kamar.
Itu dia... aku menemukan ruangan perawat itu. Aku melongo ke dinding ruangan itu. Karena dindingnya terdapat beberapa loket.
”Annyeong...!” sapaku semangat. Seorang namja duduk membelakangi loket. Ia terlihat sedang bergurau dengan perawat lain. Dan seketika setelah namja itu menoleh ke arahku....
”Aaaaaaaaaaaaaaaa!!!” Junsu berteriak histeris karena dia terkejut melihatku. Ekspresinya seperti melihat hantu. Bahkan ia hampir saja jatuh dari kursinya.
”Ummaaa!!! Hee chul juga tak kalah histeris. Ia sedikit tersedak karena terlihat hampir menelan utuh permen yang dimakannya.
”Omo...omo...” So hee terkejut namun tidak sehisteris yang lain. Aku mengulum tawa melihat reaksi mereka. Walau sedikit jahat, tapi aku Senang sekali mengejutkan mereka.
”Ha jin-ahh... kau mengagetkan kami...” ucap Junsu seraya mengelus-elus dadanya.
”mianhe...aku hanya ingin bilang... infusku habiss....” ucapku mengulum tawa aku segera beranjak dari tempat itu dan kembali ke kamar seraya masih mengulum tawa.Setelah pintu kamar kututup. Aku tertawa lepas. Dari tadi aku menahan tawaku, takut kalau kedengaran pasien kamar lain. Aku terduduk di depan pintu. Aku menutup mulutku seraya terus tertawa. Jaejoong oppa hanya bisa bengong melihatku.
”wae...? kenapa kamu tertawa seperti itu...?”ucapnya. lagi-lagi aku kembali tertawa lepas mendengar pertanyaannya karena aku teringat ekspresi mereka.
”anii...” ucapku di sela tawaku. Dengan sempoyongan aku berjalan ke kasurku.
”hey... hati-hati... aku tidak bisa menolongmu kalau kamu terjatuh... kakiku masih sekarat...” ucapnya.
”nde...” ucapku seraya duduk di tepi kasur. Tiba-tiba Heechul oppa masuk dan membawa infus baru. Aku tidak bisa menahan tawaku lagi ketika melihatnya. Ia menghampiriku.
”ya! Teruslah tertawa... kamu berhasil membuatku histeris...” ucapnya seraya mengacak acak rambutku. Kemudian memasang infusku.
”mi-mianhe...” ucapku di sela tawaku.
“sudahlah...sebenarnya aku yang harus minta maaf, mianhee... malam ini aku lupa menggantikan infusmu...” ucapnya lagi.
“tapi tadi benar-benar lucu... kamu lihatkan reaksi Junsu... dia hampir jatuh dari kursinya..” ucap Hee chul oppa semangat. Ia juga tertawa lepas. Aku yang mendengarnya pun kembali tertawa.
”ya!! Kalian bicara apa? Apa yang kalian tertawakan?” protes Jaejoong oppa. Hee chul oppa pun menceritakan kejadian tadi lengkap dengan peragaannya.
”ahahahaha!” Jaejoong oppa juga tertawa mendengarnya.
”sayang sekali aku tidak melihat Junsu...” ucapnya membuat Hee chul oppa kembali tertawa. Aisshh... melihat mereka tertawa berlebihan seperti itu membuat kejadian itu tidak selucu tadi.
End of Ha jin POV
TBC***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar